google3394c6c8fadba720.html Oktober 2011 ~ KUNCUP BIO
SELAMAT DATANG DI TAUFIK ARDIYANTO'S BLOG

DESKRIPSI PENDIDIKAN SAAT SMA (slide)

SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono adalah salah satu sekolah yang terletak di Lampung Timur

DESKRIPSI PERGURUAN TINGGI YANG DITEMPUH (DIJALANI)

Universitas Lampung (Unila) adalah salah satu perguruan tinggi di propinsi Lampung

DESKRIPSI PRIBADI

Taufik Ardiyanto adalah seorang pemuda yang dilahirkan tahun 1992 di kampung kecil Sribhawono

DESKRIPSI MENGENAI ISI BLOG INI

Blog ini memuat tentang informasi seputar pendidikan terutama yang menyangkut Biologi

DESKRIPSI MENGENAI HOBI DAN MINAT

Suka membaca, menulis dan bereksperimen adalah hobiku dan akan selalu auk kembangkan demi meraih cita-cita gemilang.

Senin, 10 Oktober 2011

Reproduksi

PENDAHULUAN
Semua makhluk hidup pada suatu saat akan mengalami kematian. Oleh karena itu, guna melestarikan jenisnya makhluk hidup tersebut akan melakukan reproduksi  (perkembangbiakan). Reproduksi ditandai dengan dihasilkannya individu baru yang menambah jumlah individu dalam suatu populasi, dengan demikian makin tinggi kemampuan bereproduksi suatu jenis makhluk hidup maka kemungkinan lestarinya jenis mekhluk hidup tersebut lebih besar. Demikian pula sebaliknya. Namun demikian banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap kelestarian jenis suatu makhluk hidup diantaranya faktorpredator, kompetisi, dan faktor alam lainnya.
Secara umum ada dua macam cara reproduksi suatu makhluk hidup yaitu perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dan perkembangbiakan generatif (seksual)

Perkembangbiakan merupakan suatu proses yang kompleks guna menghasilkan individu baru. Namun demikian proses tersebut selalu didahului dengan pembelahan sel. Ada dua jenis pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis.

MITOSIS
Mitosis adalah pembelahan yang terjadi pada sel-sel somatis (sel tubuh) terutama terjadi pada jaringan embrional dengan tujuan untuk memperbanyak sel dalam rangka pertumbuhan  suatu individu. Pada tumbuhan misalnya terjadi pada titik tumbuh di ujung akar, ujung batang, dan kambium. Pada hewan terjadi pada semua jaringan yang sedang tumbuh. Salah satu sifat mitosis adalah dihasilkannya dua sel anak yang sama satu sama lain dan sama dengan sel induknya.

Mitosis dibagi menjadi 4 fase yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Antara satu mitosis dengan mitosis berikutnya diselingi oleh interfase.
a.    Profase, merupakan tahap awal mitosis, yang terjadi adalah:
-    Benang kromatin memendek dan menebal disebut kromosom
-    Kromosom menduplikasi membentuk kromatid
-    Membran inti dan anak inti (nukleolus) hilang
-    Sentriol bergerak ke kutub berlawanan
-    Dari sentriol terbentuk benang-benang gelendong
b.    Metafase
-    Benang gelendong menempel pada sentromer
-    Kromatid bergerak ke bidang pembelahan, tersusun di bidang ekuator
c.    Anafase
-    Sentromer terpisah dan masing-masing kromatid kemudian menjadi kromosom
-    Kromosom menuju ke kutub yang berlawanan
d.    Telofase
-    Kromosom sampai ke kutub dan secara bertahap menjadi kromatin
-    Membran inti terbentuk dan sentriol tampak kembali, gelendong menghilang
-    Sel terbelah menjadi dua anak sel.

MEIOSIS
Meiosis merupakan proses khusus, nukleus membelah dua kali secara cepat dan kontinu. Hasilnya adalah 4 sel anak yang masing-masing memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom induk. Sel hasil pembelahan akan berdeferensiasi menjadi sel kelamin (gamet), yaitu spermatozoa pada laki-laki dan ovum pada wanita. Sel gamet manusia memiliki 23 buah kromosom yang terdiri dari 22 buah kromosom autosom dan satu kromosom kelamin/gonosom (X atau Y).

Pada meiosis I dibagi menjadi 4 tahap yaitu profase I, metafase I, anafase I, dan Telofase I. sama halnya dengan profase mitosis, membran nukleus hilang, benang gelendong terbentuk. Empat kromatid dari sepasang kromosom homolog berpasangan membentuk tetrad, kadang antar lengan kromatid membentuk sinaps dan terjadi pertukaran bagian kromatid (pindah silang= crossing over). Pada metafase I tetrad berjajar ganda di bidang ekuator sel, anafase I masing-masing pasangan homolig terpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan. Telofase I, terjadi pembelahan sel  (sitokinesis), sama dengan mitosis, dan dua sel anak dihasilkan dengan kandungan 23 pasang kromosom. Interkinesis merupakan perioda pendek antara pembentukan sel anak dengan meiosis II. Tidak ada duplikasi DNA selama interkinesis.

Meiosis II terdiri dari 4 tahapan, yaitu profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Pada fase ini dua sel anak yang dihasilkan pada meiosis I mengalami pembelahan sehingga masing-masing menghasilkan 2 sel anak. Jadi jumlah sel yang dihasilkan semuanya ada 4 sel anak, dengan jumlah kromosom setengah jumlah kromosom sel induk, yaitu 23 buah kromosom.

REPRODUKSI TUMBUHAN
A.    Reproduksi Vegetatif (aseksual)
Reproduksi vegetatif adalah perkembangbiakan individu tanpa melalui persatuan sel-sel kelamin jantan dan betina.
1.    Membelah diri, biasanya dilakukan oleh tumbuhan bersel satu, contoh: bakteri Chroococcus chlamydomonas
2.    Pembentukan tunas, individu baru terbentuk dari batang, contoh: Marchantia polymorpha (lumut hati), Cycas rumphii (pakis haji), Bambusa sp. (bambu).
 
3.    Spora, contoh lumut, paku, bakteri.
 
4.    Akar tinggal (rizoma) adalah batang tumbuhan yang tumbuh secara horizontal dan terletak di dalam tanah contoh: jahe, lengkuas, kunir.
 
5.    Umbi batang, sebenarnya merupakan cadangan makanan yang disimpan pada batang. Bila umbi ditanam akan tumbuh tunas dan menjadi tumbuhan baru, contoh: kentang dan ubi.
 
6.    Umbi lapis, tunas akan tumbuh dari bagian batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas yang tumbuh disebut siung. Contoh bawang merah dan bawang putih.
 
7.    Geragih (stolon) adalah batang yang menjalar dai atas permukaan tanah, jika batang tersebut tertimbun tanah maka akan tumbuh tunas contoh: rumput teki, pegagan, arbei.
 
8.    Tunas adventif, biasanya keluar dari akar contoh kersen (Mutingia calabura), sukun (Artocarpus communis), kesemek (Diospyros knaki).


B.    Reproduksi Generatif (seksual)
Reproduksi ini diawali dengan persatuan antar sel gamet jantan dan sel gamet betina
1.    Isogami, yaitu persatuan dua buah gamet yang memiliki bentuk dan struktur yang sama. Contoh: Chlamydomonas, Chladophora, Chlorococcum.
 
2.    Anisogami, yaitu persatuan dua gamet yang berbeda baik struktur, bentuk maupun ukurannya. Gamet yang kecil biasanya merupakan gamet jantan sedangkan yang besar adalah gamet betina. Contoh: Oedogonium, Vaucheria.
 
3.    Konjugasi, adalah perkawinan dua individu yang belum dapat dibedakan jenis kelaminnya. Contoh Spirogyra, Zygnema.
 
4.    Biji, merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan tinggi.


REPRODUKSI HEWAN
A.    Reproduksi Vegetatif ( aseksual)
1.    Pembelahan, contoh: Paramecium, Euglena.

2.    Pembentukan tunas, contoh: Hydra dan Porifera
 
3.    Pembentukan gemmule, contoh: porifera air tawar.
 
4.    Regenerasi, contoh: sponge, planaria, colenterata.

B.    Reproduksi Generatif (seksual)
1.    Konjugasi, yaitu perkawinan dua individu yang belum dapat dibedakan jenis kelaminnya. Contoh: Paramecium
 
2.    Metagenesis, yaitu cara reproduksi yang saling bergantian antara aseksual dan seksual. Contoh Obelia, ketika polip reproduksi aseksual, meduas reproduksi seksual.
 
3.    Perkawinan, pada hewan tingkat tinggi yang didahului dengan pembentukan sel-sel gamet (gametogenesis). Spermatogenesis untuk pembentukan sel sperma dan oogenesis untuk pembentukan sel telur.


Sumber: Jalmo, Tri & Arwin Achmad. 2002. Biologi Umum. Bandar Lampung: Unila

Rumus Struktur Asam Amino

asam amino adalah zat organik yang mengandung gugus amino dan karboksil yang merupakan senyawa dasar dalam pembentukan protein.
 
klasifikasinya berdasarkan cara sintesisnya dibagi dua yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh makhluk hidup yang diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsi normal. contohnya adalah: Histidin (His), Isoleusin (Ile), Leusin (Leu) ,Valin (Val), Lisin (Lys), Metionin (Met), Treonin (Thr), Triptofan (Trp), Fenilalanin (Phe), dan Arginin (Arg).
Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis sendiri oleh tubuh makhluk hidup. contoh: Alanin (Ala), Asam Aspartat (Asp), Asam Glutamat (Glu), Prolin (Pro), Glisin (Gly), Serin (Ser), Sistein (Cys), Triosin (Tyr), Asparagin (Asn), dan Glutamin (Gln).

Klasifikasi berdasarkan gugus -R nya:
a) -R non polar (tidak mengutub):
-R alifatik : Alanin (Ala), Isoleusin (Ile), Valin (Val), Leusin (Leu), dan Glisin (Gly)
-R aromatik:  Triptofan (Trp), Fenilalanin (Phe), Metionin (Met), dan Prolin (Pro)

b) -R polar (mengutub tidak bermuatan)
amida:  Asparagin (Asn), Glutamin (Gln)
OH:  Serin (Ser), Treonin (Thr), Triosin (Tyr)
SH:  Sistein (Cys)

c) -R polar (bermuatan negatif): Asam Aspartat (Asp), Asam Glutamat (Glu)
d) -R polar (bermuatan positif):  Lisin (Lys), Arginin (Arg), Histidin (His)

Histidin (His)
 

 Alanin (Ala)
 


Valin (Val)
 

leusin (Leu)
Isoleusin (Ile)
 
Metionin (Met)

Fenilalanin (Phe)
 
Triptofan (Trp)

Prolin (Pro)
 
Serin (Ser)
Treonin (Thr)
 
Sistein (Cys)
Tirosin (Tyr)
 
Asparagin (Asn)
Glutamin (Gln)
 


Asam Aspartat (Asp)

Asam Glutamat (Glu)
 
Lisin (Lys)

Arginin (Arg)

Glisin (Gly)

Minggu, 09 Oktober 2011

Genetika Mendel


PENDAHULUAN
Sejak awal orang telah mengenal bahwa ada sifat yang menurun dari orang tua kepada keturunannya, hal tersebut dapat diamati adanya kemiripan sifat morfologi, tingkah laku, dan kesukaan anak dengan orang tua atau nenek/kakeknya. Pengetahuan mengenai adanya sifat menurun sudah lama berkembang tetapi belum dipelajari secara sistematik. Penelitian mengenai pola-pola penurunan sifat baru diketahui setelah Gregor Mendel (1822-1884), rahib Austria yang melakukan serangkaian percobaan dengan tanaman ercis (Pisum sativum).

CARA KERJA MENDEL
Mendel melakukan percobaan dengan menggunakan tanaman ercis karena memiliki sifat yang baik diantaranya:
1.       Memiliki 7 sifat yang perbedaanya mencolok dan dapat dipelajari satu persatu.
2.       Memiliki pasangan-pasangan sifat yang mencolok.
3.       Bungannya sempurna (dalam satu bunga ada kelamin jantan dan betina)
4.       Memiliki siklus yang pendek
5.       Memiliki jumlah keturunan yang banyak
6.       Mudah menangani karena alat reproduksinya mudah dikontrol
Langkah-langkah Mendel dalam melakukan percobaan:
1.       Mengamati berbagai varietas tanaman ercis, ditemukan 7 sifat kontras:
NO
BAGIAN YANG DIAMATI
SIFAT BEDA YANG KONTRAS
1
Tinggi batang
Tinggi X pendek
2
Letak bunga
Di ketiak X di ujung
3
Bentuk biji
Bulat X kisut
4
Warna kulit biji
Kuning X hijau
5
Warna bunga
Merah X putih
6
Bentuk buah
Licin X berlekuk
7
Warna buah
Hijau X kuning
2.       Mendapatkan galur murni dengan menyilangkan sendiri berbagai varietas tanaman ercis sampai beberapa generasi sehingga diperoleh tanaman ercis dengan galur murni.
3.       Melakukan penyilangan dua galur murni yang sifatnya kontras. Misalnya tanaman ercis berbiji bulat putiknya diserbuki oleh serbuk sari tanaman ercis yang berbiji kisut. Pada tahap ini benang sari pada tanaman dibuang agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Biji yang diperoleh dari persilangan (tumbuhan bastar) dikumpulkan dan diberi tanpa F1 (filius= keturunan) sebagai keturunan pertama. Tanaman galur murni induk diberi simbol P (parentum= orang tua). Hasil percobaan ternyata hibridnya menyerupai salah satu induknya yaitu berbiji bulat.
4.       Mengulang kembali percobaan di atas tetapi dengan cara yang berbeda, yaitu ercis berbiji kisut putiknya diserbuki oleh serbuk sari ercis berbiji bulat. Pembastaran tersebut dinamakan resiprok (pertimbalan). Ternyata menghasilkan bastar berbiji bulat, sama dengan penyerbukan pertama.
5.       Selanjutnya mendel membiarkan tanaman F1 menyilangi sendiri untuk menghasilkan F2. Hasilnya ternyata dari 253 batang F1 menyerbuk sendiri menghasilkan 7324 biji, yang terdiri dari 5474 butir biji bulat dan 1850 butir biji kisut, perbandingan mendekati 3:1. Penyilangan Mendel dengan satu sifat beda disebut monohibrida.
6.       Mendel mengulang-ulang percobaan yang sama dengan menggunakan sifat yang lain ternyata hasilnya sama yaitu: F1 semuanya serupa dengan salah satu induknya; F2 memisah menurut perbandingan 3:1; penyilangan resiprok tidak berbeda hasilnya. Selanjutnya mendel dengan prosedur yang sama melakukan pembastaran dengan dua sifat beda (dihibrida).



HUKUM- HUKUM MENDEL
Hukum Mendel 1
Semasa Mendel belum diketahui sifat keturunan, belum diketahui kromosom, dan gen. mendel hanya menyebutkan sebagai faktor penentu (determinant). Setelah melakukan percobaan dengan satu sifat beda berulang kali, Mendel mengemukakan hukum 1 yang diberi nama “ hukum segregasi” (pemisahan gen se alel= segregation of allelic genes). Peristiwa pemisahan alel ini terlihat ketika pembentukan gamet individu yang memiliki genotip heterozigot, sehingga setiap gamet mengandung salah satu alel itu.
Contoh tanaman ercis normal (tinggi) disilangkan dengan tanaman kerdil (abnormal). Selanjutnya persilangan (F1) ditanam dan dibiarkan menyerbuk sendiri, hasilnya F2

Hasil persilangan tersebut menghasilkan F2 dengan:
a.       Ratio genotip DD : Dd : dd = 1 : 2 : 1
b.      Ratio fenotip tinggi : pendek= 3 : 1
Dari hasil di atas maka tanaman tinggi dikatakan bersifat dominan, sedangkan tanaman pendek bersifat resesif. Jika dalam persilangan di atas menghasilkan F1 tanaman sedang maka sifat induk disebut intermediet.
Jika tanaman F1 diatas disilangkan dengan induknya dengan resesif (dd) maka persilangan itu disebut test cross (uji silang), sedangkan jika F1 disilangkan dengan salah satu induk betina atau jantan disebut back cross (perkawinan balik)


Hukum Mendel 2
Hukum Mendel 2 adalah pengelompokan gen secara bebas. Hukum tersebut berlaku ketika pembentukan gamet, gen-gen se alel akan secara bebas pergi ke masing- masing kutub ketika meiosis. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari individu dengan 2 atau lebih sifat beda.


Dari gambar genotipe AaBb di atas dihasilkan 4 jenis gamet yaitu AB, Ab, aB, dan ab. Gamet AB dan ab disebut memiliki kombinasi asli atau dengan istilah kombinasi parental. Sedangkan gamet Ab, dan aB merupakan kombinasi baru yang dikenl dengan rekombinan.
Contoh jika tanaman ercis berbiji bulat-kuning homozigotik (BBKK) disilangkan dengan ercis berbiji keriput-hijau (bbkk) , maka semua tanaman F1 bulat  kuning. Jika F1 dibiarkan menyerbuki sendiri maka:

 


Perkawinan Trihibrid
Pada perkawinan ini diperlukan 3 sifat beda pada tanaman ercis, misalnya warbna bunga, warna biji, dan bentuk biji. Contoh:
a.       Gen M = gen untuk warna merah pada bunga
b.      Gen m = gen untuk warna putih pada bunga
c.       Gen K = gen untuk warna kuning pada biji
d.      Gen k = gen untuk warna hijau pada biji
e.      Gen B = gen untuk bentuk bulat pada biji
f.        Gen b = gen untuk bentuk keriput pada biji
Jika serbuk sari yang berasal dari tanaman berbunga putih, biji hijau keriput diberikan kepada putik dari tanaman homozigot berbunga merah biji kuning bulat, maka tanaman F1 berupa tanaman trihibrid yang berbunga merah biji kuning bulat.

sumber: Jalmo, Tri & Arwin Achmad. 2002. Biologi Umum. Bandar Lampung. Unila

FUNGI SEBAGAI PENGURAI DAN SIMBION

Fungi adalah heterotrof yang mendapatkan nutriennya melalui penyerapan (absorption). Dalam cara nutrisi ini, molekul-molekul organik kecil diserap dari medium sekitarnya. Fungi akan mencerna makanan di luar tubuhnya dengan cara mensekresikan enzim-enzim hidrolitik yang sangat ampuh ke dalam makanan tersebut. Enzim-enzim itu akan menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh fungi.

Cara memperoleh nutrien yang absorptif ini menjadikan fungi terspesialisasi sebagai pengurai (saproba), parasit, atau simbion-simbion mutualistik. Fungi saprobik menyerap zat-zat makanan dari bahan organik yang sudah mati, seperti pohon yang sudah tumbang, bangkai hewan, atau buangan organisme hidup. Di dalam proses nutrisi saprobik ini, fungi menguraikan bahan organik tersebut. Fungi parasitik menyerap zat-zat makanan dari sel-sel inang yang masih hidup. Beberapa jenis fungi parasitik, seperti spesies tertentu yang menginfeksi paru-paru manusia, bersifat patogenik. Fungi mutualistik juga menyerap zat makanan dari organisme inang, akan tetapi fungi tersebut membalasnya dengan fungsi yang menguntungkan bagi pasangannya dalam hal tertentu, misalnya membantu suatu tumbuhan di dalam proses pengambilan mineral dari tanah.

Fungi menempati lingkungan yang beraneka ragam dan berasosiasi secara simbiotik dengan banyak organisme. Meskipun paling sering ditemukan di habitat darat, beberapa fungi hidup di lingkungan akuatik, di mana fungi tersebut berasosiasi dengan organisme laut dan air tawar serta dengan bangkainya. Lichen, perpaduan simbiotik antara fungi dan alga, banyak terdapat di mana-mana dan ditemukan di beberapa habitat yang sangat tidak bersahabat di bumi ini: gurun yang dingin dan kering di Antartika, tundra alpin dan arktik. Fungi simbiotik lainnya hidup di dalam jaringan tumbuhan yang sehat, dan spesies lain membentuk mutualisme-mutualisme pengkonsumsi selulosa dengan serangga, semut dan rayap.

sumber: Campbell, Reece-Mitchel.2003. Biologi jilid 2. jakarta: Erlangga

Sabtu, 08 Oktober 2011

Protista Mirip Jamur

Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam kingdom fungi (jamur) karena struktur tubuh dan cara reproduksinya berbeda dengan kelompok jamur sesungguhnya. Reproduksi jamur lendir mirip jamur, tetapi gerakan pada fase vegetatifnya mirip amoeba. Meskipun tidak berklorofil, struktur molekul membran sel jamur lendir mirip strukur molekul alga. Contoh dari protista mirip jamur adalah Mycomycota dan Oomycota.

1.    Mycomycota (Jamur Lendir Plasmodial)
Jamur lendir hanya memiliki beberapa sifat yang mirip dengan jamur sejati. Struktur vegetatif jamur lendir disebut plasmodium, yaitu massa sitoplasma berinti banyak dan tidak dibatasi oleh dinding yang kuat.
Plasmodium bergerak dengan gerakan ameboid di atas subtrat dan dapat mencerna mikroorganisme serta partikel-partikel bahan organik yang membusuk dalam selnya. Selama kondisi lingkungan baik, plasmodium melanjutkan fase vegetatifnya; massa sel bertambah dan inti terus membelah.
gambar jamur lendir
Jika plasmodium merayap ke tempat yang kering, maka akan terbentuk badan buah  (fruiting body). Badan buah berkembang dan membentuk spora berinti satu yang diselubungi dinding sel. Spora terbentuk dari inti plasmodium yang masing-masing memisahkan diri ke dalam bagian yang dibatasi oleh dinding sel. Spora yang lepas dari badan buah akan menjadi gamet ameboid berflagela satu. Dua gamet akan berkembang menjadi zigot berflagela dua. Kemudian zigot akan kehilangan flagela dan menjadi plasmodium baru. Jadi, inti plasmodium bersifat diploid. Meiosis terjadi pada waktu spora-spora akan terbentuk.
Ke dalam jamur lendir termasuk pula Acrasiae yang pada dasarnya lebih mirip dengan protozoa uniseluler. Bentuk vegetatifnya terdiri atas sel berinti satu yang ameboid. Sel-sel ini memperbanyak diri dengan pembelahan biner. Bentuk vegetatif ini sukar dibedakan dengan ameba (protozoa). Jika keadaan memungkinkan sel-sel ameboid itu akan bergabung dan membentuk badan buah.
Jadi ciri Mycomycota yang menyerupai jamur ialah pada waktu stadium badan buah, sedangkan stadium vegetatifnya mirip protozoa (ameboid). Stadium miselium (pada waktu terbentuk badan buah) dan stadium vegetatif pada dasarnya memiliki struktur yang sama, yaitu senositik dan menunjukkan aliran sitoplasma. Perbedaanya adalah aliran sitoplasma pada stadium miselium ini dibatasi oleh dinding badan buah.

2.    Oomycota (Jamur Air)
Jamur air (Oomycota) dulu dikelompokkan dalam kingdom jamur karena memiliki banyak kemiripan. Keduanya memiliki tubuh yang disebut miselium yang tumbuh diatas materi organik. Jamur air bersifat heterotrofik, baik secara parasit maupun saprofit. Jamur tersebut mengambil makanan dengan memasukkan hifa ke dalam jaringan inang, mengeluarkan enzim pencerna dan kemudian menghisap larutan hasil pencernaan.

Hifa pada Oomycota mempunyai dinding sel yang mengandung selulosa dan tidak mempunyai septa (senositik), kecuali pada struktur reproduksinya. Jika persediaan makanan banyak dan kondisi lingkungan menguntungkan, jamur air akan melakukan reproduksi aseksual. Pada reproduksi ini, ujung hifa membengkak, disebut zoosporangium. Di dalam zoosporangium akan terbentuk zoospora berflagela dua. Jika keadaan lingkungan memburuk, jamur air akan memulai reproduksi seksual.

Reproduksi seksual melibatkan pembentukan anteridium dan oogonium di ujung hifa vegetatif. Jika anteridium bersentuhan dengan oogonium akan menghasilkan saluran fertilisasi yang akan menembus oogonium dan menyediakan jalan bagi perpindahan inti. Pembuahan oosfer (sel telur) menghasilkan zigot. Zigot mempunyai dinding tebal dan tahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti udara dingin dan kekeringan. Zigot akan berkembang menjadi oospora.

Tiga contoh jamur air antara lain Phytophthora, Phythium, dan Downy mildew. Phytophthora infestans, anggota kelas Peronospora, menyebabkan penyaikit lateblight pada kentang. Organisme ini menyebabkan gagal panen di Irlandia dan mengakibatkan terjadinya kelaparan hebat pada tahun 1840-an.

Gejala pertama serangan jamur ini berupa bercak kecil berwarna kecoklatan yang muncul di daun. Bercak ini cepat menyebar dalam kondisi basah, sehingga seluruh tanaman menjadi cokelat dan busuk. Akibatnya, fotosintesis terhenti sehingga tidak ada makanan untuk disimpan di umbi akar. Selama musim dingin, penyaikt ini menginfeksi umbi kentang. Miselium berkembang menghasilkan sporangia aseksual, yang mudah menyebar melalui udara dan menginfeksi tanaman sehat.

Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, semua tanaman yang terinfeksi harus dibakar, dan hanya menanam umbi yang bebas penyakit. Daun tanaman dihancurkan sebelum umbi dipanen untuk menekan resiko penyebaran spora ke tanaman lain. Menimbun kentang sebelum dipanen juga menghambat spora masuk ke umbi kentang. Tanaman disemprot fungisida secara teratur. Fungisida akan melapisi daun sehingga enzim jamur tidak berfungsi. Fungisida juga dapat mencegah pertumbuhan miselium.

Phythium sp. adalah patogen lain yang juga termasuk kelas Peronospora. Phythium sp. tumbuh saprofit di tanah, menyebabkan penyakit rebah (damping off) pada biji yang berkecambah. Jamur ini menyebar dengan cepat di rumah kaca yang kondisinya lembap. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan mensterilkan tanah di rumah kaca dengan pengasapan dan menghindari jarak tanaman yang terlalu rapat.

 
daur hidup Phytium

Beberapa jenis Phythium  bahkan menjadi parasit pada Oomycota lain dan jamur. Saat ini Phythium juga dimanfaatkan sebagai agen kontrol biologi.

Downy mildew dapat dikenali dengan timbulnya semacam tepung di permukaan daun. Jamur air ini menyerang tanaman pangan seperti kentang, anggur, dan tanaman merambat lainnya.