
Cara memperoleh nutrien yang absorptif ini menjadikan fungi terspesialisasi sebagai pengurai (saproba), parasit, atau simbion-simbion mutualistik. Fungi saprobik menyerap zat-zat makanan dari bahan organik yang sudah mati, seperti pohon yang sudah tumbang, bangkai hewan, atau buangan organisme hidup. Di dalam proses nutrisi saprobik ini, fungi menguraikan bahan organik tersebut. Fungi parasitik menyerap zat-zat makanan dari sel-sel inang yang masih hidup. Beberapa jenis fungi parasitik, seperti spesies tertentu yang menginfeksi paru-paru manusia, bersifat patogenik. Fungi mutualistik juga menyerap zat makanan dari organisme inang, akan tetapi fungi tersebut membalasnya dengan fungsi yang menguntungkan bagi pasangannya dalam hal tertentu, misalnya membantu suatu tumbuhan di dalam proses pengambilan mineral dari tanah.
Fungi menempati lingkungan yang beraneka ragam dan berasosiasi secara simbiotik dengan banyak organisme. Meskipun paling sering ditemukan di habitat darat, beberapa fungi hidup di lingkungan akuatik, di mana fungi tersebut berasosiasi dengan organisme laut dan air tawar serta dengan bangkainya. Lichen, perpaduan simbiotik antara fungi dan alga, banyak terdapat di mana-mana dan ditemukan di beberapa habitat yang sangat tidak bersahabat di bumi ini: gurun yang dingin dan kering di Antartika, tundra alpin dan arktik. Fungi simbiotik lainnya hidup di dalam jaringan tumbuhan yang sehat, dan spesies lain membentuk mutualisme-mutualisme pengkonsumsi selulosa dengan serangga, semut dan rayap.
sumber: Campbell, Reece-Mitchel.2003. Biologi jilid 2. jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar