google3394c6c8fadba720.html April 2011 ~ KUNCUP BIO
SELAMAT DATANG DI TAUFIK ARDIYANTO'S BLOG

DESKRIPSI PENDIDIKAN SAAT SMA (slide)

SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono adalah salah satu sekolah yang terletak di Lampung Timur

DESKRIPSI PERGURUAN TINGGI YANG DITEMPUH (DIJALANI)

Universitas Lampung (Unila) adalah salah satu perguruan tinggi di propinsi Lampung

DESKRIPSI PRIBADI

Taufik Ardiyanto adalah seorang pemuda yang dilahirkan tahun 1992 di kampung kecil Sribhawono

DESKRIPSI MENGENAI ISI BLOG INI

Blog ini memuat tentang informasi seputar pendidikan terutama yang menyangkut Biologi

DESKRIPSI MENGENAI HOBI DAN MINAT

Suka membaca, menulis dan bereksperimen adalah hobiku dan akan selalu auk kembangkan demi meraih cita-cita gemilang.

Minggu, 17 April 2011

Apa Itu “Peredaran Getah Bening (Limfa)” ?


Limfa disebut juga getah bening, merupakan cairan tubuh yang tak kalah penting dari darah. Cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan karena adanya kandungan lemak dari usus. Jika darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih. Limfosit inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh, karena dapat menghasilkan antibodi.


 

Cairan limfa juga memiliki kandungan protein seperti pada plasma darah, namun pada limfa ini kandungan proteinnya lebih sedikit dan mengandung lemak yang dihasilkan oleh usus.


 

Perbedaan lain juga terlihat pada pembuluh limfa. Berbeda dengan pembuluh darah, pembuluh limfa ini memiliki katup yang lebih banyak dengan struktur seperti vena kecil dan bercabang-cabang halus dengan bagian ujung terbuka. Dari bagian yang terbuka inilah cairan jaringan tubuh dapat masuk ke dalam pembuluh limfa.


 

Pembuluh limfa mempunyai fungsi seperti berikut.

1. Mengangkut cairan dan protein dari jaringan tubuh ke dalam darah.

2. Menghancurkan kuman penyakit.

3. Menghasilkan zat antibodi.

4. Mengangkut emulsi lemak dari usus ke dalam darah.


Pembuluh limfa utama dalam tubuh terdiri atas bagian-bagian berikut.

  1. Duktus Limfatikus Dekstr (Pembuluh Limfa Kanan)
Pembuluh ini terletak pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh limfe kanan merupakan tempat muara dari semua cairan limfe yang berasal dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan lengan kanan.


 

  1. Duktus Toraksikus (Pembuluh Limfa Dada)
Pembuluh ini terletak pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kiri. Pembuluh ini merupakan tempat muara pembuluh lemak dari usus. Pembuluh limfe ini juga mengumpulkan cairan limfe yang berasal dari bagian lain selain yang disebutkan di atas.


 

Peredaran limfe dimulai dari seluruh tubuh dan berakhir di pembuluh balik. Pada tempat-tempat pertemuan pembuluh limfe terdapat kelenjar limfa. Kelenjar ini menghasilkan zat antibodi yang disebut limfosit, berfungsi untuk membasmi bibit penyakit. Kelenjar limfa yang terdapat dalam tubuh manusia, antara lain terdapat pada ketiak, leher, paha, lipatan siku, tonsil, amandel, adenoid.

Selasa, 12 April 2011

Model Mosaik Cair


pada akhir tahun 1960-an, semakin terakumulasi bukti-bukti yang menunjukkan bahwa hipotesis membran unit tidak cukup untuk menjelaskan sifat dinamis protein membran, walaupun hipotesis tersebut sesuai dengan distribusi yang sudah diketahui dari lipid membran. Tahun 1972, sebuah hipotesis struktur membran baru dikembangkan oleh Singer dan Nicholson. Hipotesis yang dikenal sebagai model mosaik cair tersebut memandang membran sebagai sebuah lapisan ganda fosfolipid cair, dengan protein-protein yang terselip ke dalamnya dengan berbagai cara (suatu mosaik), bukan sebuah lapisan yang tak putus. Protein-protein yang terasosiasi dengan permukaan eksterior atau interior mosaik lipid disebut protein ekstrinsik. Protein-protein ini sangat bervariasi keberadaanya pada membran-membran yang berbeda, bahkan mungkin tak ada sama sekali. Protein yang ditemukan di dalam lapisan ganda lipid dikenal sebagai protein-protein intrinsik. Protein-protein intrinsik bisa terbatas seluruhnya pada lapisan ganda lipid, atau bisa juga menyembul ke permukaan interior ataupun eksterior. Dalam beberapa kasus sebuah protein intrinsik yang besar dapat membentang dari permukaan yang satu ke permukaan yang lainnya. Protein-protein yang ditemukan dalam matriks lipid cenderung kaya akan asam amino hidrofobik, yang memungkinkan interaksi dalam jumlah maksimum antara protein-protein tersebut dengan medium yang mengelilinginya; sebaliknya protein-protein ekstrinsik cenderung kaya akan gugus-gugus hidrofilik, yang mendorong interaksi dengan air yang mengelilinginya dan ion-ion yang terkandung dalam air tersebut. Dalam banyak kasus, protein-protein tunggal yang berasosiasi dengan membran, memuntir dan melipat sehingga bagian yang hidrofobik tetap tertanam dalam matriks lipid, sementara daerah-daerah yang bermuatan, atau hidrofilik, cenderung menyembul dari permukaan ke medium berair yang mengelilinginya.


 

Protein-protein terpisah dalam membran bisa berinteraksi satu sama lain untuk membentuk suatu unit kompleks, misalnya saja saluran atau pori. Tautan protein-protein dalam membran bisa juga menghasilkan stabilitas bagi susunan protein, suatu kondisi yang diperlukan untuk memastikan keberlangsungan fungsional membran. Lapisan fosfolipid yang cair relatif bebas untuk bergerak ke arah yang partikel dengan bidang membran itu sendiri, sebab molekul-molekul lipid umumnya disatukan oleh gaya-gayalemah, bukan ikatan kovalen. Akan tetapi, baik kolesterol maupun protein intrinsik mungkin melakukan pergerakan seperti itu di dalam membran sehingga menyebabkanmembran sedikit kaku.


 

Walaupun penelitian-penelitian terbaru dengan mikroskop elektron cenderung mengkonfirmasi prediksi-prediksi model mosaik cair, hipotesis membran unit selama ini sangat berguna dalam mengarahkan penelitian –penelitian tentang membran dan tidak sepantasnya dipandang sebagai suatu langkah yang salah dalam pemahaman kitayang makin meningkat akan struktur membran. Odel mosaik cair sendiri bisa saja suatu hari nanti digantikan oleh sebuah konsep yang lebih berguna.

Senin, 11 April 2011

Tujuan Penyusunan Ulang molekul yang mengikuti Pembuatan 3-fosfogliserat

Penyusunan ulang molekul yang mengikuti pembuatan asam 3-fosfogliserat terjadi agar dapat terbentuk sebuah ikatan fosfat berenergi tinggi lain, yang akan menghasilkan sebuah molekul ATP lagi untuk sel. Langkah pertama dalam penyusunan ulang tersebut adalah transfer fosfat yang tersisa ke posisi 2:
Hal itu memungkinkan penyingkiran satu molekul air saat pemusatan energi ke ikatan fosfat.
Fosfat berenergi tinggi lantas ditransfer ke ADP untuk membentuk sebuah molekul ATP lagi.

Oksidasi PGAL Penting Setelah Glikolisis

Reaksi oksidasi-reduksi ini adalah pertama kali menghasilkan energi bagi sel, dalam bentuk sebuah ikatan fosfat berenergi tinggi dan sebuah molekul NADH yang dibentuk dari oksidasi. Adapun diagaram dari reaksi ini adalah:

Minggu, 10 April 2011

Makalah Ribosom

BAB I . PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam amino. Salah satu prinsip utama biologi, sering disebut sebagai “dogma sentral,” adalah DNA yang digunakan untuk membuat RNA, yang, pada gilirannya, digunakan untuk membuat protein. Urutan DNA gen disalin ke RNA (mRNA). Ribosom kemudian membaca informasi dalam RNA dan menggunakannya untuk membuat protein. Proses ini dikenal sebagai translasi; yaitu, ribosom “menerjemahkan” informasi genetik dari RNA menjadi protein. Ribosom melakukan hal ini dengan mengikat sebuah mRNA dan menggunakannya sebagai template untuk urutan yang benar asam amino pada protein tertentu. Asam amino yang melekat pada RNA transfer (tRNA) molekul, yang masuk salah satu bagian dari ribosom dan mengikat ke urutan messenger RNA. Asam amino terlampir yang kemudian bergabung bersama oleh bagian lain dari ribosom. Ribosom bergerak sepanjang mRNA, “membaca” urutan dan menghasilkan rantai asam amino. Ribosom terbuat dari kompleks dari RNA dan protein.
Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada yang lain. Mengikat subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit yang lebih besar kepada tRNA dan asam amino. Ketika selesai membaca mRNA ribosom, kedua subunit terpecah. Ribosom telah diklasifikasikan sebagai ribozim, karena RNA ribosomal tampaknya paling penting bagi aktivitas transferase peptidil yang menghubungkan asam amino bersama. Ribosom dari bakteri, archaea dan eukariota (tiga domain kehidupan di Bumi), memiliki struktur secara signifikan berbeda dan urutan RNA. Perbedaan-perbedaan dalam struktur memungkinkan beberapa antibiotik untuk membunuh bakteri oleh ribosom menghambat mereka, sementara meninggalkan ribosom manusia tidak terpengaruh. Ribosom dalam mitokondria sel eukariotik mirip pada bakteri, yang mencerminkan asal-usul evolusi kemungkinan organel ini berasal dari kata ribosom asam ribonukleat.

1.2    Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah yaitu :
1.    untuk bisa mengetahui asal – usul dari ribosom
2.    mengetahui pengertian ribosom
3.    mengetahui struktur dan fungsi dari ribosom sebagai tempat proses sintesis protein.
4.    Mengetahui sifat dari struktur ribosom

berasal dari kata ribosom asam ribonukleat.

Archaeal, eubacterial dan ribosom eukariotik berbeda dalam ukuran, komposisi dan rasio protein untuk RNA. Karena mereka terbentuk dari dua subunit ukuran non-sama, mereka sedikit lebih panjang di sumbu daripada di diameter. ribosom prokariotik sekitar 20 nm (200 Angstrom) dengan diameter dan terdiri dari 65% RNA ribosom dan protein ribosom 35% (dikenal sebagai ribonucleoprotein atau RNP). ribosom eukariotik adalah antara 25 dan 30 nm (250-300 Angstrom) dengan diameter dan rasio rRNA terhadap protein dekat dengan 1. Ribosom menerjemahkan messenger RNA (mRNA) dan membangun rantai polipeptida (misalnya, protein) menggunakan asam amino yang disampaikan oleh RNA transfer (tRNA). situs aktif mereka dibuat dari RNA, ribosom sehingga sekarang diklasifikasikan sebagai “ribozim”.

Ribosom membangun protein dari instruksi genetik yang diadakan dalam messenger RNA. Ribosom bebas ditangguhkan dalam sitosol (bagian semi-cairan sitoplasma), dan yang lainnya terikat pada retikulum endoplasma kasar, sehingga memberikan penampilan kekasaran, langkah-langkah lain dalam sintesis protein (seperti translokasi) disebabkan oleh perubahan konformasi protein.

Ribosom kadang-kadang disebut sebagai organel, namun penggunaan istilah organel sering dibatasi untuk menggambarkan komponen sub-seluler yang termasuk membran fosfolipid, yang seluruhnya partikulat. Untuk alasan ini, ribosom kadang-kadang dapat digambarkan sebagai “non-membran organel”.

Pada mulanya ribosom dipandang memiliki hubungan pasif pada proses sintesis protein, melalui struktur yang terjadi pada proses translasi. Pandangan ini berubah pada beberapa tahun kemudian, sehingga ribosom dianggap memiliki 2  peran aktif dalam dalam proses sintesis protein :
1.    Ribosom mengkoordinasi sintesis protein dengan menempatkan mRNA aminoacyl, tRNA dan menghubungkan faktor protein dengan posisi yang relatif benar satu sama-lainnya.
2.    Komponen ribosom meliputi rRNAs, mengkatalisis sedikitnya reaksi kimia yang terjadi selama translasi.

A.     Struktur dan fungsi ribosom
a.    Struktur Ribosom
Ribosom adalah partikel kecil kedap-elektron dengan ukuran sekitar 20×30 nm. Ribosom tersusun oleh empat jenis RNA ribosom (rRNA) dan hampir 80 protein yang berbeda. Ribosom merupakan partikel yang padat terdiri dari ribonukleoprotein. Ribosom ada yang tersebar secara bebas di sitoplasma dan ada yang melekat pada permukaan external dari membran Retikulum Endoplasma. Ribosom ini adalah organel yang memungkinkan terjadinya sintesa protein.
Struktur dari ribosom memiliki sifat sebagai berikut :
1.      Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips.
2.      Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.
3.      Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).
4.      Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang ribosom adalah 29 nm dengan besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm dengan besar 22 nm.
5.      Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2 ekstremitas, memiliki 3 digitasi, menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub unit besar menyerupai ribosom E. coli.
Ribosom umumnya terdapat di  retikulum endoplasma dan selaput inti, dan sebagian lainnya terdapat bebas di dalam sitoplasma. Ribosom bertindak sebagai mesin produksi protein dan akibatnya ribosom sangat melimpah pada sel yang sedang aktif dalam sintesis protein. Sejumlah protein yang dihasilkan, diangkut ke luar sel. Ribosom eukaryot diproduksi dan dirakit di dalam nukleolus.
Protein ribosomal masuk ke nukleolus dan berkombinasi dengan empat strand rRNA untuk membentuk dua sub unit ribosomal (sub unit kecil dan sub unit besar). Unit ribosom ke luar meninggalkan inti melalui pori inti dan menyatu dalam sitoplasma untuk tujuan sintesis protein. Bila produksi protein tidak berlangsung, kedua sub unit ribosomal terpisah.


Pemahaman mengenai struktur ribosom telah dikembangkan secara berangsur-angsur lebih dari 50 tahun, dan semakin banyak struktur yang telah diaplikasikan untuk masalah ini. Awalnya disebut microsome, ribosom yang pertama diamati pada awal abad 20 sebagai partikel kecil hampir diluar kemampuan mikroskop cahaya.
Pada tahun 1940 dan 1950, mikroskop elektron pertama menunjukan bahwa ribosom bakteri berbentuk oval dengan ukuran 29 nm x 21 nm, lebih kecil dari ribosom eukariot, dan bermacam-macam ukuran kecil tersebut bergantung pada spesiesnya dengan ciri-ciri sekitar 32 nm x 22nm. Dalam pertengahan 1950an penemuan ribosom adalah pada daerah sintesis protein yang di stimulasi percobaan untuk menggambarkan struktur patikel ini dengan lebih detail.
Awal proses kemajuan dalam memahami struktur ribosom secara terperinci, tidak datang dari pengamatan dengan mikroskop elektron tetapi dari analisis komponennya dengan ultrasentifugasi. Ribosom utuh memiliki koefisien sedimentasi 80s untuk eukariot dan 70s untuk bacteria, dan masing-masing dapat dipecah atau dibagi dalam komponennya lebih kecil.
•    Masing-masing ribosom meliputi 2 subunit, pada prokariot subunit ini 60s dan 40s. Pada bakteria adalah 50s dan 30s, dengan catatan koefisien sedimentasi tidak additive karena hal terebut tergantung pada bentuk seperti halnya masa.
•    Subunit terbesar berisi 3 rRNAs pada eukariot ( 285, 5.85 dan 55 rRNAs ) tapi hanya ada 2 pada bacteria ( 235 dan 53 rRNAs ). Pada bacteria eukariot sepadan dengan 5.8 rRNA termuat dalam 23 rRNA.
•    Subunit ribosom mengandung rRNA tunggal pada kedua tipe organisme, masing-masing sebuah 18s rRNA pada eukariot dan sebuah 16s rRNA pada bakteria.
•    Kedua subunit berisi berbagai protein ribosomal. Dengan angka-angka yang lebih detail pada protein ribosom yang kecil disebut S1, S2 dan seterusnya dan yang besar disebut L1, L2 dan seterusnya. Hanya ada satu dari masing-masing protein tiap ribosom, kecuali L7, L12 yang ada sebagai dimer.


Penyelidikan struktur halus ribosom
Sekali komposisi dasar ribosom eukariot dan ribosom bakteria diketahui, maka pengamatan dan perhatian di fokuskan pada cara dengan variasi rRNA dan protein di cocokan bersama-sama. Informasi penting telah disajikan oleh urutan RNA pertama, perbandingan diantara daerah yang telah di identifikasi dapat berupa base-pair untuk membentuk komponen struktur 2 dimensi.

Gambar : Struktur basa RNA 165 pada E.coli. Hal ini menunjukan pasangan basa standar (G-C, A-U) dinyatakan sebagai bar/palang dan pasangan basa yang tidak standar (misalnya G-U) dinyatakan sebagai titik.
Hal ini menunjukan bahwa RNA menyediakan sebuah scaffolding dalam ribosom, untuk protein yang diikat, sebuah interpretasi bahwa dibawah penekanan memainkan peranan aktif rRNA yang utama pada proses sintesis protein, tetapi meskipun demikian adalah suatu fondasi yang digunakan untuk penelitian subsequen. Banyak penelitian berikutnya yang dikonsentarikan pada ribosom bakteri yang lebih kecil dari eukariot dan tersedia dalam jumlah besar dari sekitar ekstra sel, yang tumbuh dalam kepadatan tinggi dalam kultur cairan.
Sejumlah pendekatan yang  digunakan untuk mempelajari ribosom bakteri :
a.     Mempelajari perlindungan nuklease yang memungkinkan kontak antara      rRNAs dan protein untuk di identifikasi.
b.    Protein-protein crosslinking yang mengidentifikasi pasangan atau kelompok protein, yang ditempatkan tertutup dari satu ribosom ke ribosom lain.
c.    Mikroskopis elektron secara berangsur telah lebih canggih dan memungkinkan untuk mengenal struktur ribosom lebih detail. Sebagai contoh, inovasi rapat mikroskopis imunoelektron, dimana ribosom diberi label dengan anti bodi spesifik sebelum dilakukan pengujian, dan telah digunakan untuk menempatkan posisi protein ini pada permukaan atas ribosom.
d.    Site directed hydroxyl, penyelidikan radikal dengan menggunakan kemampuan ion Fe(11) untuk menghasilkan hydroxyl radical yang membelah ikatan RNA phosfodiester, yang ditempatkan setelah 1 nm dari daerah produksi radicula. Teknik ini telah digunakan untuk menentukan posisi yang tepat protein ribosom S5 pada ribosom E. coli. Asam amino berbeda pada S5 telah dilabeli dengan Fe (11) dan hydroxyl radical diinduksi untuk menyusun kembali ribosom. Posisi pada 16S rRNA telah di bagi kemudian digunakan untuk menyimpulkan / menduga topologi rRNA sekitar protein 55.

Ditahun-tahun terakhir teknik ini terus meningkat, dilengkapi dengan X-ray crystallography yang bertanggung jawab untuk mengarahkan pengertian yang mendalam pada struktur ribosom. Analisis sejumlah data yang difraksi X-ray yang diproduksi cyristal dari suatu objek yang sama besar, seperti ribosom adalah tugas yang sangat besar terutama untuk memperoleh struktur yang detail yang cukup informative, tentang bagaimana ribosom bekerja. Tantangan ini telah dijumpai dan strukturnya telah di simpulkan bahwa ribosomal protein mengelilingi segmen rRNA mereka, untuk subunit yang besar dan kecil dan untuk keseluruhan ribosom bakteri yang terlihat pada mRNA dan tRNA. Seperti halnya menyatakan struktur ribosom ini merupakan informasi terbaru, dan mempunyai dampak penting pada pemahaman proses translasi.


b.    Fungsi Ribosom

1.     Sintesis Protein
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel yang tidak bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan terdapat bebas dalam sitoplasma maupun melekat pada RE.

anatomi-ribosom
Ada banyak tahapan antara ekspresi genotip ke fenotip.Gen-gen tidak dapat langsung begitu saja menghasilkan fenotip-fenotip tertentu.Fenotip suatu individu ditentukan oleh aktivitas enzim (protein fungsional).Enzim yang berbeda akan menimbulkan fenotip yang berbeda pula.Perbedaan satu enzim dengan enzim yang lain ditentukan oleh jumlah jenis dan susunan asam amino penyusun protein enzim.Pembentukan asam amino ditentukan oleh gen atau DNA.
Ekspresi gen merupakan proses dimana informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein.Dogma sentral mengenai akspresi gen, yaitu DNA yang membawa informasi genetik yang ditrnaskripsi oleh RNA, dan RNA diterjemahkan menjadi polipeptida.Ekspresi gen merupakan sintesis protein yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama urutan rantai nukleotida tempale (cetakan) dari suatu DNA untai ganda disalin untuk menghasilkan satu rantai molekul RNA.Proses ini disebut transkripsi dan berlangsung di inti sel.Tahap kedua merupakan sintesis pilopeptida dengan urutan spesifik berdasarkan rantai RNA yang dibuat pada tahap pertama.Proses ini disebut translasi.

2.    Transkripsi

transkripsi-dan-translasi

Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan atau sense, sedangkan rantai DNA komplemennya disebut rantai antisense.Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi.
RNa dihasilkan dari aktivitas enzim RNA polimerase.Transkripsi terdiri dari tiga tahap, yaitu inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan), dan terminasi (pengakhiran) rantai RNA. Daerah DNA dimana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut promoter.Suatu promoter mencakup titik awal transkripsi dan biasanya membentang beberapa pasangan nukleotida di depan titik awal tersebut.Selain itu, promoter juga menentukan di mana transkripsi dimulai, promoter juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.

3.    Elogasi
Setelah sintesis RNA berlangsung, DNA heliks ganda terbentuk kembali dan molekul RNA baru akan dilepas dari cetakan DNA-nya.Transkripsi berlanjut pada laju kira-kira 60 nukleotida per detik pada sel eukariotik.

4.    Translasi
Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu kode genetik menjadi protein yang sesuai.Kode geneti tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul RNAd, interpreternya adalah RNAt.RNAt mentransfer asam amino-asam amino dari kolam asam amino di sitoplasma ke ribosom.Molekul RNAt tidak semuanya identik.Pada tiap asam amino digabungkan dengan RNAt yang sesuai oleh suatu enzim spesifik yang disebut aminoasil-RNAt sintetase ( aminoacyl-tRNA synthetase ).Ribosom memudahkan pelekatan yang spesifik antara antikodon RNAt dengan kodon RNAd selama sintesis protein.Sebuah ribosom tersusun dari dua subunit, yaitu subunit besar dan subunit kecil.Subunit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNAr.
Tahap translasi dapat dibagi menjadi tiga tahap seperti transkripsi, yaitu inisiasi elongasi, dan terminasi.Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu RNAd, RNAt, dan ribosom selama proses translasi.Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida jga membutuhkan sejumlah energi yang disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip ATP.

5.    Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya RNAd, sebuah RNAt yang memuat asam amino pertma dari polipeptida, dan dua subunit ribosom.Pertama, subunit ribosom kecil mengikatkan diri pada RNAd dan RNAt inisiator.Di dekat tempat pelekatan ribosom subunit kecil pada RNAd terdapat kodon inisiasi AUG, yang memberikan sinyal dimulainya proses translasi.RNAt inisiator, yang membawa asam amino metionin, melekat pada kodon inisiasi AUG.
Oleh karenanya, persyaratan inisiasi adalah kodon RNAd harus mengandung triplet AUG dan terdapat RNAt inisiator berisi antikodon UAC yang membawa metionin.Jadi pada setiap proses translasi, metionin selalu menjadi asam amino awal yang diingat.Triplet AUG dikatakan sebagai start codon karena berfungsi sebagai kodon awal translasi.

6.    Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino berikutnya ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin).
Pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul RNAt yang komplemen dengannya.Molekul RNAr dari subunit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.Pada tahap ini polipeptida memisahkan diri dari RNAt tempat perlekatannya semula, dan asam amino pada ujung karboksilnya berikatan dengan asam amino yang dibawa oleh RNAt yang baru masuk.Saat RNAd berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan kodon RNAt.RNAd bergerak bersama-sama dengan antikodon dan bergeser ke kodon berikutnya yang akan ditranslasi.Sementara itu, RNAt yang tanpa asam amino telah diikatkan pada polipeptida yang sedang memanjang dan selanjutnya RNAt keluar dari ribosom.Langkah ini membutuhkan energi yang disediakan oleh hirolisis GTP.Kemudian RNAd bergerak melalui ribosom ke satu arah saja, kodon satu ke kodon lainnya hingga rantai polipeptidanya lengkap.

7.     Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang disebut terminator.Terminator merupakan suatu urutan DNA yang berfungsi menghentikan proses transkripsi.Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada saat RNA polimerase mencapai titik terminasi.Sedangkan pada sel eukariotik, RNA pilomerase terus melawati titik terminasi.RNA yang telah terbentuk akan terlepas dari enzim tersebut.  Tahap akhir translasi adalah terminasi.Elongasi berlanjut hingga ribosom mencapai kodon stop.Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, atau UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan translasi.

Bab III. KESIMPULAN

Dari makalah yang dibuat didapat kesimpulan sebagai berikut:
1.    Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua asam amino. Ribosom umumnya terdapat terikat ke retikulum endoplasma dan selaput inti, dan sebagian lainnya terdapat bebas dalam sitoplasma.
2.    Ribosom bertindak sebagai mesin produksi protein dan akibatnya ribosom sangat melimpah pada sel yang sedang aktif dalam sintesis protein. Sejumlah protein yang dihasilkan, diangkut ke luar sel.
Ribosom eukaryot diproduksi dan dirakit di dalam nukleolus.
3.    Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada yang lain. Mengikat subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit yang lebih besar kepada tRNA dan asam amino. Ketika selesai membaca mRNA ribosom, kedua subunit terpecah. Ribosom telah diklasifikasikan sebagai ribozim, karena RNA ribosomal tampaknya paling penting bagi aktivitas transferase peptidil yang menghubungkan asam amino bersama. Ribosom dari bakteri, archaea dan eukariota (tiga domain kehidupan di Bumi), memiliki struktur secara signifikan berbeda dan urutan RNA.
4.    Salah satu sifat Struktur dari ribosom adalah yaitu Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).
5.    Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel yang tidak bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan terdapat bebas dalam sitoplasma maupun melekat pada RE.
6.    Ribosom juga dapat melakukan Transkripsi, Terminasi, Inisiasi, Elogasi, Elongasi,

DAFTAR PUSTAKA
Comarck, David .H. 1994. Histologi Jilid 1 Edisi ke-9. Jakarta : Binarupa Aksara
Geneser, Finn. 2009. Buku Teks Histologi. Jakarta : Binarupa Aksara
Johnson. E, Kurt. 1994. Histologi dan Biologi Sel. Jakarta : Binarupa Aksara
http://tentangdarah.blogspot.com. 2 April 2011. 14.00 WIB
http://komputer-test.blogspot.com/ 1 April 2011. 17.30 WIB
http://hikmatulimanitb.multiply.com/journal/item/5 . 1 April 2011.16.38 WIB
http://www.ittelkom.ac.id/library/sel-darah-putih. 1 April 2011.16.30 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih 1 April 2011.16.20 WIB
http://biozeronine.blogspot.com/2010/05/hemopoiesis.html 1 April 2011.  16.10 WIB

Makalah Badan Golgi

I PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Kemajuan pengatahuan tentang sel telah menghasilkan perubahan-perubahan azasi dalam pengertian struktur sel. Sekarang ini kita hidup dalam zaman biologi molekuler yang merupakan ilmu yang mempelajari bentuk, susunan, dan kedudukan molekul-molekul yang menyusun system seluler sebagai suatu kesatuan. Pengetahuan modern tentang makhluk hidup menunjukkan adanya suatu kombinasi tingkat organisasi yang semuanya dihimpun dengan menghasilkan manifestasi kehidupan organisme. Dalam sitoplasma terdapat adanya berbagai bangunan atau struktur yang pada mulanya dapat diketahui dengan jelas tentang fungsi dan asalnya. Salah satu dari organel sel yaitu badan golgi yang mempunyai hubungan yang erat dengan RE granuler. Untuk mengetahui tentang badan golgo lebih juah, maka dibuatlah makalah ini.

1.2    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.    Mengetahui sejarah penemuan badan golgi.
b.    Mengetahui pengertian badan golgi.
c.    Mengetahui struktur dari badan golgi.
d.    Mengetahui fungsi badan golgi.

II ISI

A.    Sejarah Penemuan Badan Golgi
Camilo golgi (1891) menemukan struktur seperti jala pada sitoplasma sel saraf kucing,C golgi mewarnai sel saraf kucing dengan osnium tetra oksida dan garam perak sebelum ditemukan reticulum endoplasma. Ia menamakannya “the internal reticular apparatus”. Dengan zat tersebut , golgi dapat menemukan jala tersebut, terletak sekitar inti dan berwarna kuning gelap. Belakangan ini, beberapa ahli sitologi yang mempergunakan pewarnaan lain dapat melihat organel yang sama, bukan saja pada sel saraf, tetepi juga pada sel jaringan lain.
Perrincito (1910) mengemukakan, organel itu terdiri dari sekelompok diktiosom (jalinan). Selama 50 tahun alat golgi masih diperdebatkan,  para peneliti melihat , pada sel kelenjar alat golgi dapat berubah sesuai dengan aktivitas organnya. Ada juga ahli sitologi berpendapat, bahwa alat golgi berkaitan dengan sintesa protein. Mollenhauer dkk(1967) menemukan lebih terinci dan definitive ultra struktur organel ini.
Pada tahun 1898, ahli histology Italia menemukan adanya zat seperti jala dalam sitoplasma sel-sel dalam jaringan yang difiksasi dalam larutan bikromat dan kemudian diberi garam perak. Berdasarkan gambaran ini, Golgi memberi nama struktur ini apparatus retikularis dalam dari sel. Nama ini kemudian diubah menjadi aparatus Golgi, karena bangunan ini tidak selalu membentuk jala-jala. Dengan mikroskop electron, belakangan tampak bahwa organel terdiri atas beberapa struktur yang dibatasi membrane yang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, karena itu lebih sering disebut kompleks Golgi.
Aparatus Golgi terdapat pada semua jenis sel, tetapi tidak tampak pada sel hidup, kecuali digunakan mikroskop fase kontras dan bangunan ini tidak berwarna pada sajian histologist rutin. Namun, aparatus Golgi mampu mereduksi garam-garam logam, misalnya  garam osmium dan perak, yang merupakan dasar untuk pengamatan apparatus dengan cara Golgi yang asli, atau setelah beberapa hari difiksasi dalam osmium tetroksida. Tempatnya dalam sel kadang-kadang dikenali dalam sajian histologis rutin, misalnya dengan pewarnaan HE berbentuk zona kecil, jernih dekat inti sel disebut bayang-bayang Golgi negative. Bayangan Golgi ini jelas terlihat pada sel-sel dimana apparatus Golgi yang tidak berwarna berlainan dengan sitoplasma basofil sekelilingnya, misalnya pada osteoblas dan sel plasma.
Apparatus Golgi sering terdapat dekat inti dank has terutama di tepi sentrosom, dengan sentriol terletak dalam cekungan apparatus Golgi. Pada sel-sel sekretoris, apparatus Golgi terletak antara inti dan apeks sel yaitu tempat hasil sekresi sel dilepaskan. Pada sel-sel jenis lainnya tanpa polarisasi aktifitas sekretoris, mungkin membentuk struktur seperti jala mengelilingi inti, seperti ditemukan oleh Golgi pada sel-sel saraf.
Mikroskop electron tampak berkaitan dengan apparatus Golgi beberapa kantong gepeng yamg dibatasi membrane yaitu sakulus yang tersusun dalam bentuk tumpukan. Tumpukan demikian biasanya berisi 3-7 sakulus, tiap sakulus sering sedikit berdilatasi di perifer dan selain itu sedikit melengkung. Karena itu, tumpukan tersebut mempunyai permukaan yang cembung menghadap inti sel dan cekung yang menghadap permukaan luar sel. Sisterna yang terletak paling dalam tampak mempunyai sejumlah lubang atau fenestrasi   ( fenestra = jendela), sedangkan sakulus yang paling atas pada tumpukan mempunyai fenestra sepanjang tepinya. Selain itu, dekat permukaan yang cekung, lumen sakulus sangat melebar. Jenis membrane adalah trilaminar dan sedikit lebih tipis dari plasmalema dekat permukaan yang terletak paling dalam yang cembung.
Tampak sejumlah vesikel-vesikel kecil berdiameter 40-80 nm yang berhubungan erat dengan sakulus, sebagian besar mempunyai permukaan membrane yang licin dan disebut vesikel transport. Ada sedikit filament meliputi permukaan, karena itu disebut vesikel bersalut (coated vesicles ). Dalam kaitannya dengan permukaan yang cekung, tampak vakuol padat   (condensing vacuoles) yang lebih besar dan dibatasi membrane. Vakuol ini berisi berbagai hasil secret yang dipekatkan. Akhirnya, disini ada granula sekretoris yang sudah terbentuk berisi zat homogeny yang padat.
Protein dari membran Golgi disintesa  dalam reticulum endoplasma kasar, yang terikat dalam membrane. Vesikel transport dilepaskan dari daerah yang bebas ribosom dari sisterna dalam  reticulum dan berpindah ke daerah Golgi. Disini vesikel menjadi satu dan menuju ke sakulus fenestrate pada bagian yang konveks permukaan dalam kompleks Golgi, karena itu disebut permukaan yang belum siap (immatute face). Pada permukaan superficial yang konkaf, sakulus berdilatasi yang diikuti dengan pembentukan vakuol padat. Vakuol padat ini mungkin lepas, karena vakuol ini sering tampak dihubungkan dengan permukaan luar sakulus oleh suatu tangkai yang tipis. Permukaan superficial yang konkaf ini juga disebut permukaan yang sudah siap (mature face). Kemudian, ada bakal zat membrane yang kontinyu dari reticulum endoplasma kasar melalui vesikel pengangkut ke permukaan apparatus Golgi yang belum siap dan diikuti oleh pelepasan zat membrane dari permukaan yang sudah siap. Dengan kata lain, bahwa apparatus Golgi selalu diperbarui.
Jalannya pengangkutan intraseluler yang dijelaskan untuk secret yang dihasilkan dari  reticulum endoplasma kasar melalui apparatus Golgi ke vakuol padat tidak selalu sama untuk semua kelenjar. Selain itu, ada perbedaan spesies. Pada sel-sel pancreas marmot, vesikel transport berjalan langsung ke vakuol padat dimana terjadi pemekatan hasil sekresi, sedangkan pada sel-sel pancreas tikus, vesikel transport ke tumpukan Golgi, dimana pemekatan terjadi dalam sakulus yang sudah siap.
Fungsi apparatus Golgi pada sel-sel kelenjar adalah penimbunan dan pemekatan hasil sekresi. Jika hasil sekresi adalah suatu protein, protein disintesa dalam reticulum endoplasma kasar, kemudian diangkut melalui tubulus reticulum endoplasma ke daerah Golgi. Disini, hasil sekresi terbungkus dalam vesikel transport dan dibawa oleh vesikel transport ke apparatus Golgi, disini terjadi pemekatan dengan membuang airnya. Setelah hasilnya dibungkus dalam vakuol padat, pemekatan selanjutnya terjadi dengan pembentukan granula sekretoris. Granula ini mampu melebur dengan plasmalema, imana hasil sekresi dilepaskan dari sel.
Pada sel-sel yang hasil sekresinya berupa kompleks karbohidrat-protein, misalnya glikoprotein, komponen karbohidrat disintesa dalam kompleks Golgi, yang membrannya tampak berisi enzim-enzim penting. Selain itu, penemuan autoradiografi sel-sel goblet menunjukkan bahwa glukosa yang dilabel terikat dalam makromolekul karbohidrat di apparatus Golgi, tampaknya tanpa melalui reticulum endoplasma. Pada kompleks Golgi, polisakarida berikatan dengan komponen protein, yang disintesa dalam reticulum endoplasma kasar.
Pada sel-sel yang tidak mengeluarkan secret, komponen karbohidrat plasmalemadisintesa di kompleks Golgi, dari sini diangkut ke membran sel dalam vesikel yang lepas dari komleks Golgi karena kemampuannya untuk mensitesa dan mengikat grup karbohidrat pada protein dengan membentuk makromolekul berisi keterangan, apparatus Golgi sangat penting untuk sifat-sifat permukaan sel, karena sifat-sifat ini berkaitan dengan komponen karbohidrat.

B.    Pengertian Badan Golgi

Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi atau Aparatus Golgi dijumpai pada hampir semua sel  tumbuhan dan hewan. Pada sel tumbuhan, Badan Golgi  disebut diktiosom. Badan Golgi tersebar dalam sitoplasma dan merupakan  salah satu komponen terbesar dalam sel. Antara badan Golgi  satu dengan yang lain berhubungan dan membentuk struktur  kompleks seperti jala. Badan Golgi sangat penting pada sel  sekresi.
Badan Golgi dan RE mempunyai hubungan erat  dalam sekresi protein sel. Di depan telah dikatakan bahwa  RE menampung dan menyalurkan protein ke Golgi. Golgi  mereaksikan protein itu dengan glioksilat sehingga terbentuk  glikoprotein untuk dibawa ke luar sel. Oleh karena hasilnya  disekresikan itulah maka Golgi disebut pula sebagai organel sekretori

Kompleks (aparat) Golgi telah diketahui ahli mikroskop jauh sebelum penemuan mikroskop electron. Pada sajian mikroskop cahaya yang di dalam dengan garam perak, terlihat aparat Golgi sebagai bangunan kecil berbentuk tidak teratur biasanya dekat inti. Dengan mikroskop electron terlihat aparat  ini terdiri atas membrane serupa yang terdapat pada reticulum endoplasma lain. Membrane-membran itu membentuk dinding sejumlah kantung gepeng yang bertumpuk. Di bagian tepi kantung ini menyatu dengan vesikel-vesikel bulat kecil.
Kompleks Golgi berkaitan erat dengan pembentukan beberapa produk sekresi, terutama yang mengandung karbohidrat. Unsure protein produk ini dibuat di reticulum endoplasma kasar. Pada kompleks Golgi ditambahkan karbohidrat pada protein, membentuk kompleks karbohidrat-protein. Komleks ini dibentuk di dalam sisterna aparat Golgi. Mereka bergerak ke tepi sisterna, memisahkan diri dari kompleks Golgi karena terkumpul dalam vakuol sekresi bermembran.
Membrane kompleks Golgi menjadi tempat melekatnya enzim yang berhubungan dengan pembuatan karbohidrat. Lisosom dapat juga dihasilkan di kompleks Golgi.

C.    Stuktur Badan Golgi

Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.
Badan Golgi merupakan bagian sel yang hampir serupa dengan Retikulum Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis ruangan yang juga ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian, yaitu bagian cis dan bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-vesikel [vesicle] yang pada umumnya berasal dari Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini akan diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan Golgi dan isi dari vesikel tersebut akan diproses sedemikian rupa untuk penyempurnaan dan lain sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari bagian cis menuju bagian trans. Di bagian inilah ruangan-ruangan tersebut akan memecahkan dirinya dan membentuk vesikel, dan siap untuk disalurkan ke bagian-bagian sel yang lain atau ke luar sel.
Aparat Golgi dijumpai pada hampir semua sel tumbuhan dan hewan. Terdiri dari setumpuk saku pipih yang dibatasi membrane. Terutama amat penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat dalam sekresi. Protein yang disintesis oleh RER dipindahkan ke dalam aparat Golgi. Di sini karbohidrat tambahan dapat dibubuhkan kepadanya. Bagaimanapun protein-protein itu terkumpul di dalam saku-saku tadi sampai penuh dengan protein. Saku-saku tersebut dapat berpindah ke permukaan sel dan mengeluarkan isinya ke bagian luar. Sku-saku berprotein yang lain pada aparat Golgi dapat disimpan di dalam sel sebagai lisosom.
Aparat Golgi juga merupakan situs sintesis polisakarida, misalny pada mucus. Selulosa yang disekresikan oleh sel tumbuhan untuk membentuk dinding sel sintesis pada aparat Golgi.

1) Morfologi  Badan Golgi
Aparat golgi mempunyai bentuk yang sangat berbeda-beda(pleomorfik) pada beberapa sel bentuknya kompak dan terbatas sedang pada macam sel lain bentuknya berupa jalinan dan tersebar. Namun pada dasarnya badan golgi berupa kumpulan rongga-rongga yang pipih, berbentuk mangkok, dikelilingi oleh vesikel-vesikel. Aparatus golgi dapat ditemui dan dikelilingi inti, ditepi atau tersebar .Jjumlahnya mulai dari satu buah sampai ratusan tiap sel. Dengan mikroskop electron badan golgi dapat dilihat strukturnya  merupakan membrane khusus yang mempunyai bentuk bervariasi.

Telah terbukti ,bahwa organel ini dijumpai dalam hampir semua jenis sel hewan dan tumbuhan. Aparatus golgi terdiri dari tiga komponen :
a.Cisternae
Merupakan bangunan dasar.yang menjadi ciri apparatus golgi Terdiri Dari sekitar 5 lempeng cisterna yang sejajar melengkung bentuk piala tiap cisterna berupa kantung gepeng tertekuk.Bagian tepi tiap cisterna biasanya menggembung dan berlobang-lobang .dibagian tepi itu ada pembuluh yang menghubungkan semua cisternae sesamanya.daerah tepi itu juga memiliki tonjolan-tonjolan yang akan cepat membentuk vasikula-vasikula atau mungkin juga bakal membentuk cisterna baru.

b.Vesikula
Bagian vesikula terdapat dibawah (sebelah kedalam sel) bagian cisternae yang terdiri dari banyak gelembung serta memiliki warna yang terang.vesikula tumbuh dari reticulum endoplasma. Mungkin dekat kebagian cisternae vesikula tergabung membentuk cisterna baru.
d.Vakuola
Bagian ini berada dibagian atas (sebelah puncak) yang terdiri dari banyak gelembung.vakuola berisi bahan sekresi (getahan) cisterna bagian atas akan pecah dan membentuk vakuola.Bahan sekresi dalam vakuola disekresi dengan cara exocytosis

Protein yang akan disekresi / glikoprotein yang telah disintesa diretikulum endoplasma,masuk apparatus golgi lewat vesikula yang tumbuh lepas diujung-ujung reticulum endoplasma dan yang terdekat dengan badan golgi. Pembentukan vesikula tersebut diawali dengan terbentuknya gembungan berupa kuncup dibagian ujung RE/ juga dimembran luar selaput inti. Gembungan ini lepas ,menjadi vesikula. Vesikula bergabung-gabung membentuk cisternae. Didalam cisternae protein atau glikoprotein itu diproses lagi, lalu dibungkus-bugkus kecil dalam vakuola melalui gelembung-gelembung diuung cisternae teratas , kemudian lepas menjadi vakuola yang telah berisi bahan sekresi.

2) Kekutuban Badan Golgi
Badan golgi dibedakan juga atas kekutubannya. Kutub bawah, yang dekat dengan inti / RE disebut forming face, sedang kutub atas, yang cekung kepermukaan dalam disebut maturing face.  Disebut forming face, karena dibagian ini bahan yangakan disekresi diproses, dibentuk atau dirakit. Yang tergolong daerah forming face ini ialah semua bagian vesikula dan cisternae terbawah.
Disebut maturing face, karena dibagian ini bahan yang akan disekresi  mengalami pematangan , dipadatkan , kemudian dibungkus didalam  gelembung atau vakuola . Vakuola bagian atas sel itu disebut juga  secretory vesicle (vesikula sekresi). Nanti vesikula atau vakuola ini bergabung dengan membrane sel, kemudian bahan sekresi didalamnya dikeluarkan dari sel.
Untuk menetapkan kekutuban badan golgi , yang mana forming face yang mana pula maturing face, maka Moore dkk (1977) melakukan pengukuran pada tebal unit membrane sejak dari kedalaman sel sampai kepermukaan sel lewat badan golgi. Ternyata tebalmembran pada kutub forming face sama dengan tebal RE . tebal kutub maturing face sama dengan tebal membran vakuola sekresi.
Selama sekresi materiyang dibentuk diretikulum endoplasma  bergerak melalui badan golgi dari permukaan luar kepermukaan dalam dan kemudian kegelembung-gelembung sekresi lalu menuju membran plasma untuk dikeluarkan dari sel. Tentu saja aliran sekresi ini bukan mengalir seperti zat cair tetapi selalu melalui system membran yang caranya masih berupa pertanyaan besar.
3) Enzim-enzim dan Lipid pada Badan Golgi
Pada badan golgi banyak ditemukan enzim yang heterogen . Enzim-enzim pada badan golgi dapat digolongkan pada:
- Glikosiltransferasa untuk biosintesis glikoprotein
- Sulfo dan gliosiltransferasa untuk biosintesis glikolipida
- Oksidoreduktase
- Fosfatasa
- Kenasa
- Mamnosidasa
- Transferasa untuk sintesis fosfolisida
- Fosfolifasa
Para ahli mencoba menemukan enzim tanda pada badan golgi,dengan cara melihat aktivitas enzim-enzim pada organel-organel dan membandingkannya. Dari hasil pwenelitian ternyata glikosiltransferasa merupakan enzim tanda pada badan golgi. Enzim ini sebagai katalisator transfer glukosa dari carier UDP ke protein yang sesuai.para peneliti menemukan bahwa setengah dari seluruh aktifitas glikosil transferesa pada sel terjadi pada badan golgi. Adanya enzim tanda pada badan golgi dapat dipakai untuk membedakan badan golgi dari organel-organel lain.
Selain memiliki enzim tanda, badan golgi juga memiliki perbedaan komposisi pada lipidanya . Komposisi lemak pada badan golgi memiliki sifat intermediate. Sehingga dapat disimpulkan bahwa badan golgi merupakan organel transisi diantara dua organel lain, yaitu reticulum endoplasma dan membrane plasma.

D.    Fungsi Badan Golgi
Setelah meninggalkan RE, banyak vesikula transport berpindah ke apparatus Golgi. Kita dapat membayangkan Golgi ini sebagai pusat manufaktur, pergudangan, penyortiran, dan pengiriman. Di sini, produk RE dimodifikasi dan disimpan, dan kemudiandikirim ke tujuan lain. Tidak mengejutkan, jika apparatus Golgi ini sangat banyak dalam sel yang terspesialisasi untuk sekresi.
Apparatus Golgi terdiri dari kantung membrane yang pipih-sisterne-yang tampak sebagai tumpukan roti pita(roti bulat dan datar dari Timur Tengah). Suatu sel dapat memiliki beberapa tumpukan seperti ini. Membrane setiap sisterne dalam satu tumpukan memisahkan ruangan internalnya dari sitosol. Vesikula yang berkonsentrasi di sekitar apparatus Golgi terlibat dalam transfer materi di antara Golgi dan struktur lainnya.
Apparatus Golgi memiliki polaritas yang jelas, dengan membrane sisterne pada ujung-ujung yang berlawanan merupakan suatu tumpukan yang berbeda ketebalan dan komposisi molekulernya. Kedua kutub tumpukan golgi disebut sebagai muka cis dan muka trans; yang masing-masing bertindak sebagai bagian penerima dan pengirim pada apparatus golgi. Muka cis biasanya terletak di dekat RE. vesikula transport memindahkan materi dari RE ke golgi. Vesikula yang bertunas daru RE akan menambah membrannya dan kandungan lumen (rongga) nya ke muka cis dengan bergabung (berfusi) dengan membrane golgi. Muka trans menghasilkan vesikula yang akan tercabut dan pindah ke tempat lain.
Produk RE biasanya dimodifikasi selama berpindah dari kutub cis ke kutub trans golgi. Protein dan fosfolipid membrane mungkin saja berubah. Misalnya, berbagai enzim golgi memodifikasi bagian oligosakarida glikoprotein. Ketika pertama kali ditambahkan pada protein di RE, oligosakarida dari seluruh glikoprotein adalah identik. Golgi membuang sebagian monomer gula dan menggantinya dengan yang lain, menghasilkan bermacam-macam oligosakarida.
Di samping kerja finishing-nya, apparatus golgi memproduksi makromolekulnya sendiri. Banyak polisakarida yang disekresi oleh sel merupakan produk golgi, termasuk asam hialuronat, substansi lengket yang membantu merekatkan sel-sel hewan. Produk golgi yang akan disekresi itu keluar dari muka trans golgi di dalam vesikula transport yang akhirnya berfusi dengan membrane plasma.
Golgi memproduksi dan menyempurnakan produknya secara bertahap, dengan sisterne di antara ujung cis dan trans yang berbeda-beda, yang mengandung tim enzim yang unik. Produk dalam berbagai tahap pemrosesan tampak akan dipindahkan dari satu sisterneke sisterne lain oleh vesikula.
Sebelum apparatus golgi mengirim produknya dengan membuat tunas vesikula dari muka trans, golgi menyortir produk ini dan mengarahkan produknya untuk berbagai bagian sel. Etiket identifikasi molekuler, seperti gugus fosfat yang telah ditambahkan ke produk golgi, membantu dalam penyortiran. Dan vesikula transport yang bertunas dari golgi dapat memiliki molekul eksternal pada membrannya yang mengenali “tempat pertautan” pada permukaan organel yang spesifik.
Berikut adalah gambar dari skema transpor di dalam badan Golgi. 1. Vesikel retikulum endoplasma, 2. Vesikel eksositosis, 3. Sisterna, 4. Membran sel, 5. Vesikel sekresi.

Fungsi dari badan golgi antara lain:
*    Biosintesis glikoprotein dan glikolipida
Badan golgi memegang peranan yang penting dalam sintesis glikoprotein . Glikoprotein merupakan bahan utama dalam sekresi berbagai kelenjar baik eksokrin maupun endokrin, sebagai substansi dasar intra seluler dan merupakan komponen membran sel.
*    Pembentukan dinding sel
Pada sel tumbuhan, badan golgi berperan dalam pembentukan materi dinding sel.
*    Membentuk membrane plasma
*    Badan golgi melepaskan butir-butir sekresi pada permukaan sel. Setiap kali di lepaskan gelembung-gelembung kecil dari mature face kearah permukaan sel.
*    Pembentukan mikrosom dan akrosom.
*    Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
*    Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
*    Membentuk dinding sel tumbuhan
*    Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
*    Tempat untuk memodifikasi protein
*    Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
*    Untuk membentuk lisosom
Dalam badan golgi terdapat variasi coated vesicle, antara lain:
Clathrin-coated adalah yang pertama ditemukan dan diteliti. tersusun dari clathrin dan adaptin. interaksi lateral antara adaptin dengan clatrin membentuk formasi tunas. jika tunas clathrin sudah tumbuh, protein yang larut dalam sitoplasma termasuk dynamin akan membentuk cincin di setiap leher tunas dan memutusnya.
COPI-coated memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar cisternae. beberapa protein COPI-coat memperlihatkan sekuens yang bermiripan dengan adaptin, dapat diduga berasal dari evolusi yang bermiripan.
COPII-coated memaket tunas dari retikulum endoplasma.
Terdapat 2 protein dalam badan golgi. Protein Snare V-snare menuju T-snare dan akan bergabung. T-snare adalah protein yang ada di target sedangkan V-snare adalah vesikel snare. V-snare akan mencari T-snare dan kemudian akan berfusi menjadi satu. Protein Rab termasuk ke dalam golongan GTP-ase. protein Rab memudahkan dan mengatur kecepatan pelayaran vesikel dan pemasangan v-snare dan t-snare yang diperlukan pada penggabungan membran.

III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari isi makalah yaitu sebagai berikut:
1.    Camillo Golgi adalah seorang ahli histology dan patologi berkebangsaan Italia yang menemukan badan golgi.
2.    Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel
3.    Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya.
4.    Fungsi badan golgi antara lain: membentuk kantung ( vesikula ) untuk sekresi, membentuk membrane plasma, dan membentuk dinding sel tumbuhan.

Degradasi Asam Piruvat Menghasilkan Asam Laktat Atau Etil Alkohol

Glikolisis selalu menghasilkan asam piruvat sebagai produk akhir. Pada salah satu tahapan oksidatif dalam proses yang mengonversi PGAL menjadi asam 1,3-difosfogliserat, sebuah NAD+ direduksi menjadi NADH. Jika glikolisis berlanjut, NAD+ harus terus diregenerasi melalui oksidasi NADH. Dalam kondisi-kondisi anaerobik, hal tersebut terjadi pada hewan melalui pembuangan (dumping) elektron dan ion hidrogen NADH ke piruvat untuk membentuk asam laktat, dan dengan demikian, NAD+ diregenerasi. Enzim laktat dehidrogenase memainkan peran kunci dalam reaksi tersebut pada banyak organisme. Pada bakteri, sebuah atom karbon pertama-tama dikeluarkan dari piruvat, dan senyawa 2-karbon yang dihasilkan lalu direduksi menjadi etil alkohol, disertai oleh regenerasi NAD+. Karbon itu sebenarnya dikeluarkan sebagai sebuah molekul CO2 (gas ini bekerja sebagai agen yang menyebabkan roti mengembang jika adonanya mengandung khamir yang melakukan fermentasi). Pada beberapa jenis serangga, salah satu produk yang dihasilkan pada pemecahan fruktosa1,6-difosfat, disebut dihidroksiaseton fosfat (DHAP), menerima elektron dan ion hidrogen dari NADH untuk membentuk sebuah produk tereduksi yang penting yang dikenal sebagai α-gliserol fosfat. Zat tersebut dapat digunakan untuk sintesis lemak-lemak netral. Dengan demikian beragam mekanisme metabolik telah dievolusikan untuk mengoksidasi ulang NADH, yang disertai pembentukan produk-produk tereduksi yang khas.

Tantangan Sel Saat Mengalami Peningkatan Ukuran

sel mempertukarkan zat-zat dengan lingkungan melalui membran permukaan. Peningkatan ukuran akan menyebabkan peningkatan volume dan massa yang relatif besar daripada luas permukaan, sehingga sel akan kehilangan keefektifan kapasitas pertukarannya. Hal itu akan membatasi jumlah makanan dan oksigen yang dapat bergerak menyeberangi membran untuk memenuhi kebutuhan metabolik massa hidup yang meningkat di bagian interior.zat-zat sisa, yang dihasilkan dalam jumlah yang jauh berlebih, akan lebih susah untuk di ekskresi.

Distribusi zat-zat melalui difusi juga akan berlangsung lebih lama jika sel tumbuh membesar. Banyak bagian sel akan mengalami kekurangan zat-zat bahan bakar vital atau molekul esensial lainnya sebagai akibat dari pembesaran sel. Kontrol oleh nukleus atas aktivitas-aktivitas struktur-struktur sitoplasma bergantung pada komunikasi kimiawi antara nukleus dan sitoplasma. Dalam sel yang menjadi besar, efisiensi komunikasi semacam itu akan terhalangi oleh peningkatan arak antara kedua bagian sel itu.

Perbedaan Organisasi Tingkat Organ Tumbuhan Dan Hewan

Organisasi tingkat organ pada tumbuhan lebih tidak jelas pada tumbuhan deripada pada hewan. Paling-paling kita hanya bisa membedakan akar, batang, daun, dan struktur-struktur reproduktif. Fungsi-fungsi yang jelas, yang merupakan ciri-ciri pembeda organ, dapat ditetapkan untuk masing-masing struktur tersebut. Akar bertugas menambatkan tumbuhan dan menyerap air dan mineral. Batang (shoot atau stem) menyokong keseluruhan tumbuhan, sementara daun terutama merupakan organ penghasil makanan. Bunga atau struktur reproduktif lainnya berperan dalam menghasilkan keturunan untuk generasi berikutnya.

Pada hewan perkembangan organ jauh lebih kompleks dan jelas. Organ adalah bagian dari sistem organ dimana fungsi total dilakukan. Dengan demikian ekskresi ditangani oleh ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Sistem saraf terdiri atas otak, urat saraf tulang belakang, dan jaringan saraf tepi. Karena sistem organ pada hewan bersifat kompleks dan jelas, maka kisaran aktivitas dan fungsinya jauh lebih besar daripada yang ditemukan pada tumbuhan.

Sabtu, 09 April 2011

Jaringan Tumbuhan Lebih Sulit Diklasifikasi Daripada Jaringan Hewan

Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.

Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga ("ganggang") dan fungi ("jamur"), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur khas mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan lumut dapat dikatakan telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki jaringan pembuluh yang jelas.

Jaringan tumbuhan relatif lebih homogen daripada jaringan hewan. Tumbuhan tidak memiliki kemampuan lokomosi (berpindah)/bergerak secara aktif sebagaimana hewan. Meskipun demikian, banyak sel-sel baru terbentuk untuk berbagai jaringan sebagai kompensasi banyaknya sel-sel yang mati, yang menjadi pasif karena berperan sebagai sel-sel penyimpan cadangan energi (misalnya pada buah atau umbi) atau metabolit sekunder, dan untuk mengisi jaringan baru karena tumbuhan selalu bertambah massanya, khususnya bagi tumbuhan tahunan. Jaringan yang aktif memperbanyak diri dan tidak memiliki fungsi khusus disebut jaringan meristematik, sementara jaringan yang telah mantap dengan fungsinya disebut jaringan tetap/permanen.

Jaringan adalah sekelompok dari sel-sel yang serupa dan melakukan suatu aktivitas tertentu. Masing-masing jaringan hewan menunjukkan perbedaan yang mudah diamati akan tetapi batas-batas antara jenis-jenis jaringan tumbuhan cenderung kabur, dan satu jenis jaringan bisa berubah menjadi jaringan lain seiring tahap perkembangan . selain itu ciri-ciri struktural yang tampak begitu jelas berbeda pada sel-sel hewan, sangat tidak jelas pada sel-sel tumbuhan

Selasa, 05 April 2011

Manfaat Ilmu Biologi

Berkembangnya suatu ilmu diharapkan memberikan kontribusi kepada kesejahteraan bagi kehidupan. Dengan berkembangnya berbagai cabang biologi akan semakin bertambah besar peluang manfaat yang disumbangkan oleh biologi, antara lain.
1. Memberikan pemahaman lebih mendalam kepada diri seseorang yang dapat diterapkan sebagai dasar untuk meningkatkan taraf hidupnya.
2. Memberikan pengetahuan akan berbagai sumber daya hayati yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
3. Memberikan rangsangan pada manusia untuk melakukan diversifikasi pemanfaatan sumber daya hayati sehingga diperoleh sumber baru yang berbeda.
4. Memberikan pengetahuan untuk melakukan konservasi terhadap sumber daya hayati agar tidak punah.


 Seseorang yang memahami biologi akan bersikap dan bertindak lain dalam menghadapi permasalahan kehidupan dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki pemahaman biologi. Contohnya, ketika munculnya wabah penyakit berbahaya tertentu, anggota masyarakat disarankan menggunakanpelindung tubuh guna mencegah penularan penyakit. Orang awam mungkin beranggapan dengan menggunakan pelindung  mereka tidak akan terkena penyakit. Sementara itu bagi yang memahami akan virus, mereka menyadari hanya untuk mencegah meluasnya virus penyakit saja, dan mereka selalu waspada dengan menjaga kebersihan serta mempersiapkan tindakan yang tepat bila menjumpai gejala penyakit di masyarakat.

Selain manfaat, kemajuan ilmu pengetahuan terkadang mengandung sisi negatif yang tidak diharapkan. Perkem-bangan biologi dalam teknik rekayasa genetika tidak diragukan lagi dapat menghasilkan bibit-bibit unggul yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Jika teknik ini disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, mungkin dapat menghasilkan bibitbibit yang malah membahayakan bagi kehidupan. Bila ini terjadi, kesejahteraan hidup yang seharusnya disumbangkan ilmu pengetahuan tidak tercapai, tetapi justru menyengsarakan kehidupan. Untuk menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan teknologi, khususnya dibidang biologi, baru-baru ini dikembangkan aturan-aturan baku atau etika yang harus diperhatikan oleh para ahli yang tertarik pada objek kajian biologi yang disebut bioetika. Dalam bioetika memuat norma-norma atau kesepakatan tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seseorang yang berkaitan dengan penelitian di bidang biologi.