I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel merupakan unit dasar yang menyusun suatu organisme, yang berupa bangunan kompleks dan mempunyai ciri-ciri antara lain dapat memperbanyak diri bila masih muda dan dapat mempergunakan lingkungan hidup sebagai sarana kehidupannya. Dengan mempelajari sel, akan membawa kita pada suatu petualangan yang mengejutkan.
Organism yang hidup sekarang ini berasal dari satu sel induk yang ada pada berjuta-juta tahun yang lalu, sel induk ini secara bertahap dan pelan-pelan, berubah untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungaannya agar dapat melangsungkan hidupnya. Sel-sel itu sendiri memiliki bagian-bagian atau organel-organel yang memiliki fungsi tertentu, salah satunya dinding sel.
B. Tujuan
1. Mengetahui sejarah ditemukannya dinding sel
2. Mengetahui fungsi dinding sel
3. Mengetahui senyawa penyusun dinding sel
II. PEMBAHASAN
A. Sel
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup.. Analisis mikroskopis pada tahun pertengahan abad 19 membuktikan bahawa sel adalah unit terkecil kehidupan Kehidupan yang berlangsung terus menerus berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal Konsep-konsep tersebut menjadi teori sel.
Tiga konsep mengenai sel:
1. Semua organisme tersusun atas satu atau lebih sel
2. Sel adalah unit terkecil yang memiliki semua persyaratan hidup
3. Keberlangsungan kehidupan secara langsung berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel
Sel dibagi menjadi dua jenis, yaitu sel prokariot dan sel eukariot. Sel prokariot memiliki cirri-ciri yaitu, ukurannya relatif kecil (Ø 0,5-1 μm), tidak memiliki membran nukleus (inti), DNAnya kontak dengan sitoplasmanya secara tidak langsung, dalam sitoplasmanya mengandung ribosom sel dibungkus oleh plasma membran, dinding luar sel yang kompleks, pili, dan kadang-kadang berflagela. Sedangkan sel eukariot memiliki cirri-ciri yaitu, ukurannya relatif besar (Ø 10-100 μm), bagian dalam sangat kompleks dengan organel-organel yang dibatasi membran maupun yang tidak dibatasi membrane, memiliki inti sejati yang dibatasi membrane organel lain yang dibatasi membran adalah endoplasmic retikulum, golgi aparatus, mitokondria, lisosom, dan mikrobodies. Organel yang tidak dibatasi membran adalah ribosom, mikrotubul, sentriol, flagela, dan sitoskeleton sel eukariot hewan dibatasi oleh plasma membran saja, sering juga dengan flagella, tidak memiliki dinding sel. Sel eukariot tanaman dibatasi plasma membran dan dinding sel yang kaku, memiliki vakuola pusat, kloroplast, tidak mempunyai sentriol, biasanya tidak mempunyai flagella.
Antara sel hewan dan sel tumbuhan memiliki beberapa perbedaan, yaitu sel tumbuhan memiliki beberapa kekhususan yang tidak ditemukan pada sel hewan. jika kita perhatikan beberapa jenis hewan, baik invertebrate maupun vertebrata dapat melakukan pergerakan untuk berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat lainnnya. Seekor harimau dengan sangat lentur berlari kencang mengejar mangsanya. Hal tersebut karena struktur satuan penyusun jaringan tubuhnya tidak kaku.
Tumbuhan sama sekali tidak mampu melakukan pergerakan dan bersifat menetap serta kaku. Perbedaan ini jelas menggambarkan bahwa komponen penyusun sel pada tumbuhan berbeda dengan penyusun sel pada hewan, tumbuhan mampu menghasilkan atau mensintesis makanan sendiri, sedangkan hewan sama sekali tidak mampu. Hal ini membuktikan bahwa komponen sel tumbuhan berbeda dengan hewan.
Sel tumbuhan
Sel hewan
B. Sejarah Penemuan Dinding Sel
Tahun 1665, ROBERT HOOKE (ahli Botani Inggris). Pertama kali menemukan sel. Ia mengiris gabus tanaman Quercus suber dan menemukan gabungan ruangan-ruangan kecil seperti rumah lebah. Selanjutnya ia mengadakan/membuat irisan pada bagian yang masih segar dan tampak adanya cairan di dalam sel yaitu sitoplasma/plasma sel. Ruang-ruang kecil tersebut seperti penjara sehingga disebut ‘cella’ (kamar kecil). Ruang, tentunya ada yang membatasi yang disebut dinding. Sehingga seiring ditemukannya sel, ditemukannya pula dinding sel.
C. Dinding Sel
Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding sel hanya dimiliki oleh sel tumbuhan, sehingga menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.
Dinding sel
Dinding sel merupakan benda ergastik/tidak hidup/termasuk komponen non protoplasmik di luar plasma sel. Dalam perkembangannya dibagi menjadi 3 tahap :
a. substansi interseluler atau lamela tengah :
Yaitu dinding sel yang mula-mula terbentuk pada waktu terjadi pembelahan sel, juga disebut dinding primitif yang sangat tipis, terdiri atas zat pektin dan protopektin.
b. dinding primer
Yaitu perkembangan dari lamela tengah yang telah mengalami perubahan primer karena adanya penebalan zat selulosa dan hemiselulosa dan kadang-kadang dijumpai senyawa polisakarida non selulosa. Misal : pada dinding sel parenkim.
c. dinding sekunder :
Yaitu perkembangan lebih lanjut dari dinding primer karena adanya penebalan dinding dari lignin. Hanya dijumpai pada sel-sel dengan fungsi khusus : trakea, trakeida/sklerenkim.
SIFAT-SIFAT DINDING SEL :
a. Sifat Fisik :
Dinding sel terdiri atas misel yaitu bangun-bangun molekul yag tersusun oleh selulose. Bangun-bangun tersebut merupakan fibril yang bersambungan yang tersusun miring dan pada awal perkembangan sejajar satu sama lain, sedang pada perkembangan berikutnya serupa rangka seperti jala.
b. Sifat Kimia :
Dinding sel tersusun oleh zat organik dan anorganik. Zat-zat organik yang dijumpai pada dinding sel adalah :pectin, hemiselulosa, pentosan, protopekti, lignin, kutin, selulose, suberin, sapropolenin.
Adanya zat-zat tersebut dapat diketahui dengan pembubuhan reagensia tertentu yang disebut reaksi mikrokimia. Zat-zat anorganik yang terdapat pada dinding sel antara lain : kersik (SiO2) dan zat kapur. Sel terdiri dari :
a. Komponen Protoplasmik : sitoplasma, nucleus, plastida, mitokondria
b. Komponen Non Protoplasmik/benda-benda ergastik : vakuola, karbohidrat, protein, lemak, tanin, Ca-oxalat, dinding sel.
Dinding sel pada sel yang masih muda adalah tipis, makin dewasa sel tersebut dinding selnya relative bertambah tebal, sehingga terbentuknya dinding sel sangat erat hubungannya dengan perkembangan sel tersebut. Penebalan dinding masing-masing sel berbeda-beda karena disesuaikan dengan fungsinya, sehingga terdapat perbedaan bentuk sel.
Beberapa reaksi mikrokimia terhadap dinding sel :
1) Selulosa
S + ZnCl-J ungu
S + JKJ + H2SO4 biru
Selulosa merupakan polisakarida dengan rumus (C6H10O5)n. tidak larut dalam air, air mendidih, asam dan alkali encer, serta KOH pekat. Dengan H2SO4 pekat dihidrolisa menjadi glukosa. Oleh enzim selulase diubah menjadi glukosa dan fruktosa.
2) Hemiselulosa
Menyerupai selulosa. Dengan asam encer dihidrolisa menjadi mannose + galaktosa. Dapat dijumpai misal pada lendir tumbuhan. HS + ZnCl-J biru pucat
3) Lignin
Zat kayu yang terdapat pada dinding sel yang telah mengkayu.
L + ZnCl-J kuning
L + anilin + H2SO4 kuning
L + floroglusin + asam pikrat merah
L + fuchsin + asam pikrat merah
4) Suberin
Terdapat pada dinding sel gabus
S + sudan III merah
S + ZnCl-J coklat
S + KOH kuning
5) Protopektin
P + ZnCl-J kuning coklat
P + asam encer larut dalam alkali
6) Pektin
Dapat ditemukan pada dinding sel dari buah yang mengandung banyak gula. Bila buah dimasak tampak beberapa zat gelatin
7) Khitin
Dapat ditemukan pada dinding sel Fungi (jamur)
8) Kersik (SiO2)
Pada dinding sel batang Gramineae, Cyperaceae, Equisetinae, Diatomae
9) Kapur
Misal pada dinding sel ganggang Chara sp
Dinding sel memiliki fungsi yaitu, melindungi isi sel, menentukan bentuk sel dan memperkuat sel – menentukan ciri sel. Sel juga memiliki beberapa bentuk yaitu, prisma, silindris, kubus, polygonal, dan ada juga sel yang memiliki bentuk yang tak teratur.
Dinding sel juga mengalami penebalan, menurut cara penebalannya, dapat terjadi secara :
a. Aposisi
Yaitu dengan cara menempelkan/melapis-lapiskan bahan penebalan (zat selulosa) pada lamela tengah (substansi interseluler), biasanya pada dinding primer. Contoh : sel parenkim, floem
b. Intususepsi
Penbalan yang terjadi dengan menyisipkan bahan-bahan penebalan di antara mikrofibril
Sedangkan menurut arah penebalannya, dapat terjadi secara:
a. Sentripetal
Yaitu penebalan ke arah pusat sel/dalam. Contoh : pada sel epidermis daun beringin (Ficus sp), terdapat tangkai selulosa yang akan memanjang dan kemudian dideposisikan zat CaCO3 yang makin ama makin banyak sel akan melebar dan disebut litokis. Penebalannya disebut sistolit.
b. Sentrifugal
Yaitu penebalan ke arah luar. Contoh :
─ pada polen (ss), terdapat tonjolan-tonjolan yang merupakan penebalan ke arah luar.
─ pada rambut daun (trikoma), misal : daun Artocarpus communis mempunyai rambut-rambut pelindung pada daunnya. Penebalannya terjadi secara intususepsi.
Di antara dinding sel yang mengalami penebalan, terdapat bagian-bagian tertentu yang tidak ikut menebal yang disebut noktah. Di dalam noktah kadangkadang dijumpai plasmodesmata, yang berfungsi untuk meneruskan rangsang dan makanan dari 1 sel ke sel yang lain. Pada waktu sel mengalami penebalan maka bagian dinding sel yang tertembus benang plasma tidak ikut menebal.
Berdasarkan bentuknya noktah dibedakan menjadi 2, yaitu noktah biasa dan noktah berhalaman.
a. Noktah Biasa (noktah sederhana)
1. Noktah sempurna (berpasangan), yaitu noktah yang terdapat pada sel yang berdampingan dan masing-masing mengadakan penebalan dinding yang sama. Terdapat pada 2 sel yang sejenis.
2. Noktah tak berpasangan (noktah setengah sempurna), yaitu noktah yang terdapat di antara 2 sel, di mana penebalan dinding masing-masing sel tidak sama tebalnya. Dijumpai pada 2 sel yang berdampingan, tetapi tidak sejenis. Misal : sklerenkim – parenkim.
3. Noktah buta, yaitu noktah yang bermuara pada ruang antar sel.
4. Noktah majemuk unilateral, yaitu sebuah noktah yang mulutnya melebar, yang berhadapan dengan noktah-noktah yang kecil-kecil
5. Noktah ramiform, yaitu noktah yang terbentuk dari noktah yang kecilkecil dan kemudian bersatu.
b.Noktah Berhalaman :
Yaitu noktah yang salurannya melebar menjadi suatu ruangan yang disebut halaman noktah. Terdapat pada sel-sel trakea dan trakeid (xylem) Bagian-bagian noktah berhalaman :
1. Mulut noktah, terdiri dari :
* mulut dalam menghadap ruang sel
* mulut luar menghadap lamela tengah
2. Lamela tengah, terdiri dari :
* torus yaitu bagian lamela tengah yang menebal
* margo yaitu bagian lamela tengah yang tidak menebal dan bersifat elastis, berguna untuk mengatur aliran zat hara. Noktah berhalaman dibedakan atas :
a) Noktah berhalaman sempurna :
Saluran noktah suatu sel yang berdinding tebal berhadapan dengan saluran noktah sel di sebelahnya yang juga berdinding tebal
b) Noktah setengah halaman :
Sal noktah yang bermulut melebar berhadapan dengan dinding tipis dari sel di sebelahnya (n. biasa).
Misal : xylem – parenkim kayu
Terjadinya noktah :
Pada waktu sel masih hidup dan belum mengalami penebalan, dinding selnya masih tipis dan dapat ditembus oleh benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Selama proses penebalan dinding sel berlangsung, di tempattempat plasmodesmata menerobos dinding sel masih terjadi aliran plasma, sehingga tempat-tempat ini tidak mengalami penebalan. Walaupun dinding sel semakin menebal sehingga lubang noktah telah berubah menjadi saluran noktah, kadang-kadang dalam saluran noktah masih terdapat benang-benang plasma.
III. KESIMPULAN
1. Dinding sel ditemukan pertama kalinya pada tahun 1665, oleh Robert Hooke (ahli Botani Inggris).
2. Dinding sel memiliki fungsi yaitu, melindungi isi sel, menentukan bentuk sel dan memperkuat, sel menentukan ciri sel, dan mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.
3. Dinding sel tersusun oleh zat organik dan anorganik.
4. Zat-zat organik yang dijumpai pada dinding sel adalah :pectin, hemiselulosa, pentosan, protopekti, lignin, kutin, selulose, suberin, sapropolenin.
5. Zat-zat anorganik yang terdapat pada dinding sel antara lain : kersik (SiO2) dan zat kapur.
0 komentar:
Posting Komentar