Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Upafilum: Vertebrata
Kelas:Mammalia
Ordo: Proboscidea
Famili: Elephantidae
Gajah adalah mamalia darat terbesar yang masih hidup, serta famili dari ordo Pachyderm, dan satu-satunya famili yang tersisa dari ordo Proboscidea. Terdapat 2 spesies gajah di dunia yaitu:
dan Gajah Afrika (Loxodonta aricana).
Gajah Asia berbeda dengan gajah Afrika. Gajah Asia memiliki telinga lebih kecil sedikit daripada gajah Afrika, mempunyai dahi yang rata, dan dua bonggol di kepalanya merupakan puncak tertinggi gajah, dibandingkan dengan gajah Afrika yang mempunyai hanya satu bonggol di atas kepala. Selain itu, ujung belalai gajah Asia hanya mempunyai 1 bibir, sementara gajah Afrika mempunyai 2 bibir di ujung belalai. Kedua jenis kelamin gajah Afrika mempunyai gading sementara hanya gajah Asia jantan yang mempunyai gading yang jelas terlihat.
Gajah termasuk dalam kategori hewan herbivora. Ia menghabiskan 16 jam sehari untuk mengumpulkan makanan. Makanannya terdiri atas sedikitnya 50% rumput, ditambah dengan dedaunan, ranting, akar, dan sedikit buah, benih dan bunga. Karena gajah hanya mencerna 40% dari yang dimakannya, mereka harus mengonsumsi makanan dalam jumlah besar. Gajah dewasa dapat mengonsumsi 300 hingga 600 pon (140-270 kg) makanan per hari. Enam puluh persen dari makanan tersebut tertinggal dalam perut gajah dan tidak dicerna.
Pernyebaran gajah di Asia meliputi India, Asia Tenggara termasuk Indonesia bagian barat dan Sabah (Malaysia Timur). Sedangkan gajah di Afrika pernyebarannya meliputi sebagian besar daratan Afrika yang berupa padang rumput. Di Indonesia, gajah terdapat di Sumatera (gajah Sumatera) dan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur (gajah Borneo).
Yang membuat gajah nampak berbeda adalah belalainya. Belalainya yang panjang, mirip dengan selang di kebun, memiliki 50 ribu otot. Apa yang kalian baca benar adanya; 50.000 otot! Lubang hidungnya berada di ujung belalainya. Gajah menggunakan belalainya untuk untuk meletakkan makanan dan air ke dalam mulutnya, untuk mengangkat benda-benda, dan, tentunya, untuk mencium bebauan. Belalai ini mampu membawa empat liter air. Mereka dapat menghisap air ini kedalam mulut dan meminumnya atau menyiramkannya ke tubuh mereka.
Yang mengejutkan, seekor gajah dapat mengambil sebutir kacang kapri mungil dengan belalainya - yang dapat mengangkat benda besar - memecahkan di dalam mulutnya lalu memakannya. Sungguh mengagumkan bahwa binatang sebesar itu dapat melakukan pekerjaan yang halus seperti itu. Belalai aneka fungsi ini dapat pula digunakan sebagai jari, terompet, atau kadang-kadang sebagai pengeras suara.
Selain itu, gajah menggunakan belalainya untuk menyiram air ke badannya untuk mandi atau menyemprotkan debu pada badannya untuk mandi debu. Akan tetapi, anak-anak gajah gagal menggunakan belalainya. Kadang mereka menginjak belalainya dan terjatuh. Kita barangkali melihatnya sebagai sesuatu yang lucu, akan tetapi sesungguhnya anak-anak gajah ini tidak menyukainya. Induk gajah menyertai anak-anaknya selama dua belas tahun. Selama enam bulan, induk gajah mengajari anak-anaknya, bagaimana menggunakan belalainya, dan dia tidak pernah bosan melakukannya.
Pada kedua sisi mulutnya, gajah memiliki dua gading yang runcing. Gading ini membantu mereka menjaga diri. Selain itu, seekor gajah menggunakan salah satu gadingnya untuk menggali tanah dan mencari air,
Gigi binatang ini - yang mengunyah tanaman-tanaman berserat - mudah aus. Oleh karena itu, Allah Tuhan kita telah memberi mereka suatu sifat yang sangat menarik: setiap gigi yang aus digantikan oleh gigi lain di barisan belakang.
Seekor gajah yang sedang tumbuh dapat memakan kira-kira 330 kilogram tanaman setiap hari. Jumlah ini sama dengan enam karung kecil jerami. Setiap hari, gajah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk makan.
Sekarang, kami akan sampaikan satu lagi informasi menarik tentang gajah. Pernahkah kalian berpikir bagaimana binatang besar berkulit tebal ini mendinginkan diri? Seperti yang mungkin kalian bayangkan, gajah tidak dapat berkeringat karena kulit tebalnya. Sebagai gantinya, ia mendinginkan diri dengan bantuan air dan lumpur yang mereka jumpai. Tentu saja, gajah memiliki cara lain untuk menyegarkan diri. Misalnya, mereka menggunakan telinganya sebagai kipas dan mendinginkan badannya dengan itu. Pembuluh darah yang tipis pada telinganya juga mendinginkan mereka dan menyegarkan seluruh tubuh.
Satu sifat gajah lainnya telah menyita perhatian para pemburu dan ahli binatang dari dulu. Hal yang mencengangkan mereka adalah gemuruh dari perut gajah. Ketika sedang bergemuruh, perut gajah mengeluarkan suara sangat keras. Akan tetapi yang menakjubkan bukanlah suara keras perutnya melainkan bagaimana gajah mengaturnya. Sesungguhnya suara keras tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan pencernaan. Gajah-gajah membuat suara tersebut untuk mengetahui keberadaan kawannya. Yang lebih mencengangkan, ketika merasa terancam mereka tiba-tiba diam. Ketika ancaman tersebut berlalu, mereka mulai bersuara kembali. Berkat cara ini, gajah dapat berkomunikasi dengan sesamanya bahkan dari jarak empat kilometer.
Cerita perpindahan gajah selalu membuat ahli binatang kagum. Binatang ini dengan telinga lebar dan tubuh besarnya berpindah di musim kering dan selalu mengikuti jalan yang sama. Yang lebih menarik adalah mereka membersihkan sampah, seperti potongan kayu, yang mereka temukan dalam perjalanan.
Karena gajah merupakan binatang yang menyebar di wilayah yang luas, sangat penting bagi mereka untuk membangun “komunikasi” yang kuat. Gajah tidak menggantungkan komunikasi ini dari daya penciumannya yang tajam saja. Di samping itu, Allah telah menciptakan suatu organ di bawah keningnya yang menghasilkan suara parau. Berkat organ ini, gajah bercakap-cakap dengan sesamanya dalam bahasa kode rahasia yang tidak dimengerti oleh binatang lain. Suara parau gajah-gajah ini dapat mencapai jarak yang sangat jauh. Dengan demikian suara khusus yang dihasilkan gajah ini cocok untuk komunikasi jarak jauh.
0 komentar:
Posting Komentar