google3394c6c8fadba720.html Maret 2011 ~ KUNCUP BIO
SELAMAT DATANG DI TAUFIK ARDIYANTO'S BLOG

DESKRIPSI PENDIDIKAN SAAT SMA (slide)

SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono adalah salah satu sekolah yang terletak di Lampung Timur

DESKRIPSI PERGURUAN TINGGI YANG DITEMPUH (DIJALANI)

Universitas Lampung (Unila) adalah salah satu perguruan tinggi di propinsi Lampung

DESKRIPSI PRIBADI

Taufik Ardiyanto adalah seorang pemuda yang dilahirkan tahun 1992 di kampung kecil Sribhawono

DESKRIPSI MENGENAI ISI BLOG INI

Blog ini memuat tentang informasi seputar pendidikan terutama yang menyangkut Biologi

DESKRIPSI MENGENAI HOBI DAN MINAT

Suka membaca, menulis dan bereksperimen adalah hobiku dan akan selalu auk kembangkan demi meraih cita-cita gemilang.

Rabu, 16 Maret 2011

Jaringan Meristem


Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-kadang tidak ada. Meristem dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain berdasarkan letaknya dan terjadinya.


Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.

a. Meristem Ujung (Apikal)

Meristem ujung (apikal) merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh sel-sel initial yangberada pada ujung-ujung dari alat-alat tumbuhan. Dengan adanya meristem ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang.


 

b. Meristem Samping (Lateral)

Meristem lateral merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh selsel initial yang terletak antara bagian alat-alat tumbuhan (antara jaringanjaringan dewasa). Akibat aktivitas meristem ini tumbuhan akan mengalami penambahan besar ke samping.


 

Berdasarkan terjadinya, jaringan meristem dibedakan menjadi dua.


 

a. Meristem Primer

Meristem primer merupakan jaringan muda yang berasal dari sel-sel initial yang disebut promeristem. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Haberlandt, promeristem akan berkembang menjadi protoderm, prokambium, dan meristem dasar. Protoderm akan berdeferensiasi menjadi jaringan pengangkut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim (jaringan dasar).


 

Meristem primer terletak pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Menurut Hanstein, pada bagian ujung akar dibagi menjadi tiga daerah, yaitu :

1) dermatogen yang akan berkembang menjadi epidermis;

2) periblem yang akan berkembang menjadi korteks;

3) pleron yang akan berkembang menjadi stele.

Meristem pada ujung batang menurut Schmidt dibagi menjadi dua bagian.

1) Korpus

Bagian ini merupakan bagian pusat dari titik tumbuh, yang memiliki area yang luas dan sel-selnya relatif besar. Sel-sel pada bagian korpus ini akan membelah secara tak beraturan.

2) Tunika

Bagian ini merupakan bagian paling luar dari titik tumbuh. Tunika terdiri atas satu atau beberapa lapis sel, dengan sel-sel yang relatif kecil dan mengalami pembelahan ke samping (ke arah lateral).


 

b. Meristem Sekunder

Meristem ini berasal dari jaringan dewasa dan selanjutnya berubah menjadi meristematis. Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau prisma yang di bagian tengahnya terdapat vakuola. Contohnya, kambium dan kambium gabus. Kambium dijumpai di dalam batang dan akar dari tumbuhan golongan dikotil dan Gymnospermae, serta beberapa tumbuhan dari golongan monokotil (Agave, Aloe, Jucca, dan Draceana). Kambium gabus terdapat pada kulit batang tumbuhan dan dapat membentuk jaringan gabus yang sukar dilalui air.

Sabtu, 12 Maret 2011

Ciri-Ciri Virus


Virus memiliki ciri dan struktur yang sangat berbeda sama sekali dengan organisme lain, ini karena virus merupakan satu sistem yang paling sederhana dari seluruh sistem genetika. 

Ciri virus yang telah diidentifikasi oleh para ilmuwan, adalah sebagai berikut.


 

1. Virus hanya dapat hidup pada sel hidup atau bersifat parasit intraselluler obligat, misalnya dikembangbiakan di dalam embrio ayam yang masih hidup.


 

2. Virus memiliki ukuran yang paling kecil dibandingkan kelompok taksonomi lainnya. Ukuran virus yang paling kecil memiliki ukuran diameter 20 nm dengan jumlah gen 4, lebih kecil dari ribosom dan yang paling besar memiliki beberapa ratus gen, virus yang paling besar dengan diameter 80 nm (Virus Ebola) juga tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya sehingga untuk pengamatan virus di gunakan mikroskop elektron.


 

3. Nama virus tergantung dari asam nukleat yang menyusun genomnya (materi atau partikel genetik) sehingga terdapat virus DNA dan juga virus RNA.


 

4. Virus tidak memiliki enzim metabolisme dan tidak memiliki ribosom ataupun perangkat/organel sel lainnya, namun beberapa virus memiliki enzim untuk proses replikasi dan transkripsi dengan melakukan kombinasi dengan enzim sel inang, misalnya Virus Herpes.


 

5. Setiap tipe virus hanya dapat menginfeksi beberapa jenis inang tertentu. Jenis inang yang dapat diinfeksi oleh virus ini disebut kisaran inang, yang penentuannya tergantung pada evolusi pengenalan yang yang dilakukan virus tersebut dengan menggunakan kesesuaian " lock and key atau lubang dan kunci " antara protein di bagian luar virus dengan molekul reseptor (penerima) spesifik pada permukaan sel inang. Beberapa virus memiliki kisaran inang yang cukup luas sehingga dapat menginfeksi dan menjadi parasit pada beberapa spesies. Misalnya, virus flu burung dapat juga menginfeksi babi, unggas ayam dan juga manusia, virus rabies dapat menginfeksi mammalia termasuk rakun, sigung, anjing dan monyet.


 

6. Virus tidak dikategorikan sel karena hanya berisi partikel penginfeksi yang terdiri dari asam nukleat yang terbungkus di dalam lapisan pelindung, pada beberapa kasus asam nukleatnya terdapat di dalam selubung membran. Penemuan yang dilakukan oleh Stanley Miller, bahwa beberapa virus dapat dikristalkan sehingga virus bukanlah sel hidup, sebab sel yang paling sederhana pun tidak dapat beragregasi menjadi kristal. Akan tetapi, virus memiliki DNA atau RNA sehingga virus dapat juga dikategorikan organisme hidup.


 

7. Genom virus lebih beragam dari genom konvensional (DNA untai tunggal atau single heliks) yang dimiliki oleh organisme lainnya, genom virus mungkin terdiri dari DNA untai ganda, RNA untai ganda, DNA untai tunggal ataupun dapat juga RNA untai tunggal, tergantung dari tipe virusnya.

JENIS-JENIS OTOT DAN KARAKTERISTIKNYA


Tubuh kita mempunyai tiga macam jenis otot. Otot-otot itulah yang berpengaruh terhadap gerakan organ-organ tubuh. Tiga jenis otot tersebut adalah sebagai berikut.

 

1. Otot Kerangka/Otot Lurik

Otot kerangka adalah otot yang melekat pada kerangka. Bagian tubuh kita yang berdaging merupa-kan otot kerangka. Otot ini disebut juga otot lurik, karena jika dilihat dari samping, serabut otot ini memperlihatkan suatu pola serat melintang atau bergaris. Irisan melintang otot ini memperlihatkan beribu-ribu serabut otot. Serabut-serabut itu tersusun dalam berkas-berkas yang sejajar, dan terikat sesamanya oleh jaringan penyambung yang dilalui oleh pembuluh darah dan saraf. Ukuran diameter otot ini 50 mikron dengan panjang 2,5 cm.


 

Contoh otot kerangka adalah otot bisep dan trisep, yang terletak pada lengan atas. Otot ini berbentuk silindris panjang, mempunyai inti banyak yang terletak di tepi. Cara kerja otot ini dan kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah kesadaran kita. Gerakan otot kerangka cepat dan kuat, tetapi mudah lelah. Otot kerangka dapat berkontraksi bila diberikan rangsangan karena diinervasi oleh saraf sadar atau motoris. Rangsangan tersebut bisa berupa panas, kimia, mekanis, dan elektris. Sumber energi untuk kontraksi otot adalah ATP.


 

2. Otot Polos

Setiap serabut otot polos adalah sel tunggal, berbentuk gelendong dengan satu inti yang terletak di tengah. Sel-sel itu tersusun dalam lembaran. Jika kita lihat di bawah mikroskop cahaya, otot polos tidak memperlihatkan pola lurik melintang. Permukaannya polos. Sel-selnya mengandung filamen tipis maupun tebal aktin dan miosin, dan filamen tersebut tersusun menjadi fibril kontraktil. Otot polos ini dapat berkontraksi secara spontan, terutama dikendalikan oleh neuron motor dari sistem saraf simpatik dan parasimpatik.


 

Kerja otot polos jauh lebih lambat daripada otot kerangka. Otot polos memerlukan waktu 3-180 detik untuk bekontraksi. Perbedaan lain dari otot kerangka adalah kemampuannya untuk tetap berkontraksi pada berbagai panjang. Otot ini bekerja terus-menerus dan tidak dipengaruhi oleh kesadaran dan tidak mudah lelah. Otot polos terdapat pada organ dalam selain jantung, misalnya lambung, usus, ginjal.


 

3. Otot Jantung

Otot jantung hanya terdapat pada organ jantung saja. Otot jantung terdiri atas serabut lurik. Miofibril otot jantung bercabang-cabang dan mitokondrianya lebih banyak daripada yang terdapat pada serabut otot kerangka. Bentuk otot jantung seperti gelendong dengan inti berjumlah banyak dan terletak di tepi.


 

Cara kerja otot jantung adalah secara terus-menerus dengan ritme atau irama yang tetap, dan tidak dipengaruhi oleh kesadaran, serta tidak mudah lelah. Coba bayangkan jika kerja otot jantung ini terhenti, hanya dalam waktu 1 menit saja, apa yang akan terjadi?

Sentrifugasi Dalam Penelitian Tentang Sel


Dengan sentrifugasi, larutan yang heterogen diputar dan dipajankan pada gaya sentrifugal sehingga bagian-bagian penyusunnya terpisah-pisah sesuai kecepatan relatifnya. Teknik tersebut digunakan dalam penelitian tentang sel. Langkah pertama melibatkan pemecahan dan penyebaran preparasi sel dalam cairan untuk menghasilkan suatu homogenat. Homogenat mengandung semua materi sel yang utuh, tetapi dalam susunan yang acak. Sentrifugasi bertingkat terhadap homogenat tersebut menghasilkan fraksi-fraksi yang mengandung material organel spesifik yang dapat dipelajari dan diuji. Pada gaya sentrifugal yang relatif rendah, akan terakumulasi sedimen yang mengandung terutama nukleus, sel-sel yang tidak pecah, dan fragmen-fragmen lain yang rapat dan berukuran besar. Kecepatan sentrifus yang lebih tinggi berikutnya akan mengakumulasi mitokondria dan lisosom. Kecepatan yang sangat tinggi akan menghasilkan butiran-butiran atau pelet yang kaya akan kompleks ribosom dan retikulum endoplasma (mikrosom). 
 Cairan yang tersisa dari homogenat akan mengandung beragam molekul terlarut dan sejumlah meteri berkerapatan rendah yang bermacam-macam jenisnya. Berbagai fraksi yang diperoleh tersebut dapat dianalisis secara biokimiawi, diwarnai untuk melihat aktivitas enzimnya, atau diamati di bawah mikroskopcahaya maupun mikroskop elektron. Molekul perunut (tracer) radioaktif bisa jadi sangat berguna dalam memahami dengan jelas peran dari banyak fraksi yang bisa diperoleh tersebut.

Jumat, 11 Maret 2011

Fruktosa 6-fosfat Difosforilasi Dalam Reaksi Selanjutnya Dari Glikolisis


Melalui fosforilasi, fruktosa memperoleh fosfatnya yang kedua. hal tersebut memungkinkan fruktosa membentuk dua triosa terfosforilasi saat dipecah. setiap triosa nantinya mampu menghasilkan ATP.

Perbedaan Intensitas Metabolik Di Antara Mamalia


Ada bukti bahwa sel-sel dalam jaringan-jaringan aktif pada hewan-hewan bertubuh lebih kecil memiliki lebih banyak enzim siklus krebs dan pigmen rantai transfer elektron. Para peneliti telah memperhatikan bahwa ada peningkatan jumlah mitokondria pada sel-sel hati dari mamalia-mamalia kecil, dan ada peningkatan konsumsi oksigen pada potongan-potongan hati. Akan tetapi, konsumsi total oksigen dari organisme yang utuh bukan hanya merupakan penjumlahan konsumsi oksigen dari struktur-struktur individual yang terpisah-pisah, sehingga nilai penting dari penelitian-penelitian terhadap jaringan tersebut belum jelas. Peran dari faktor-faktor sentral seperti hormon dan stimulasi saraf mungkin berperan penting, sebab jaringan-jaringan dengan suatu aparatus metabolik yang khas mampu memberikan respon yang sangat bervariasi dibawah pengaruh hormon-hormon spesifik. Ciri-ciri metabolik seluler mungkin membatasi kisaran respon metabolik sedangkan mekanisme-mekanisme kontrol sentral merupakan penyebab adanya tingkat-tingkat aktivitas yang spesifik.

Makalah Respirasi Seluler

I. PENDAHULUAN
Senyawa organik seperti glukosa menyimpan energi pada pengaturan mereka di atom. Molekul ini dipecah dan daya mereka diekstrak di pernapasan selular (katabolisme ang paling umum dan jalan paling efisien untuk menghasilan ATP, dimana oksigen dikonsumsi sebagai satu komponen reaktan seiring dengan bahan bakar organik). Langkah pertama dari pernapasan selular terjadi pada sitosol (Bagian cairan pada sitoplasma), Langkah kedua dan langkah ketiga terjadi di mitokondria. Di pernapasan selular, elektron dikirim dari glukosa ke koenzim seperti NAD + dan akhirnya ke oksigen; daya yang dilepaskan oleh penampungan ini dari elektron biasanya membuat ATP  . Dioksida karbon dan air diberikan sebagai hasil sampingan.
Hampir semua ATP  dihasilkan oleh pernapasan selular rangkai angkut elektron dan oxidative phosphorylation . NADH dan FADH 2 molekul dihasilkan pada glikolisis dan siklus Krebs dimana elektron mereka ke rangkai angkut elektron. Pada akhir dari rangkai, oksigen menggunakan satu kuat memakai elektron, dan kombinasikan dengan mereka dan ion hidrogen (proton) untuk membentuk air. Rangkai angkut elektron energi kimia konversi dengan elektron berpindah kepada suatu format yang biasanya memandu oxidative phosphorylation, hasilkan yang sekitar 34 molekul ATP untuk masing-masing molekul glukosa dikonsumsi.

II. PEMBAHASAN
1. Glikolisis
Glycolysis adalah satu rangkaian tahapan dimana satu molekul glukosa dipecah ke dalam dua molekul asam piruvat. Sebagai ikatan kimia di glukosa, elektron (dan ion hidrogen) bergabung dengan NAD + , membentuk NADH. Glukosa dioxidasi dan NAD + dikurangi. Satu keluaran dari dua ATP  molekul dihasilkan di glikolisis bagi setiap glukosa molekul diproses. Tapi kebanyakan dari energy yang dilepaskan oleh uraian glukosa dibawa oleh elektron yang menyertakan NADH.

Molekul pyruvate dimodifikasi saat mereka memasuki mitochondrion, melepaskan dioksida karbon. Molekul berubah memasuki satu rangkaian reaksi ke siklus krebs (Suatu siklus kimia yang melibatkan delapan tahapan yang lengkap metabolic menguraikan molekul glukosa ke dioksida karbon; terjadi pada mitochondrion; langkah utama detik di pernapasan selular). Karbon dioksida lebih dilepaskan sebagai Krebs mendaur lengkap oksidasi dari glukosa. Dua ATPs  dibentuk per glukosa, tapi kebanyakan dari energi yang dilepaskan oleh oksidasi dari glukosa dibawa oleh NADH dan FADH 2 .
2. Dekarboksilasi Oksidatif
Setelah memasuki mitokondria,asam piruvat mula-mula diubah menjadi suatu senyawa yang disebut asetilCoA. Dekarboksilasi Oksidatif ini merupakan persambungan antara glikolisis dan siklus krebs, yang diselesaikan oleh kompleks multi enzim yang mengkatalis 3 reaksi:
1.      Gugus karboksil piruvat dikeluarkan dan dilepaskan sebagai molekul CO2
2.      Fragmen ber-karbon dua yang tersisa dioksidasi untuk membuat senyawa yang dinamai asetat. Suatu enzim mentransfer electron yang diekstraksi ke NAD+ dan menyimpan energy dalam bentuk NADH.
3.      Koenzim A (senyawa yang mengandung sulfur diikatkan pada asetat tadi oleh ikatan yang tidak stabil yang membuat gugus asetil  sangat reaktif.
3. Siklus Krebs atau Siklus Asam Sitrat
Terjadi di matriks mitokondria
dalam gambar yang sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
Fungsi siklus Krebs
Merupakan jalur akhir oksidasi Karbohidrat , Lipid dan Protein. Karbohidrat , lemak dan protein semua akan dimetabolisme menjadi asetyl-KoA.
Tujuan Siklus Krebs

    Menjelaskan reaksi-reaksi metabolik akhir yang umum terdapat pada jalur biokimia utama katabolisme tenaga
    Menggambarkan bahwa CO2 tidak hanya merupakan hasil akhir metabolisme, namun dapat berperan sebagai zat antara, misalnya untuk proses lipogenesis.
    Mengenali peran sentral mitokondria pada katalisis dan pengendalian jalur- jalur metabolik tertentu, mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi.

Proses siklus krebs
o  Pertama-tama, asetil ko-A hasil dari reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif) masuk ke dalam siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat.
o  Setelah “mengantar” asetil masuk ke dalam siklus Krebs, ko-A memisahkan diri dari asetil dan keluar dari siklus.
o  Kemudian, asam sitrat mengalami pengurangan dan penambahan satu molekul air sehingga terbentuk asam isositrat. Lalu, asam isositrat mengalami oksidasi dengan melepas ion H+, yang kemudian mereduksi NAD+ menjadi NADH, dan melepaskan satu molekul CO2 dan membentuk asam a-ketoglutarat (baca: asam alpha ketoglutarat).
o  Setelah itu, asam a-ketoglutarat kembali melepaskan satu molekul CO2, dan teroksidasi dengan melepaskan satu ion H+ yang kembali mereduksi NAD+ menjadi NADH. Selain itu, asam a-ketoglutarat mendapatkan tambahan satu ko-A dan membentuk suksinil ko-A.
o  Setelah terbentuk suksinil ko-A, molekul ko-A kembali meninggalkan siklus, sehingga terbentuk asam suksinat. Pelepasan ko-A dan perubahan suksinil ko-A menjadi asam suksinat menghasilkan cukup energi untuk menggabungkan satu molekul ADP dan satu gugus fosfat anorganik menjadi satu molekulAT P.
o  Kemudian, asam suksinat mengalami oksidasi dan melepaskan dua ion H+, yang kemudian diterima oleh FAD dan membentuk FADH2, dan terbentuklah asam fumarat.
o   Satu molekul air kemudian ditambahkan ke asam fumarat dan menyebabkan perubahan susunan (ikatan) substrat pada asam fumarat, karena itu asam fumarat berubah menjadi asam malat.
o  Terakhir, asam malat mengalami oksidasi dan kembali melepaskan satu ion H+, yang kemudian diterima oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan asam oksaloasetat kembali terbentuk.
o  Asam oksaloasetat tersebut  kemudian akan kembali mengikat asetil ko-A dan kembali menjalani siklus Krebs.
o  Dari siklus Krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP, 6 NADH,2 FADH2, dan 4 CO2.
o  Selanjutnya, molekul NADH dan FADH2 yang terbentuk akan menjalani rangkaian terakhir respirasi aerob, yaitu rantai transpor elektron.
o  Adapun rumus bangun dari siklus krebs antara lain
Ringkasan dari siklus krebs yang lebih sederhana
4. Transport Elektron
Terjadi di membran dalam mitokondria. Rantai transport juga dikenal sebagai rantai respirasi atau system sitokrom yaitu serangkaian reaksi oksidasi-reduksi untuk pembentukan ATP. Pembentukan ATP ini disebut fosforilasi oksidatif karena proses pembentukan senyawa fosfat berenergi tinggi melalui proses oksidasi. Proses ini diawali dengan diterimanya atom-atom hydrogen yang sudah terbentuk pada 3 tahap sebelumnya oleh akseptor hydrogen. Akseptor-akseptor hydrogen ini terdiri dari:
a.       Nikotinamid Adenin Dinukleotida (NAD)
b.      Flavin Adenin Dinukleotida (FAD)
c.       System sitokrom
d.      Oksigen
Mula-mula atom H diterima NAD sehingga terbentuk NADH2 (NAD terduksi). Akseptor H berikutnya adalah FAD. Oleh FAD, electron dari atom H dipindahkan ke system sitokrom sehingga terbentuk ion H+. Pada system sitokrom, mula-mula electron diterima oleh sitokrom b, sitokrom c, sitokrom a, dan kemudian sitokrom a3 sebagai sitokrom oksidase. Sitokrom a3 ini menetralisir kembali ion H+ pada waktu bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan air. Pada pemindahan Hidrogen dan electron tersebut menghasilkan energy, yang kemudian ditangkap oleh ADP menjadi ATP.
Hasil ATP yang Diperoleh
Hasil oksidasi satu molekul NADH menghasilkan tiga molekul ATP, sedangkan hasil oksidasi satu molekul FADH2 adalah dua molekul. ATP yang dihasilkan dari sebuah molekul glukosa yang dioksidasi di dalam sel, dari glikolisis sampai rantai respirasi antara lain:
a.    Glikolisis menghasilkan
1NADH + H+ = 1 X 2 X 3 ATP        = 6 ATP
2ATP                      = 2 X 2 X 2 ATP        = 4 ATP
Jumlah                                                        = 10 ATP
Dipakai                                                       = 2 ATP
Hasil bersih ATP glikolisis                         = 8 ATP
b.    Dekarboksilasi oksidatif menghasilkan
1NADH + H+ = 1 X 2 X 3 ATP        = 6 ATP
c.    Siklus krebs menghasilkan
3NADH+H+ = 3 X 2 X 3 ATP        = 18 ATP
1FADH2 = 1 X 2 X 2 ATP        = 4 ATP
1ATP                      = 1X 2 X 1 ATP         = 2 ATP
Jumlah b + c                                                    = 30 ATP
Jadi hasil bersih ATP dalam respirasi dari 1 molekul glukosa adalah 38 ATP

DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2008.Respirasi Sel.[online]sukabio.wordpress.com.10April 2011
Anonim.2010.Metabolisme.[online]lovelyteacherrita.blogspot.com.10April2011
Anonim,2010.piruvate kinase.[online]grandmall10.files.wordpress.com.10April 2011
Campbell,Neil A,dkk.2002.Biologi.Jakarta:Erlangga
Parera, Herens Andreano.2010.Siklus Krebs.[online]www.scbrid.com.10April 2011

Rabu, 09 Maret 2011

Perbedaan aksonema dengan pola mikrotubula yang ditemukan pada badan basal dan sentriol

Berkas mikrotubula pada silia (atau flagela) disebut aksonema ( axoneme). Perbedaan aksonema dengan pola mikrotubula yang ditemukan pada badan basal dan sentriol akan dijelaskan lebih lanjut pada artikel dibawah ini. Dalam irisan silang, silia diikat oleh membran (yang merupakan perluasan  dari membran sel) dan dalam matriks sitoplasmanya terdapat sembilan pasang mikrotubula yang berfusi. Kesembilan pasang mikrotubula itu tersusun di sepanjang bagian tepi, sedangakan dua mikrotubula yang terpisah ada ditengah-tengah. Susunan “9+2” tampaknya merupakan ciri universal silia dan flagela. Denyut silia tampaknya berasal dari dalam silia sendiri dan mungkin melibatkan proses peluncuran tubula-tubula silia.
Badan basal (granual) tempat silia tertambat menunjukkan struktur irisan silang yang sedikit berbeda. Dalam badan basal, terdapat sembilan tubula triplet yang terdistribusi di bagian pinggir, sedangkan tidak ada mikrotubula sentral. Dalam setiap triplet mikrotubula, ada mikrotubula sentral yang lengkap tetapi mikrotubula sentral itu memiliki lapisan tepi sebelah dalam yang sama dengan mikrotubula yang bersebelahan.  Silia (atau flagelata) yang tumbuh dari badan basal memiliki elemen-elemen yang bersambung-sambungan dengan elemen-elemen badan basal. Akan tetapi, doublet pada silia terbentuk sebagai perpanjangan dari dua diantara tiga mikrotubula yang terdapat pada triplet badan basal. Badan basal tampaknya mengendalikan perkembangan struktur mikrotubular pada silia. Akan tetapi kedua tubula tunggal di bagian tengah aksonema mungkin berasal dari ujung silia sebab tidak ada mikrotubula sentral dalam granula basal.

Sentriol yang terdapat tepat diatas membran nukleus pada kebanyakan sel hewan, memiliki struktur mikrotubular yang sama (9+0) dengan badan basal. Ada bukti-bukti bahwa kedua struktur tersebut dapat saling menggantikan. Dalam sejumlah sel sperma, struktur yang awalnya adalah sentriol dapat bermigrasi ke bagian tepi dan lalu memainkan peran sebagai badan basal. Sentriol umumnya terdapat sebagai pasangan yang membentuk sudut siku-siku satu sama lain. Sentriol biasanya berada di daerah sitoplasma yang dikenal sebagai sentrosom, sebuah daerah yang kaya akan mikrotubula yang memancar ke berbagai daerah.

Sabtu, 05 Maret 2011

Penyakit Ashma


Penyakit Asma merupakan penyakit immunologi yang menyebabkan kesukaran bernafas. Termasuk  penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru-paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Ini kerana ketika pesakit diserang asma, keradangan dan spasma pada selaput dinding laluan udara menyebabkan bronkiol di dalam paru-paru menjadi sempit. Pesakit asma mungkin mengalami pernafasan bersiul (wheezing), sesak nafas, dan sukar untuk bersenam. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di negara maju, terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir.

Anak-anak maupun orang dewasa dapat terkena penyakit ini. Pada umumnya asma merupakan penyakit anak yang bersifat kronis. Asosiasi Paru-paru Amerika melaporkan bahwa satu diantara tiga penderita asma berusia di bawah 18 tahun. Alergi merupakan pemicu gejala asma, 80% anak-anak dan 50% orang dewasa yang terkena asma juga memiliki alergi.

Pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat (misalnya;parfum) dan olahraga.

Selain itu terjadinya serangan asma sebagai akibat dampak penderita mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) baik flu ataupun sinisitis. Serangan penyakit asma juga bisa dialami oleh beberapa wanita dimasa siklus menstruasi, hal ini sangat jarang sekali.

Angka peningkatan penderita asma dikaitkan dengan adanya faktor resiko yang mendukung seseorang menderita penyakit asma, misalnya faktor keturunan. Jika seorang ibu atau ayah menderita penyakit asma, maka kemungkinan besar adanya penderita asma dalam anggota keluarga tersebut.

Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan asma secara total. Pada kebanyakan kasus, tingkat keparahan asma seorang pengidap akan berkurang seiring usia berjalan. Dengan mengatur dan menjaga kondisi tubuh, tentu akan sangat membantu dalam menjaga kesehatan dan menjalankan kehidupan yang lebih nyaman.

Kamis, 03 Maret 2011

Jaringan Epitelium


Jaringan epitelium terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang terkemas dengan rapat. Jaringan tersebut melindungi bagian luar tubuh dan melapisi organ dan rongga di dalam tubuh. Sel-sel epitelium menyatu dengan eratdengan sedikit bahan diantara sel-sel tersebut. Pada banyak epitelium, sel-sel tersebut dipatri menjadi sebuah junction (persambungan) ketat (tight junction). Pengemasan secara ketat ini memungkinkan epitelium berfungsi sebagai suatu rintangan yang melindungi sel dari kerusakan mekanis, serangan mikroorganisme yang menyusup masuk, dan kehilangan cairan. Permukaan bebas pada jaringan epitelium itu terpapar ke udara atau cairan, sementara sel-sel yang berada dibagian dasar rintangan itu melekat ke suatu membran basal (basement membrane), suatu lempengan matriks ekstra seluler yang padat. Para ahli biologi sel menemukan bahwa membran basal memiliki banyak fungsi yang berbeda, seperti membantu mengorganisasikan peristiwa-peristiwa yang berurutan dalam metabolisme sel, menyaring buangan dari daerah di dalam ginjal, dan menyediakan jalur perpindahan sel-sel selama perkembangan.


 

Dua kriteria yang menjadi dasar pengelompokan epitelium adalah jumlah lapisan seldan bentuk sel-sel pada permukaan bebasnya. Epitelium sederhana terdiri dari lapisan sel tunggal sementara epitelium berlapis terdiri dari sel-sel majemuk yang tersusun bertingkat. Epitelium berlapis semu sebenarnya berlapis tunggal tetapi terlihat berlapis-lapis karena sel-sel itu memiliki panjang yang berbeda-beda. Bentuk sel-sel yang berada pada permukaan bebas epitelium itu dapat berupa kuboidal (seperti dadu), atau kolumnar (seperti bata yang berjejer berdiri), atau skuamosa (datar seperti tegel lantai). Dari penggabungan ciri-ciri bentuk sel dan jumlah lapisan kita mendapatkan istilah epitel kuboidal sederhana, dan epitelium skuamosa berlapis.


 

Selan melindungi organ-organ yang dilapisinya, beberapa macam epitelium dapat menyerap atau mensekresikan larutan kimia. Misalnya sel-sel epitelium yang melapisi lumen (rongga) saluran pencernaan dan pernapasan membentuk suatu membran mukosa ( mucocus membrane); sel-sel itu mensekresikan larutan encer, yang disebut mukus, yang melicinkan atau melumasi permukaan saluran dan menjaganya tetap lembab. Membran mukosa yang melapisi usus halus juga mensekresikan enzim-enzim pencernaan dan menyerap nutrien. Permukaan epitelium yang bebas pada beberapa membran mukosa memiliki silia berdenyut yang menggerakkan lapisan tipis mukosa di sepanjang permukaan itu. Misalnya epitelium bersilia pada saluran pernapasan kita membantu menjaga paru-paru kita tetap bersih dengan cara menjerat debu dan partikel lain dan menyapu mereka kembali ke atas trakea ( batang tenggorok).

Rabu, 02 Maret 2011

Nukleolus ( Anak Inti )

Nukleolus adalah butiran bersifat asam yang terletak di inti sel. Jumlahnya bisa 1,2,3 tergantung spesiesnya. Ukurannya sebanding dengan aktivitas sel. Sel aktif nukleolusnya besar, misalnya pada oosit, sel neuron, dan sel sekretori. Pada sel tidak aktif ukuran nukleolusnya kecil. Komposisinya terdiri dari protein terutama protein fosfat, tRNA, fosfatase, nukleotida fosforilase, DNA, dan nukleotida.

Nukleolus ini dengan menggunakan mikroskop cahaya akan tampak sebagai bangunan basofil yang mempunyai ukuran lebih besar dari butir-butir atau kelompok-kelompok kromatin yang ada apda inti sel. Dengan menggunakan mikroskop elektron akan tampak bagian-bagian anak inti yang dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
1.    Pars granulosa atau daerah granuler yang tampaknya mengandung butir-butir dengan ukuran sedikit lebih kecil dari ribosom dalam sitoplasma dan dijumpai pada anak inti bagian pinggir.
2.    Pars fibrilosa atau daerah fibriler terdapat ditengah anak inti dan tampak sebagai benang-benang yang halus.
3.    Daerah amorf yang merupakan matriks anak inti yang tampak homogen dan terdiri dari protein sebagai pengikat kedua bagian diatas.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa anak inti tidak mempunyai membran. Kandungan protein anak inti sangat tinggi dan juga mengandung banyak RNA walaupun tidak lebih banyak dari bagian inti yang lain, dan ternyata anak inti ini tidak mengandung DNA

Fungsi anak inti menurut penelitian adalah sebagai tempat pembuatan protein yang akan digunakan untuk membuat ribosom dan juga sebagai tempat menggandakan sintesis RNA. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian tentang jumlah anak inti pada sel-sel tertentu yang mendapatkan bahwa pada sel-sel yang sedang aktif membuat protein maka anak inti akan tampak lebih besar. Dalam menjalankan fungsinya ini anak inti dikontrol oleh bagian kromosom yang mengandung gen tertentu yang dinamakan nucleolar organizer.