Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengontrol sel eukariotik. Nukleus ini umumnya merupakan organel yang paling mencolok dalam sel eukariotik, rata-rata berdiameter 5µm. Nukleus dilindungi oleh selubung nukleus yang melingkupi nukleus dan memisahkan isinya dari sitoplasma.
Selubung nukleus merupakan membran ganda. Kedua membran ini masing-masing merupakan bilayer lipid dengan protein terkait dipisahkan oleh ruangan sekitar 20-40 nm. Selubung ini dilindungi oleh beberapa pori yang berdiameter sekitar 100 nm.pada bibir setiap pori, membran dalam dan membran luar selubung nukleus menyatu. Suatu struktur protein yang rumit yang disebut kompleks pori melapisi setiap pori dan mengatur keluar masuknya makromolekul dan partikel besar tertentu. Kecuali di pori, sisi dalam selubung ini dilapisi oleh lamina nukleus, susunan mirip jaring yang terdiri dari filament protein yang mempertahankan bentuk nikleus. Terdapat juga banyak bukti tentang adanya matriks nukleus, suatu kerangka serat yang membentang di seluruh bagian dalam nukleus.
Nukleus pertama kali diidentifikasi oleh Robert Brown pada tahun 1931. Selanjutnya banyak penelitian-penelitian yang dilakukan untuk meneliti nukleus. Pada tahun 1910 Koosel meneliti komposisi kimianya, pada tahun 1942 R. Fulgen dan H. Rossenbeak menemukan cara mengetes DNA, J.D. watson dan Crick menemukan struktur DNA pada tahun 1953, tahun 1957 A.R. todd menemukan adanya nukleotida pada nukleus.
Nukleus pada umumnya terletak di tengah sel. Nukleus ini tidak dapat bergerak bebas karena terperangkap di dalam jaring-jaring yang terbuat dari filament intermedia dan mikrofilament. Sel dengan nukleus tunggal ditemukan pada sel hewan dan tumbuhan, sedangkan sel dengan jumlah nukleus lebih dari satu ditemukan pada Paramecium. Pada hewan ini ditemukan dua nukleus yaitu makro dan mikro nukleus. Sel dengan jumlah nukleus lebih dari dua atau banyak dijumpai pada otot sekelet sel hewan dan pada tumbuhan misalnya pada ganggang Vaucheria.
Bentuk nukleus umumnya ekivalen dengan bentuk sel. Bila sel berbentuk bulat atau kubus maka bentuk nukleus juga akan bulat. Jika sel berbentuk silindris atau prisma, maka nukleus akan berbentuk lonjong. Sedangkan jika bentuk selnya pipih, maka nukleusnya berbentuk cakram. Pada sel leukosit dan infusoria bentuk nukleus tidak beraturan. Sedangkan ukuran nukleus tergantung pada volume sel, jumlah DNA, dan protein, serta berkaitan dengan perkembangan metabolisme sel.
Sumber: Pramudiyanti.2008.Bahan Ajar Mata Kuliah Biologi Sel.bandar Lampung: Universitas Lampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar