google3394c6c8fadba720.html Vitamin B6 (piridoksin) ~ KUNCUP BIO
SELAMAT DATANG DI TAUFIK ARDIYANTO'S BLOG

Jumat, 16 Maret 2012

Vitamin B6 (piridoksin)

Taufik Ardiyanto

Buat Lencana Anda

Fungsi :
Berperan untuk menjalankan fungsi normal otak & syaraf. Bermanfaat juga untuk memecah protein & pembuatan sel darah merah. Berperan sebagai koenzim untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang berujung pada pelepasan energi. Berperan pada metabolisme asam amino dan sistem imun tubuh

Sumber:
Banyak terdapat pada kentang, pisang, buncis, kacang-kacangan & biji-bijian, daging merah, ikan, telur, bayam & makanan yang sudah difortifikasi.

Efisiensi Piridoksin
Pada hewan defisiensi vitamin ini menimbulkan akrodinia, dermatitis, dan penebalan cakar, telinga, hidung dan lain-lain. Pada manusia dapat timbul (1) kelainan kulit berupa dermatitis seboroik dan peradangan pada selaput lendir mulut dan lidah; (2) kelainan SSP berupa perangsangan sampai timbulnya kejang; dan (3) gangguan sistem eritropoetik berupa anemia hipokrom mikrositer.

Kebutuhan Sehari
Kebutuhan manusia akan piridoksin berhubungan dengan konsumsi protein yaitu kira-kira 2 mg/100 mg protein.

Sediaan dan Indikasi
Piridoksin tersedia sebagai tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/ml piridoksin HCl untuk injeksi. Selain untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B , vitamin ini juga diberikan bersama vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B kompleks. Indikasi lain untuk mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat misalnya isoniazid, sikloserin, hidralazin, penisilamin yang bekerja sebagai antagonis piridoksin dan/atau meningkatkan ekskresinya melalui urin. Piridoksin dapat diberikan secara profilaksis sejumlah 30 %- 500 % AKG selama terapi antagonis piridoksin. Pemberiannya pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral yang mengandung estrogen juga dibenarkan, karena kemungkinan terjadinya defisiensi piridoksin pada wanita-wanita tersebut. Piridoksin juga dilaporkan dapat memperbaiki gejala keilosis, dermatitis seboroik, glositis dan stomatitis yang tidak memberikan respon terhadap tiamin, riboflafin dan niasin serta dapat mengurangi gejala-gejala yang menyertai  tegangan pra haid (premenstrual tension). Piridoksin diindikasikan untuk anemia yang responsive terhadap piridoksin yang biasanya sideroblastik dan mungkin disebabkan kelainan genetik. Sebaliknya pemakaian piridoksin hendaknya dihindsrkan pada penderita yang mendapat levodopa.

Efek Samping
Piridoksin dapat menyebabkan neuropatik sensorik atau sindrom neuropati dalam dosis antara 50 mg-2 g per hari untuk jangka panjang. Gejala awal dapat berupa sikap yang tidak stabil dan rasa kebas di kaki, diikuti pada tangan dan sekitar mulut. Gejala berangsur-angsur hilang setelah beberapa bulan bila asupan piridoksin dihentikan.

0 komentar:

Posting Komentar