Pendahuluan
Biologi adalah kajian tentng kehidupan. Dalam mengembangkan biologi, para ahli menggunakan metoda ilmiah. Biologi merupakan bidang ilmu yang sangat erat hubungannya dengan ilmu-ilmu lain sehingga dalam kajiannya selalu memerlukan pemahaman dari ilmu lain (matematika, fisika, kimia, ekonomi, dll). Dalam perkembangannya sebagai ilmu pengetahuan, biologi memiliki cabang-cabang ilmu yang membawa manfaat besar bagi kesejahteraan manusia.
1. Perkembangan Pengetahuan
Sejak diciptakannya manusia hingga kini, pengetahuan berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan pengetahuan seiring kebutuhan manusia. Di kalangan masyarakat ditemukan bermacam-macam pengetahuan yang dapat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu:
a. pengetahuan tahayul (mitos), adalah sesuatu penjelasan atas fakta yang tidak ada kebenarannya, hanya diduga dan dipercaya begitu saja. Semua suku bangsa pada jaman dahulu mempunyai mitos dan legenda (legenda adalah cerita rakyat yang berdasarkan mitos). Contoh pelangi adalah tangga bidadari, suara burung hantu pertanda bencana. Pengetahuan ini diterima rakyat karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan pikiran manusia pada saat itu dan dorongan ingin tahunya sudah terpenuhi.
b. pengetahuan super-natural, pengetahuan tidak termasuk pada tahayul dan pengetahuan ilmiah, namun mempunyai fakta. Pengetahuan ini tidak dapat dijangkau dengan panca indera maupun akal budi, sifatnya transisional (diluar jangkauan akal budi). Contoh debus dan santet.
c. pengetahuan ilmiah semu (pseudo science), yitu pengetahuan berdasarkan fakta ilmiah tetapi dicampur dengan kepercayaan dan hal-hal yang bersifat super-natural. Contoh bangsa Babelonia kira-kira 2500 SM menyembuhkan penyakit disamping obat juga menggunakan mantra, dan meramalkan nasib dengan astrologi.
d. pengethuan ilmiah, diperoleh melalui penelitian dan pengamatan panca indera dan penalaran akal budi yang disusun secara sistematis untuk menjelaskan fakta yang sedang dihadapi. Pengetahuan ini bersifat tentatif, jadi suatu pengetahuan akan gugur jika ditemukan pengetahuan baruyang didukung oleh fakta dan data yang lebih akurat.
2. Kedudukan Biologi
Biologi merupakan jenis pengetahuan ilmiah yang mengkaji tentang kehidupan. Kedudukan biologi di antara ilmu-ilmu lainnya seperti di bawah ini
Biologi berkembang pesat sehingga dengan luasnya pengetahuan dalam biologi sehingga biologi di pecah-pecah menjadi cabang-cabang ilmu yang sifatnya lebih khusus, sempit dan mendalam
3. Hubungan Biologi dengan Ilmu-ilmu Lain
Dalam kajiannya biologi memahami dan mengkaji biologi, seseorang harus memahami ilmu-ilmu lain, baik ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan sosial.
(1) hubungan biologi dengan matematika. Misalnya dalam kajian genetika (persilangan Mendel, kemungkinan)
(2) hubungan biologi dengan fisika. Misalnya penyerapan air, dan unsur hara, difusi, osmosis, daya penglihatan mata.
(3) hubungan biologi dengan kimia. Misalnya unsur-unsur penyusun tubuh dan proses metabolisme.
(4) hubungan biologi dengan ekonomi. Misalnya di bidang pertanian (intensifikasi, binit unggul, irigasi, tumpang sari)
4. Metoda Ilmiah Dalam Biologi
Munculnya ilmu pengetahuan berawal dari rasa kagum manusia terhadap jagad raya ini, rasa ingin tahu muncul karena manusia dibekali kemampuan untuk berpikir. Pertanyaan “apa? Mengapa?, bagaimana?ini dan itu?” selalu muncul sehingga mendorong manusia untuk mencari jawaban yang benar guna memuaskan diri, akibatnya pengetahuan manusia selalu bertambah. Pengetahuan yang benar dapat diperoleh melalui 2 pendekatan yaitu pendekatan non ilmiah, dan pendekatan ilmiah.
a) pendekatan non ilmiah, hanya berasal dari akal sehat, penemuan secara kebetulan, penemuan secara coba-coba, dan pendapat para ahli. Akal sehat: zaman Babilonia (650 SM) orang menyatakan bahwa bumi itu datar. Secara ilmiah pendapat itu salah, karena berdasarkan penelitian bahwa bumi adalah bulat. Penemuan secara kebetulan: penderita malaria yang sembuh setelah minum air pahit yang berasal dari kulit pohon kina yang tumbang dalam sebuah parit. Pendapat para ahli: diterima tanpa diuji kebenarannya, tidak didasarkan penelitian tetapi didasarkan hanya pada pikiran logis.
b) pendekatan ilmiah, menuntut dilakukan langkah-langkah tertentu dengan urutan tertentu untuk mencapai pengetahuan yang benar. Pengetahuan di dapat dengan pendekatan ilmiah diperoleh melalui penelitian ilmiah untuk menguji keajegan dan kemantapan internalnya, sehingga jika dilakukan oleh orang lain dengan langkah dan kondisi yang sama akan memperoleh hasil yang sama.
Langkah-langkah tertentau yang digunakan dalam penelitian ilmiah disebut metode ilmiah, langkahnya sebagai berikut:
(1) perumusan masalah, merupakan pertanyaan mengenai objek yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
(2) penyusunan kerangka berpikir dalam mengajukan hipotesis, merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengait dan membentuk konstelasi permasalahan.
(3) oerumusan hipotesis, merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir.
(4) pengujian hipotesis/eksperimen, merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis
(5) penarikan kesimpulan, merupakan penilaian apakah hipotesis yang diajuakn ditolak atau diterima.
Meskipun metode ilmiah telah dikembangkan sejak abad ke-15 dan 16 namun para ahli biologi baru menggunakan setelah Carles Darwin menerbitkan bukunya yang berisi teori evolusi pada tahun 1859, sebelumnya hanya berdasarkan kepercayaan dan filsafat ahli, jarang yang dipelajari berdasarkan pengamatan langsung. Misalnya pada masa Aristoteles diyakini bahwa cacing berasal dari tanah, belut berasal dari lumpur, belatung berasal dari daging, dsb. Darwin telah menyusun teorinya menggunakan metode ilmiah seperti yang telah digunakan para ahli fisika dan kimia, sejak itulah studi tentang biologi menggunakan metode ilmiah sehingga menghasilkan cabang-cabang biologi.
5. Asal-Usul Kehidupan
Awal kehidupan di bumi dipelajari melelui berbagai metode, namun yang paling banyak diakui yaitu dengan cara analisis perbandingan zat radioaktif dengan hasil luruhannya. Dengan metode tersebut, dapat diperkirakan bahwa bumi telah membentuk batuan sejak 5 ribu juta tahun yang laluy. Dan penelitian berbagai batuan ternyata ditemukan batuan yang berumur 3,5 juta tahun dengan terdapat tanda-tanda sisa kehidupan atau fosil. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa kehidupan di bumi telah dimulai sejak itu.
Dimana asal-usul kehidupan di bumi? Ada beberapa hipotesis dan teori yang berusaha mengungkap asal-usul kehidupan, diantaranya:
1) Generatio spontanea, bahwa makhluk hidup terbentuk secara spontan dengan sendirinya. Contohnya cacing berasal dari tanah, belut berasal dari lumpur yang keduanya muncul dengan sendirinya. Faham tersebut dikenal sebagai ABIOGENESIS (makhluk hidup berasal dari benda mati) tokohnya Aristoteles.
2) Cosmozoa, bahwa makhluk hidup berasal dari luar bumi (planet lain). Benda hidup yang datang itu mungkin berbentuk spora aktif yang jatuh ke bumi lalu berkembang biak.
3) Omne vivum ex ovo (makhluk hidup berasal dari telur) oleh Fransisco Redi (1626-1697) bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur
4) Omne ovo ex vivo (telur berasal dari makhluk hidup) oleh Lazzaro Spallanzani (1729-1799) bahwa mikroorganisme yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu, tetapi jika kaldu ditutup rapat setelah mendidih, maka tidak terjadi pembusukan. Membuktikan bahwa adanya telur harus ada kehidupan sebelumnya.
5) Omne vivum ex vivo (makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumbya) oleh Louis Pasteur (1822-1895)
6) Teori Urey, oleh Harold Urey (1893) bahwa atmosfer pada mulanya kaya akan gas-gas metana, amoniak, hidrogen, dan air. Dengan adanya aliran listrik/halilintar, maka unsur tersebut bersenyawa dan terbentuklah zat hidup. Zat tersebut berjuta tahun berkembang menjadi berbagai organisme.
7) Teori Stenley Miller, murid Urey yang melanjutkan penelitian Urey dalam skala laboratorium yang membuktikan hipotesis Urey benar bahwa unsur-unsur di alam dengan kilatan listrik dan suhi yang cukup akan membentuk senyawa organik termasuk asam amino, purin, pirimidin, dsb yang semuannya merupakan komponen organisme.
Sumber: Jalmo, Tri dan Arwin Achmad. 2002. Biologi Umum. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar