google3394c6c8fadba720.html Phycomycetes (Cendawan berderajat rendah) ~ KUNCUP BIO
SELAMAT DATANG DI TAUFIK ARDIYANTO'S BLOG

Senin, 21 November 2011

Phycomycetes (Cendawan berderajat rendah)

Dalam kelompok fungi berderajat rendah dimasukkan suatu kelompok besar cendawan yang beda vegetatifnya berhifa bercabang-cabang beberapa kali, berinti banyak dan tidak bersekat. Sebagian fungi berderajat rendah menghasilkan spora dalam sporangium. Bentuk yang primitive yang disesuaikan untuk hidup dalam air membentuk spora dan gamet yang mampu bergerak. Pada peralihan bentuk-bentuk yang hidup dalam air ke bentuk-bentuk yang lebih maju, amfibi dan kehidupan di atas tanah, kadang-kadang masih dapat dijumpai stadium-stadium yang bergerak.

Chytrdiomycetes. Chytrdiomycetes merupakan cendawan yang hidup terutama dalam air, beberapa anggota dapat ditemukan di atas tanah. Ukurannya mikroskopik. Dinding sel nampak terdiri dari kitin. Di antaranya banyak yang parasit pada ganggang plankton dan tumbuh-tumbuhan air. Yang mempunyai arti ekonomi sebagai parasit pada tumbuhan kultur dapat disebut Synchytrium endobioticum,  penyebeb tumor kentang, Rhizophidium pollinis  Suatu parasit pada tepung sari pinus merupakan onyek yang disukai untuk demonstrasi.

Synchytrium endobioticum
Oomycetes. Oomycetes adalah kelompok cendawan yang hidup dalam air dan tanah, cendawan-cendawan ini aseksual, yang memperkembangkan diri dengan zoospora, Saprolegnia dan Leptomitus terkenal sebagai cendawan air dan hidup dalam air. Peronosporales telah meningkat ke hidup di atas tanah. Cendawan ini parasit obligat yang seluruh perkembangannya berlangsung dalam tumbuh-tumbuhan. Meskipun demikian cendawan-cendawan ini masih membentuk zoospora. Termasuk dalam kelompok cendawan ini parasit-parasit yang apling merugikan: Phytophthora infentans sebagai penyebab pembusukan daun dan umbi kentang, dan Plasmopara viticola penyebeb jamur palsu ranting anggur.

Plasmopara viticola 
Saproglenia  tersebar luas dan mudah diisolasi dan dikultivasi. Dengan metode umpan dapat dibuat biak pengkayaan cendawan ini kalau diletakkan seekor lalat mati dengan sayap dan kakinya direntangkan ke bawah di atas permukaan air telaga dalam cawan, maka dalam waktu beberapa hari lalat diliputi oleh hifa dan sporangium. Pembentukan sporangium dan melenyapnya zoospora dapat mudah diikuti dengan mikroskop.

Yang menarik perhatian ialah bahwa Saprolegnia dan genus-genus serumpun dijumpai diplani. Terjadi dua tahap kerumunan secara berturut-turut. Zoospora primer yang dikeluarkan oleh sporangium menjadi kista sesudah tahap berkerumun pertama. Kista-kista ini mengeluarkan zoospora kedua yang sesudah masa berkerumun kedua kembali menjadi kista. Baru kemudian kista ini berkecambah dengan suatu pipa kecambah dan membentuk hifa.

Reproduksi seksual terjadi dengan kontak langsung gametangium dan juga kontak anteridium dengan oogon. Sebagian besar  Saproleginiaceae  bersifat hermafrodit atau homotalus. Kopulasi anteridium dengan oogon terjadi pada benda vegetasi sama. Oogon berbentuk bulat, memiliki dinding tebal dan mengandung beberapa telur (oosfer). Anteridium yang lebih kecil dibentuk pada ujung-ujung hifa dan dalam keadaan matang mengikatkan diri pada oogonium secara bersendiri atau beberapa buah. Dari anteridium pipa pembuahan didorong menembus dinding oogon pada oosfer. Hanya satu inti masuk sampai inti telur dan meleburkan diri dengannya menjadi inti zigot yang diploid. Setiap pembuahan tiap oosfer meliputi diri dengan dinding tebal dan menjelma menjadi oospora. Sesudah masa istirahat lama oospora berkecambah dengan sebuah pipa kecambah; pada pristiwa ini terjadi pembelahan reduksi. Pembentukan sporangium mengakhiri siklus perkembangannya.

Zygomycetes. Nama Zygomycetes (cendawan penghubung) berasal dari jenis perbanyakan diri seksual., terutama pembentukan zigospora. Zoenozigot atau zigospora terjadi oleh peleburan dua gametangium (gametangiogami), yang menghubungkan kedua hifa induk seperti jembatan atau penghubung (junani zygos). Zigomiset merupakan kelompok dari Phycomycetes yang derajat perkembangannya paling tinggi dan beralih ke kehidupan di atas tanah. Cendawan-cendawan ini terbagi lebih lanjut dalam tiga ordo: Mucorales, Entomophthorales, dan Zoopagales Zoopagales.

Mucorales hidup di atas bahan organic yang membusuk; kerap kali bersifat koprofil yaitu mengutamakan feses sebagai subtract; tinja kuda dan cairan perasannya merupakan subtract penelitian yang berharga. Nama-nama seperti  Mucor mudeco, Rhizopus nigricans, R. oryzae, R. arrhizus, R. rouxii, Phycomyces blakesleeanus Choanephora cucurbitarium, Blakesleea dan lain-lain tidak hanya lazim dikenal oleh para ahli mukologi saja, tetapi karena pemanfaatannya dalam industry juga dikenal oleh para ahli kimia dan bioteknologi.

Pada kndisi anaerob pertumbuhan cendawan ini pada umumnya amat kurang dan hanya berlangsung untuk waktu singkat. Dengan menghilangkan oksigen udara maka cendawan beralih ke peragian; banyak cendawan dalam keadaan ini membentuk asam laktat atau etanl. Cendawan-cendawan ini juga memperlihatkan bentuk pertumbuhan baru; Mucor racemosus dalam keadaan anaerob membentuk misel berkutub dan sel-sel mudanya memperbanyak diri dengan cara bertunas.

Penyebaran Mucor  berlangsung amat cepat karena sporangiospora dibentuk dalam jumlah besar dank arena pertumbuhan cepat dari hifa Rhizopus stolonifer (=R. nigricans) sebagai contoh membentuk perpanjangan atau stolon yang dapat menghubungkan bagian-bagian yang letaknya berjarak beberapa sentimeter.

Pembiakan aseksual terjadi dengan pembiakan sporangium dan sporangiospora. Dari misel yang tumbuh subur tumbuh tegak lurus poros-poros samping yang membatasi diri dengan dinding melintang dan ujungnya membengkak menyerupai kepala. Cendawan ini menyisihkan suatu daerah terisi penuh di bagian luar dari daerah dalam yang kurang terisi; kadua daerah ini dipisahkan oleh dinding sel yang menjorok ke dalam sporangium, dan disebut kolumela. Daerah perifer dapat mengandung ratusan bahkan ribuan inti dan di sekelilingnya akan berkumpul sitoplasma dan akan menjadi sporangiospora. Banyak Mucor  membentuk sporangium kecil dan sporangial pada penompang sporangium yang bercabang. Sporangial mengandung sejumlah kecil atau hanya satu spora.

Sporangium Pilobolus berbentuk agak lain. Hifa penompangnya membengkak tepat disebelah bawah sporangium menjadi gelembung; di atas pembengkakan ini bertengger sporangium sebagai topi berbentuk kuntum. Pada pengambilan air terjadi kelebihan tekanan yang besar dan penompang sporangium yang matang menyobek kolumela dan melontarkan sporangium termasuk kolumela sampai setinggi dua meter.

Pembiakan seksual dan siklus pembuahan dinyatakan pada Rhizopus nigricans  sporangiospora yang dibebaskan berinti banyak. Pada kondisi yang menguntungkan sporangiospora berkecambah dan tumbuh menjadi misel hawa yang bercabang banyak. Di tempat terjadi pemunculan keluar dari subtract terbentuk rizoid yang memesuki subtract. Segera kemudian muncul satu atau bebrapa penompang sporangium  pada R. nigricans  hanya akan terjadi reproduksi seksual kalau dua miselium yang berbeda tetapi kompatibel, jadi bila suatu suku (+) dan satu suku (-) saling jumpa. Pada pendekatan terbentuk poros kopulasi yang membengkak menjadi progametangium, memperkaya diri dengan sitoplasma dan inti-inti segera dipisahkan dari hifa penompang oleh dinding melintang. Pada daerah kontak gametangium dinding sel menghilang, dan protoplasmanya meleburkan diri (gametangiogami). Terjadi perkawinan antara setiap inti (+) dengan inti (-)  dan peleburan inti. Selama tahap ini zonozigot membesar menjadi bentuk berdinding tebal. Sesudah masa istirahat zigospora terbuka dan berkecambah dengan suatu sporangium kecambah, dan intinya mengalami pembelahan reduksi. Dengan demikian benda vegetasinya adalah haploid.

1 komentar:

Posting Komentar