google3394c6c8fadba720.html Struktur Dan Anatomi Lidah ~ KUNCUP BIO
SELAMAT DATANG DI TAUFIK ARDIYANTO'S BLOG

Minggu, 26 September 2010

Struktur Dan Anatomi Lidah

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani, γλωσσα.

Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut

Struktur

Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.

Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.


Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:

    papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;
    papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah;
    papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada hewan pengerat.

Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.

Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papilla). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang di kelilingi parit – parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada parit – parit papilla bentuk dataran, di bagian samping dari papilla berbentuk jamur dan di permukaan papilla berbentuk benang.

Pada mamalia dan vetebrata yang lain, pada lidah terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat – zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup – kuncup pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan terletak di permukaan epithelium dan permukaan atas lidah kadang juga di jumpai pada langit langit rongga mulut, faring dan laring, walaupun sedikit sekali.Kuncup – kuncup pengecap ini ada tersebar dan ada pula yang berkeloompok dalam tonjolan – tonjolan epitel yang di sebut papilla. Terdapat empat macam papiila lidah yaitu :

    penonjolan yang sangat padat sepanjang pinggi samping belakang lidah
    papila fungiformia, penonjolan dengan tangkai kecil dan permukaan yang melebar berbentuk seperti jamur
    papila sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah dan merupaka papila yang sangat besar dengan menutupi papila yang lainnya
    papila filiformis, merupaka penonjolan berbentuk seperti konus, sangat banyak terdapat pada seluruh permukaan lidah,

pada pada papila ini tidak terdapat kuncup – kuncup pengecapSetiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatory) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat – zat kimia dari makanan yang kita maka mencapai kuncup pengecap melalui lubang – lubang pengecap (taste proses).

Kuncup – kuncup pengecap dapat merespon empat rada dasar yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Pada lidah reseptor – reseptor yang sensitive terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah sedangkan untuk rasa asam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangakal lidah sensitif dengan rasa pahit dan bagian samping depan sensitive dengan rasa asin.

Fungsi dan Jenis-Jenis Kelenjar Ludah (saliva)

Ludah diproduksi secara berkala dan susunannya sangat tergantung pada umur, jenis kelamin, makanan saat itu, intensitas dan lamanya rangsangan, kondisi biologis, penyakit tertentu dan obat-obatan. Manusia memproduksi sebanyak 1000-1500 cc air ludah dalam 24 jam, yang umumnya terdiri dari 99,5% air dan 0,5 % lagi terdiri dari garam-garam , zat organik dan zat anorganik. Unsur-unsur organik yang menyusun saliva antara lain : protein, lipida, glukosa, asam amino, amoniak, vitamin, asam lemak. Unsur-unsur anorganik yang menyusun saliva antara lain : Sodium, Kalsium, Magnesium, Bikarbonat, Khloride, Rodanida dan Thiocynate (CNS) , Fosfat, Potassium. Yang memiliki konsentrasi paling tinggi dalam saliva adalah kalsium dan Natrium.

Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah atau air liur). Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan fetus (4 – 12 minggu) sebagai invaginasi epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke dalam duktus dan jaringan asinar. Saliva terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh jaringan rongga mulut. Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar antara 0,3-0,4 ml/menit sedangkan apabila distimulasi, banyaknya air ludah normal adalah 1-2 ml/menit. Menurunnya pH air ludah (kapasitas dapar / asam) dan jumlah air ludah yang kurang menunjukkan adanya resiko terjadinya karies yang tinggi. Dan meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan pembentukan karang gigi.

Saliva memiliki beberapa fungsi, yaitu :

1.      Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan 

         menelan makanan

2.      Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair 

         sehingga mudah ditelan dan dirasakan

3.      Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman

4.      Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer

5.      Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) 

         dan lipase ludah

6.      Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor 

          pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva

7.      Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam

         tubuh.

8.     membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah)

Kurang lebih 80% bau mulut timbul dari dalam rongga mulut. Air ludah atau saliva memegang peranan dalam masalah bau mulut, gigi berlubang dan penyakit rongga mulut/penyakit tubuh secara keseluruhan karena air ludah melindungi gigi dan selaput lunak di rongga mulut dengan sistem buffer sehingga makanan yang terlalu asam misalnya bisa dinetralkan kembali keasamannya dan juga segala macam bakteri baik yang aerob (hidup dengan adanya udara) maupun bakteri anaerob (hidup tanpa udara) dijaga keseimbangannya. Di dalam air ludah juga terdapat antigen dan antibodi yang berfungsi melawan kuman dan virus yang masuk ke dalam tubuh sehingga kita sehingga tubuh tidak akan mudah terserang penyakit. Seandainya dalam keadaan normal tersebut seseorang memakai obat kumur ataupun antiseptik yang berlebihan, maka justru keseimbangan bakteri akan terganggu, bakteri-bakteri yang penting bisa menjadi mati, justru bakteri-bakteri yang merusak malah menjadi berlipat ganda sehingga timbul lah masalah dalam rongga mulut. Adanya bakteri akan dapat membuat sisa makanan di gigi/selaput rongga mulut terfermentasi (seperti halnya ragi), sehingga timbul racun bersifat asam yang akan membuat email menjadi rapuh (mengalami demineralisasi/mineral gigi rontok )mula-mula secara mikro dan dengan berjalannya waktu gigi akan berlubang secara kasat mata. Masalah lain, bakteri terutama bakteri anaerob (hidup tanpa udara) akan mengeluarkan gas yang mudah menguap antara lain seperti gas H2S (Hidrogen Sulfid), Metil Merkaptan dll. Gas ini menimbulkan bau mulut.

Pada orang-orang yang mengalami diabetes/kencing manis, perokok, makan obat-obatan tertentu, orang lanjut usia, maupun orang yang menjalani terapi radiasi (pada penderita kanker) punya kecenderungan air ludahnya berkurang (disebut dengan istilah xerostomia=kekeringan rongga mulut). Hal ini bisa diatasi dengan terapi obat-obatan yang merangsang keluarnya air ludah (dengan obat-obatan yang diresepkan dari dokter gigi). Kecuali bagi perokok, barangkali lebih bijaksana apabila frekuensi rokoknya yang dikurangi, juga orang yang sedang meminum obat-obatan tertentu yang dapat menimbulkan kekeringan rongga mulut, dapat kembali seperti semula apabila obat-obatan telah dihentikan pemakaiannya. (Khususnya pada penderita diabetes/kencing manis, ada bau mulut khas yakni bau aseton). Kemudian dalam hal kualitas, hindari makan-makanan yang terlalu banyak mengandung zat-zat kimia, seperti makanan yang banyak mengandung zat pengawet, zat pewarna tambahan, zat penambah rasa, atau makanan yang terlalu manis/lengket/asam , maupun minuman-minuman berkarbonasi secara terus menerus. Sebab dengan keasaman yang terus menerus, air ludah tidak dapat menyangga kadar keasamannya (fungsi buffer tadi) supaya pH-nya naik kembal. Jadi keasaman yang terus menerus itu yang membuat gigi berlubang (mengalami demineralisasi email). Bila ingin minum air bersoda, atau permen lebih baik dimakan dalam satu waktu tertentu berdekatan dengan makan pagi/makan siang/makan malam dan diakhiri dengan minum air putih/sikat gigi, daripada memakan atau meminumnya sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama. Menyikat gigi umumnya dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi setelah makan pagi dan malam sebelum tidur. Dengan jumlah yang 2 kali dan juga kesalahan manusiawi misalnya tidak bisa setiap saat bisa membersihkan gigi dengan tepat dan teliti ke seluruh bagian, maka kita harus melepaskan waktu perawatan sisanya kepada air ludah yang cukup jumlahnya dan baik kualitasnya. Dengan cara makan makanan yang alamiah tidak banyak mengandung zat kimia, yakni zat perasa, pewarna dan pengawet, makan makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan supaya saat menggigit air ludah dapat terrangsang untuk keluar (pada makanan yang semuanya lunak/tidak berserat, gigi tidak perlu menggigit kuat, akibatnya air ludah juga tidak banyak keluar), menghindari minuman berkarbonasi (secara berlebihan) dan juga pola makannya diatur dengan memakan camilan/minuman manis berdekatan dengan waktu makan makanan utama, setelah itu gigi dibersihkan, apabila tidak dapat menggosok gigi, kumur-kumurlah atau minumlah air putih yang banyak. Itu adalah cara yang sederhana dan paling mudah dilakukan.

Jenis kelenjar saliva dan muaranya

Macam-macam kelenjar ludah :

1.         Kelenjar ludah utama /  mayor /  besar-besar

Kelenjar-kelenjar ludah besar terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga mulut.

Kelenjar saliva mayor terdiri dari :

Ø      Kelenjar Parotis , terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula

Ø      Kelenjar Submandibularis (submaksilaris) , terletak dibagian bawah korpus 

         mandibula

Ø      Kelenjar Sublingualis ,  terletak dibawah lidah

Kelenjar ludah besar sangat memegang peranan penting dalam proses mengolah makanan.

Kelenjar Parotis

v     Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar yang terletak antara prossesus   mastoideus dan ramus mandibula.

v     Duktus kelenjar ini bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi 

       dan gusi dihadapan molar 2 atas.

v     Kelenjar parotis dibungkus oleh jaringan ikat padat

v     Mengandung sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim, fosfatase asam, 

       aldolase, dan kolinesterase.

v     Jaringan ikat masuk kedalam parenkim dan membagi organ menjadi beberapa

       lobus dan lobulus

v    Secara morfologis kelenjar parotis merupakan kelenjar tubuloasinus (tubulo-alveolar) bercbang-cabang (compound tubulo alveolar gland)

v    Asinus-asinus murni serus kebanyakan mempunyai bentuk agak memanjang dan kadang-kadang memperlihatkan percabangan-percabangan

v     Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket

v     Saluran keluar utama ( duktus interlobaris) disebut duktus stenon (stenson) terdiri 

       dari epitel berlapis semu.

v     Kearah dalam organ duktus ini bercabang-cabang menjadi duktus interlobularis

       dengan sel-sel epitel berlapis silindris

v     Duktus interlobularis tadi kemudian bercabang-cabang menjadi duktus

       intralobularis. Kebanyakan duktus intralobularis merupakan duktus Pfluger yang

       mempunyai epitel selapis silindris yang bersifat acidophil dan menunjukkan garis-

       garis basal

v     Duktus Boll pada umumnya panjang-panjang dan menunjukkan percabangan

v     Duktus Pfluger agak pendek

v     Sel-selnya pipih dan memanjang

v     Pada jaringan ikat interlobaris dan interlobularis terlihat banyak lemak yang berhubungan dengan “kumpulan lemak bichat” (Fat depat of bichat). Juga pada jaringan tersebut terlihat cabang-cabang dari Nervus Facialis dan pembuluh darah

Kelenjar submandibularis (submaksilaris)

v     Kelenjar ini terletak disebelah dalam korpus mandibula dan mempunyai duktus 

       ekskretoris (Duktus Wharton) yang bermuara pada dasar rongga mulut pada

       frenulum lidah , dibelakang gigi seri bawah.

v     Merupakan kelenjar yang memproduksi air liur terbanyak

v     Seperti juga kelenjar parotis, kelenjar ini diliputi kapsel yang terdiri  dari jaringan ikat padat yang juga masuk ke dalam organ dan membagi organ tersebut menjadi beberapa lobulus

v     Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalveolar / tubuloacinus bercabang-cabang (compound tubulo alveolar gland)

v     Percabangan duktusnya sama dengan glandula parotis demikian pula sel-selnya

v     Bentuk sinus kebanyakan memanjang

v     Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket

v     Duktus Boll : pendek, sempit sehingga sukar dicari dalam preparat bila dibandingkan glandula parotis. Selnya pipih dan memanjang

v     Duktus Pfluger : lebih panjang daripada duktus pfluger kelenjar parotis dan menunjukkan banyak percabangan sehingga dalam preparat lebih mudah dicari

Kelenjar sublingualis

v     Merupakan kelenjar terkecil dari kelenjar-kelenjar ludah besar

v     Terletak pada dasar rongga mulut, dibawah mukosa dan mempunyai saluran keluar (duktus ekskretorius) yang disebut Duktus Rivinus

v     Bermuara pada dasar rongga mulut dibelakang muara duktus Wharton pada frenulum lidah

v     Glandula sublingualis tidak memiliki kapsel yang jelas tetapi memiliki septa-septa jaringan ikat yang jelas/tebal

v     Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalvioler bercabang-cabang  (compound tubuloalveolar gland)

v     Merupakan kelenjar tercampur dimana bagian besar asinusnya adalah mukus murni

v     Duktus ekskretoris sama dengan glandula parotis

v     Duktus Pfluger sangat pendek

v     Duktus Boll sangat pendek dan bentuknya sudah tidak khas sehingga dalam preparat sukar ditemukan

v     Pada jaringan ikat interlobularis tidak terdapat lemak sebagai glandula parotis

2.         Kelenjar ludah tambahan /  minor / kecil-kecil

Kebanyakan kelenjar ludah merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau submukosa (hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam) yang diberi nama lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Semua kelenjar ludah mengeluarkan sekretnya kedalam rongga mulut.

Ø      Kelenjar labial (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah dengan 

         asinus-asinus seromukus

Ø      Kelenjar bukal (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan asinus-

         asinus seromukus

Ø      Kelenjar Bladin-Nuhn ( Glandula lingualis anterior) terletak pada bagian bawah

         ujung lidah disebelah menyebelah garis, median, dengan asinus-asinus

                   seromukus

Ø      Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) terletak pada pangkal

         lidah, dnegan asinus-asinus murni serus

Ø      Kelenjar Weber yang juga terdapat pada pangkal lidah dengan asinus-asinus

         mukus . Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior

Ø     Kelenjar-kelenjar pada pallatum dengan asinus mukus .

Struktur-struktur kelenjar saliva

Tiap-tiap kelenjar sebagai suatu organ terdiri dari:

1.     Parenkim, yaitu bagian kelenjar yang terdiri dari asinus-asinus dan duktus-duktus bercabang. Asinus merupakan bagian-bagian sekretoris yang mengeluarkan sekret. Sekret ini akan dialirkan melalui suatu duktus untuk menyalurkan sekret kemana mestinya.

2.     Stroma / jaringan ikat interstisial yang merupakan jaringan antara asinus dan duktus tersebut. Jaringan ikat ini membungkus organ (kapsel) dan masuk kedalam organ dan membagi organ tersebut menjadi lobus dan lobulus. Pada jaringan ikat tersebut ditemukan duktus kelenjar, pembuluh darah,s erat saraf dan lemak.

Kelenjar saliva mayor terdiri dari beberapa jenis sel:

1.    Unit sekretori

  Terdiri dari : sel-sel asinar ,  duktus interkalaris , duktus striata , dan main excretory  

  ducts. Sebagai tambahan kepada sel-sel ini yang bertanggung jawab besar untuk

  sekresi dan modifikasi dari saliva, sel-sel plasma juga berkontribusi pada sekresi saliva,  

  setidaknya pada kelenjar minor.

2.    Unit non sekretori

  Terdiri dari myoepitel sel dan sel saraf

Sel-sel asinar

Merupakan unit sekretori sel.

Sel asinar mengandung olyco protein, protein dan elektrolit.

Menurut sekretnya , asinus dapat dibedakan menjadi asinus serus, mukus, dan tercampur

a.       Asinus serus

-    Sekretnya encer

-   Terdapat pada kelenjar parotis

-    Pengecatan HE bewarna ungu kemerahan

-    Lumennya sempit

-    Batas sel sukar dilihat dan antara sel terdapat kanalikuli sekretoris interseluler

-    Inti sel bulat kearah basal

-    Penampakan sel tergantung fase sekresi selnya, dimana pada fase istirahat, bagian apikalnya banyak terdapat butir sekresi (zimogen) sehingga inti sel terdesak ke basal. Dan setelah sekresi sel, maka sel menjadi mengecil.

-    Terdapat sel myoepitel diantara sel kelenjar dan membran basal yang dapat berkontraksi untuk membantu mengeluarkan sekret asinus

b.      Asinus mukus

-    Sekretnya kental

-    Terdapat pada kelenjar saliva minor /  tambahan / kecil-kecil

-    Pengecatan HE berwarna jernih kebiruan

-    Lumennya besar

-    Batas sel lebih jelas terlihat, tidak terdapat kanalikuli interseluler sehingga sekretnya langsung dituangkan oleh sel sekretoris kedalam lumen asinus

-    Inti sel pipih kearah basal

-    Pada fase istirahat, sitoplasmanya mengandung butir mucigen yang sering rusak saat preparat fifiksasi/dicat sehingga sel menjadi lebih terang

-    Terdapat sel myoepitel

-    Organela selnya berbeda dengan sel serus, dimana terdapat lebih sedikit mitokondria, RE, dan banyak apparatus golgi sehingga terdapat lebih banyak komponen karbohidrat pada sekretnya

c.       Asinus campuran

-    Yang dimaksud dengan kelenjar-kelenjar yang mempunyai asinus tercampur, adalah kelenjar-kelenjar yang mempunyai baik asinus serus maupun asinus-asinus mukus sebagai parenkimnya. Campuran tersebut dapat berupa asinus-asinus murni mukus dengan asinus-asinus murni serus atau dapat pula satu asinus mempunyai bagian mukus dan serus bersama-sama

-    Kelenjar submandibularis (submaksilaris) memiliki sel serus lebih banyak dari pada sel mukusnya

-    Kelenjar sublingualis memiliki sel mukus lebih banyak daripada sel serusnya

-    Pada asinus tercampur sel-sel mukus sering didapatkan dekat duktus sedangkan sel-sel serus pada bagian yang jauh dari duktus

-    Kadang-kadang sel mukus berasal dari melendirnya sel-sel asinus karena terganggunay pengeluaran sekretnya. Gangguan tersebut sering terjadi pada duktus Boll

-    Bila dalam satu asinus sel-sel mukus lebih banyak lagi, maka sel-sel albumin (serus) tadi akan terdesak kearah apikal (puncak) asinus, sehingga sel-sel serus tadi merupakan suatu lengkungan yang pada penampang sering terlihat sebagai bulan sabit, yangs ering disebut lanula Gianuzzi (Demilines of Haidenhain, Crescent of Gianuzzi, serous demilunes of Gianuzzi). Bagian ini masih mempunyai kanalikuli sekretoris interseluler yang bermuara ke lumen asinus.

Duktus

Saluran kelenjar ludah terdiri dari beberapa bagian yang panjangnya berbeda-beda menurut jenis kelenjar. Jika dipandang dari segi lobulasi, ada yang letaknya intralobularis dan ada yang interlobularis.

1. Duktus intralobularis

a.    Duktus interkalaris (Duktus Boll)

- Duktus yang menghubungkan asinus dengan saluran berikutnya (duktus Pfluger)

- Bersifat non sekretorius

- Terdiri dari epitel selapis pipih atau selapis kubis

- Fungsi :  a. mengatur sekresi saliva asinar

   b. memodifikasi komponen elektrolit

   c. mengangkut komponen makromolekuler

b.   Duktus sekretorius (Pfluger)

-  Duktus yang lebih besar dan bersifat sekretorious, sehingga disebut juga duktus salivatorius, terutama menghasilkan Ca dan air

-  Epitelnya terdiri dari epitel selapis kubis sampai silindris dimana bagian basalnya menunjukkan garis-garis sehingga juga disebut striated duct (duktus bergaris-garis)

-   Fungsi : a.   Transport elektrolit dengan menyerap sodium dari sekresi utama         

                          diangkut keluar melalui pembuluh darah kapiler

                             b.   memodifikasi kompisisi elektrolit saliva

2. Duktus Interlobularis

      Duktus pfluger tadi dilanjutkan oleh saluran yang lebih besar keluar dari lobulus kelenjar tadi, masuk ke dalam jaringan ikat interlobular. Saluran ini merupakan duktus pengeluaran atau eksretorius yang mengalirkan saliva ke dalam rongga mulut. Terdiri dari epitel selapis silindris atau berlapis semu dan dekat muara duktus, epitel ini berubah menjadi epitel berlapis pipih dan berlanjut ke epitel rongga mulut.

Penamaan duktus berdasarkan atas pakar yang menemukannya :

§          Kelenjar parotis : Stensen

§          Kelenjar Submandibular (submaksilaris) : Whartoni

§          Kelenjar Sublingualis : Bartholini

Fungsi = Resorpsi Na dan sekresi K

Sel Myoepitel

-       Terdapat dalam asinar

-       Fungsinya untuk mengatur pergerakan saliva dari asinar kesistem duktus dengan

        cara kontraksi asinar

Apa yang terjadi pada saluran saliva saat melewati saluran tersebut :

            1. Sekresi bikarbonat dan Kalium (Potassium)

            2. Reabsorbsi Natrium dan Chlorida

Saraf kelenjar ludah

-       Kelenjar ludah disarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis (N VII)

-       Saraf parasimpatis = merangsang keluarnya saliva

-       Saraf simpatis = merangsang reseptor α dan β

Kelenjar ludah mendapatkan supply saraf parasimpatis dari nukleus ludah inferior, kelenjar submandibula dan sublingualis mendapat supply saraf dari nukleus ludah superior. Supply saraf simpatis untuk kelenjar parotis, submandibularis, sublingualis berasal dari ganglion simpatis servikal superior, dengan pleksus saraf yang berjalan ke kelenjar ludah di sepanjang arteri. Kelenjar ludah minor mungkin juga mempunyai supply saraf simpatis dan parasimpatis.

Sekresi kelenjar ludah

Saliva atau ludah merupakan campuran dari beberapa sekresi kelenjar ludah. Sekresi normal saliva sehari berkisar antara 800 – 1500 ml. Pada umumnya saliva merupakan cairan viskus, tidak berwarna yang mengandung air, mukoprotein, immunoglobulis, karbohidrat komponen-komponen organis seperti, Ca, P, Na, Mg, Cl, Fe, dan J. Kecuali itu saliva mengandung pula enzim amilase yaitu ptialin Selanjutnya saliva juga mengandung sel-sel desquamasi yang lazim disebut korpuskulus salivatorius. Komposisi saliva tadi sangat tergantung pada keaktivan kelenjar-kelenajar ludah. Sekresi kelenjar ludah dapat terjadi oleh beberapa faktor, yaitu : reflek saraf, rangsangan mekanis, rangsangan kimaiwi. Bahan makanan dan zat kimia dapat memberi rangsangan langsung pada mukosa mulut. Bahan makanan juga dapat merangsang serat saraf eferens yang berasal dari bagian thorakal. Sekresi air ludah dapat pula timbul secara reflektoris hanya dengan jalan mencium bau makanan, melihat makanan, atau dengan memikirkan dan membayangkan makanan saja.

            Saliva mengandung 2 tipe sekresi protein yang utama yaitu : sekresi serus ( merupakan enzim untuk mencernakan serat à ptyalin) , sekresi mukus (untuk pelumasan dan perlindungan permukaan).

Pada umumnya kelenjar ludah kaya dengan pembuluh darah. Pembuluh darah besar berjalan bersama-sama dengan duktusnya pada jaringan ikat interlobularis dan memberi cabang-cabang mengikuti cabang-cabang duktusnya kedalam lobuli, dimana pada akhirnya ia membentuk anyaman-anyaman kapiler mengitari asinus dan akhirnya kembali membentuk vena yang berjalan bersama-sama dengan pembuluh darah arterinya.

Faktor yang mempengaruhi sekresi saliva :

Ø       Irama siang malam

Ø       Sifat dan besar stimulus

Ø       Tipe kelenjar

Ø       Diet

Ø       Umur, jenis kelamin dan fisiologi seseorang

Ø       Kadar hormon

Ø       Elektrolit

Ø       Kapasitas buffer

Ø       Obat-obatan

Ø       Gerak badan

Mekanisme Kerja Reseptor Pengecap

Reseptor adalah ujung perifer khusus neuron-neuron aferen; reseptor berespons terhadap rangsangan tertentu, mengubah bentuk-bentuk energi rangsangan menjadi sinyal listrik, bahasa sistem saraf. Terdapat jalur-jalur tersendiri yang berlabel dari reseptor-reseptor ke SSP, sehingga informasi mengenai jenis dan lokasi rangsangan dapat dipecahkan oleh SSP, walaupun semua informasi datang dalam bentuk potensial aksi. Namun, apa yang dipersepsikan oleh otak dari berbagai masukan tersebut adalah suatu abstraksi dan bukan realitas. Satu-satunya rangsangan yang dapat dideteksi adalah rangsangan yang ada reseptornya. Selain itu, sewaktu sinyal-sinyal sensorik naik melalui pengolahan yang semakin lama semakin kompleks, sebagian informasi mungkin ditekan, sementara bagian-bagian lain mungkin diperkuat.


            Stimulasi suatu reseptor menghasilkan potensial reseptor berjenjang. Kekuatan dan kecepatan perubahan rangsangan tercemin dalam besarnya potensial reseptor, yang pada gilirannya menentukan frekuensi potensial aksi yang terbentuk di neuron aferen. Besar potensial reseptor juga dipengaruhi oleh tingkat adaptasi reseptor, yang mengacu pada penurunan potensial reseptor walaupun rangsangan terus berlanjut. Reseptor tonik beradaptasi secara lambat atau tidak sama sekali, sehingga terus memberikan informasi mengenai rangsangan yang mereka pantau. Reseptor fasik beradaptasi secara cepat dan sering memperlihatkan off-response, sehingga memberikan informasi mengenai perubahan dalam bentuk energi yang mereka pantau
(Anonym a, 2009).

Pada sistem indera, reseptor indera adalah struktur yang mengenali stimulus di lingkungan internal atau eksternal organisme. Sebagai respon pad stimuli, reseptor indera memajukan transduksi indera dengan mengalirkan potensial reseptor atau potensial aksi pada sel yang sama. Jika stimulus cukup kuat, potensial aksi akan dialirkan secara cepat (Anonym c, 2009).

TRANDUKSI RASA MANIS
Rasa mais dimulai dengn melekatnya molekul gua pada porus perasa. Kemudian hal ini akan mengaktifkan stimulator yang terdapat pada sitoplasma yang terdapat pada membran. Stimulator (protein G ) akan teraktivasi selanjutnya akan mengaktifkan enzim adenilat siklase. Enzim ini akan mengaktifkan pembentukan Camp dari ATP. Terjadinya peningkatan camp akan mengakibatkan terstimulasinya enzim sitoplasma lainnya. Hal ini akan membuat ion K dapat keluar sehingga mengakibatkan depolarisasi pada puting pengecap. Hal ini akan mengakibatkan terlepasnya neotransmiter ke sinaps dan selanjutnya akan diteruskan ke otak.

TRANDUKSI RASA ASIN
Rasa asin disebabkan masuknya ion Na. Masuknya ion Na mengakibatkan tertutupnya saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan neotransmiter keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak.

TRANDUKSI RASA PAHIT
Transtan pahit akan berikatan dengan reseptor pada membran. Pelekatan ii akan mengakibatkan teraktivasinya protein G lainnya yang kemudian akan mengaktifkan enzim fosfolipase. Enzim ini akan membuat IP3 yang merupan senyawa yang larut daam sitoplasma yang terdapat dalam RE. Berikatan IP3 dengan reseptor akan membuat terbukanya ion Ca. Maka ion Ca akan keluar menuju Sitoplasma. Peningkatan ion Ca akan membuat saluran K terbuka dan terjadi sinaps.

TRANDUKSI RASA ASAM
Tidak sepeti rasa manis dan pahit, ras asam terjadi karena konsentrasi proteon atau ion H. Membran sanyat permeable terhadap proton ini. Masuknya proton akan membuat depolarisasi akibatnya neotransmiter dilepaskan ke sinaps.

Tahapan Indera Pengecap Bayi

Pertimbangkan betul jenis makanan padat dan minuman yang akan diperkenalkan pada anak selepas masa ASI ekslusif. Sesuaikan dengan tahapan perkembangan indera pengecap.

    Usia 0-3 bulan: Mampu merasakan rasa manis dari ASI.
    Usia 3-6 bulan: Mengenal rasa asin.
    Usia 6-9 bulan: Mampu merasakan rasa manis dari sereal atau buah-buahan seperti pisang dan jeruk yang mulai dikenalkan setelah masa pemberian ASI ekslusif.
    Usia 9-12 bulan: Memapu mengecap semua rasa tapi belum optimal. Rasa yang paling dikenal tetap rasa manis. Bila Anda mengenalkan sayuran, tomat, atau ayam sebaiknya dicampur dengan bahan makanan yang rasanya manis, misalnya ubi alar, supaya dapat ‘dikenali’ anak sebagai makanan yang rasanya manis.

Fakta tentang indera pengecap bayi

    Anak memiliki sekitar 10.000 puting pengecap di dalam rongga mulutnya. Setiap putting pengecap mengandung 50-100 sensasi rasa: asin, manis, pahit, asam dan gurih.
    Puting pengecap anak tak hanya di lidah, tapi juga di langit-langit, dinding kanan dan kiri rongga mulut.
    Rasa yang akan dikenali lebih dulu adalah manis. Berikutnya rasa asin-kemampuan akan variatif pada tiap bayi.
    Anak perempuan memiliki puting pengecap lebih banyak dari anak laki-laki.
    Indera pengecap adalah jenis indera paling “lemah” dibanding 4 indera lainnya.
    Puncak perkembangan indera pengecap bayi terjadi pad aumur 1 tahun. Rasa yang ‘tersembunyi’ dalam  uap pad amakanan, misalnya bau dan aroma buah ceri, baru mampu dikenali setelh umur 5 tahun.
    Bayi baru dapat ‘menerima’ 1 rasa baru setelah paling sedikit dikenalkan sebanyak 20 kali! Jadi, jangan cepat menyerah bila bayi kerap menolak makanan ‘baru’ yang Anda kenalkan.

Gangguan Pada Lidah

·         Gangguan Lidah1.Luka :

Luka berat adalah hal yang paling sering menyebabkan ketidaknyamanan lidah. Lidah tersebut mempunyai banyak ujung saraf untuk rasa sakit dan peraba dan lebih peka terhadap rasa sakit dibandingkan kebanyakan bagian lain pada tubuh. Lidah sering tiba-tiba tergigit tetapi cepat sembuh. Gigi yang tajam atau rusak bisa sangat merusak jaringan yang mudah rusak tersebut.

·         2. ‘Berbulu’:

Pertumbuhannya terlalu cepat dari proyeksi normal di atas lidah (Vili) bisa membuat lidah tampak berbulu. Lidah tersebut bisa juga tampak berbulu setelah demam, setelah pengobatan antibiotik, atau ketika pencuci mulut peroxide digunakan terlalu sering. ‘Bulu’ ini pada ujung lidah tidak perlu dibingungkan dengan leukoplakia berbulu. Leukoplakia berbulu terbentuk di sisi lidah dan merupakan karakteristik AIDS.

·         3. Perubahan warna :

Villi lidah bisa menjadi berubah warna jika seseorang merokok atau mengunyah tembakau, makan makanan tertentu, atau memiliki bakteri berwarna yang berkembang pada lidah.Ujung lidah bisa terlihat berwarna hitam jika seseorang menggunakan sediaan bismuth untuk gangguan perut. Penyikatan lidah dengan menggunakan sikat gigi atau kikisan dengan pengikis lidah bisa menghilangkan beberapa perubahan warna. Anemia kekurangan zat besi bisa membuat lidah terlihat pucat dan lembut. Anemia pernicious, yang disebabkan oleh kekurangan Vitamin B12, bisa juga membuat lidah terlihat pucat dan lembut. Tanda pertama pada demam scarlet kemungkinan berubah dari warna normal lidah menjadi warna strawberi, dan kemudian warna rasberi.

·         4. Luka dan benjolan :

Luka pada lidah bisa disebabkan oleh reaksi alergi, infeksi virus herpes simplex mulut, luka sariawan, tuberculosis, infeksi bakteri, atau sifilis tahap-awal. Luka bisa juga disebabkan oleh alergi atau gangguan sistem kekebalan lainnya. Meskipun benjolan kecil pada kedua sisi lidah biasanya tidak berbahaya, sebuah benjolan hanya pada salah satu sisi bisa bersifat kanker. Daerah berwarna putih atau merah yang tidak bisa dijelaskan, luka, atau bengkak (menjadi keras) pada lidah-khususnya jika tidak terasa sakit-kemungkinan tanda kanker dan harus diteliti oleh seorang dokter atau dokter gigi.

·         5. Rasa tidak nyaman :

Lidah yang tidak nyaman bisa dihasilkan dari iritasi oleh makanan tertentu, khususnya yang asam (misal, nanas), atau rasa tertentu di dalam pasta gigi, pencuci mulut, permen, atau permen karet. Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada lidah, sama seperti luka dan infeksi bisa lakukan. Infeksi umum yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada lidah adalah thrush (candidiasis), dimana jamur berbentuk lapisan putih pada gigi yang terlalu cepat bertumbuh yang menutupi lidah. Nyeri intensif pada seluruh mulut bisa disebabkan oleh sindrom mulut terbakar.hal ini adalah proses eliminasi untuk menemukan hanya apa yang menyebabkan rasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman pada lidah tidak disebabkan oleh infeksi biasanya diobati dengan menghilangkan penyebab tersebut. Misal, orang tersebut bisa mencoba untuk merubah merek pasta gigi,

Kesimpulan

1)      Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.

2)      Gangguan-gangguan pada lidah yaitu luka, berbulu, perunahan warna, benjolan, rasa tidak nyaman

3)      Pada sistem indera, reseptor indera adalah struktur yang mengenali stimulus di lingkungan internal atau eksternal organisme. Sebagai respon pad stimuli, reseptor indera memajukan transduksi indera dengan mengalirkan potensial reseptor atau potensial aksi pada sel yang sama. Jika stimulus cukup kuat, potensial aksi akan dialirkan secara cepat

4)      Fungsi kelenjar lidah yaitu melicinkan, membasahi, dan membersihkan rongga mulut, Membantu proses pencernaan makanan,dan Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva

0 komentar:

Posting Komentar