google3394c6c8fadba720.html Februari 2011 ~ KUNCUP BIO
SELAMAT DATANG DI TAUFIK ARDIYANTO'S BLOG

DESKRIPSI PENDIDIKAN SAAT SMA (slide)

SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono adalah salah satu sekolah yang terletak di Lampung Timur

DESKRIPSI PERGURUAN TINGGI YANG DITEMPUH (DIJALANI)

Universitas Lampung (Unila) adalah salah satu perguruan tinggi di propinsi Lampung

DESKRIPSI PRIBADI

Taufik Ardiyanto adalah seorang pemuda yang dilahirkan tahun 1992 di kampung kecil Sribhawono

DESKRIPSI MENGENAI ISI BLOG INI

Blog ini memuat tentang informasi seputar pendidikan terutama yang menyangkut Biologi

DESKRIPSI MENGENAI HOBI DAN MINAT

Suka membaca, menulis dan bereksperimen adalah hobiku dan akan selalu auk kembangkan demi meraih cita-cita gemilang.

Senin, 14 Februari 2011

Ciri Tak Umum Dari Nukleus Endosperma Dalam Kantung Embrio Angiospermae


Ciri yang tak umum dari nukleus endosperma dalam kantung embrio angiospermae adalah kantung embrio pada angiospermae menyusun gametofit betina. Sel-selnya haploid; akantetapi nukleus endosperma, walaupun merupakan bagian dari gametofit, terbentuk dari fusi dua nukleus polar dan karenanya diploid. Nantinya ketika nukleus endosperma barsatu dengan salah satu nukleus sperma dan membentuk endosperma saat fertilisasi ganda, yang dihasilkan adalah sel yang teriploid.

Dua Molekul ATP diperlukan Di Awal Glikolisis


Glikolisismerupakan suatu mekanisme untuk menghasilkan energi (menghasilkan ATP) dari degradasi parsial glukosa. Dua molekul ATP digunakan dalam awal proses glikolisis. Satu molekul ATP digunakan pada pembentukan awal glukosa 6-fosfat dari glukosa, dan tak lama kemudian sebuah molekul ATP lain digunakan pada pembentukan fruktosa 1,6-difosfat dari fruktosa 6-fosfat. 

Fosforilasi tersebut merupakan hal penting karena ATP terbentuk melalui transfer fosfat. Dengan demikian, penggunaan ATP pada tahapan-tahapan awal glikolisis dapat dipandang sebagai investasi yang akan mendatangkan hasil kemudian. Triosa (gula tiga karbon) yang dihasilkan dari pemecahan fruktosa 1,6-difosfat akan dioksidasi dan pada akhirnya dikonversi menjadi asam piruvat. Langkah-langkah yang terjadi belakanganini akan menghasilkan dua molekul ATP dari masing-masing triosa sebagian, pembayaran balik yang diterima untuk investasi ATP diawal glikolisis. Karena masing-masing molekul glukosa menghasilkan dua triosa, ada total empat molekul ATP yang dihasilkan dalam proses tersebut. Akan tetapi, jika kita mengurangi jumlah total itu dengan dua ATP yang diinvestasikan di awal, maka kita akan memperoleh hasil netto sejumlah 2 ATP untuk keseluruhan proses.

Minggu, 13 Februari 2011

Evolusi Doktrin Sel


Robert Hooke adalah saintis pertama yang mendeskripsikan struktur sel. Ia mempelajari irisan-irisan tipis gabus dan menjabarkan tentang struktur gabus yang seperti kotak dalam sebuah paper yang diterbitkan tahun 1665. Susunan mirip sarang lebah dari unit-unit kotak tersebut mengingatkannya pada ruang-ruang kecil dalam biara, yang disebut cellulae dalam bahasa latin.

Hooke tidak dapat melihat apa sebenarnya dinding-dinding sel tak hidup dari preparasi gabusnya, seandainya saja tidak ada mikroskop, alat yang menggunakan suatu sistem lensa pembesar untuk melihat objek-objek yang terlalu kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Orang-orang yunani yang hidup di tahun 300 sebelum Masehi telah menggunakan wadah-wadah kaca yang melengkung berisi air untuk memperbesar objek-objek kecil yang ingin mereka lihat, tetapi baru pada abad ketujuh belas Anton van Leeuwenhoek memperbaiki proses gerinda lensa sehingga menghasilkan lensa yang dapat digunakan secara efektif pada mikroskop-mikroskop sederhana.

Pada tahun 1809, Lamarck menyadari bahwa seluruh makhluk hidup memiliki struktur selular. Dutrochet menyatakan dengan jelas pada tahun 1824 bahwa seluruh jaringan hidup tersusun atas sel-sel globular yang berukuran kecil. Lebih lanjut, ia pun menyadari bahwa pertumbuhan melibatkan peningkatan ukuran sel-sel yang ada maupun pertumbuhan jumlah sel. Tahun 1831, Robert Brown menjabarkan tentang nukleus, yang dimiliki oleh hampir semua sel eukariotik. Tahun 1838, Schleiden menerbitkan hasil penelitiannya menganai struktur sel dari tumbuhan, dan tahun berikutnya Schwann menerbitkan penemuannya tentang susunan sel jaringan hewan. Karena penjabaran mereka yang jelas dan usaha mereka yang penuh semangat agar hasil penelitian mereka diterima, Schleiden dan Schwann umumnya diakui sebagai perumus doktrin sel dan sebagai orang-orang yang menempatkan sel sebagai pusat dari penyelidikan mengenai kehidupan. Ketika Rudolph Vichrow pada tahun 1858 menyatakan bahwa seluruh sel berasal dari sel-sel yang ada sebelumnya, maka kemudian disadari bahwa sel memiliki peran penting sebagai rantai kehidupan yang berkelanjutan dalam waktu, yang harus dipelajari untuk memahami kehidupan.

Jaringan Hewan


Jaringan hewan terdiri dari jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot. Jaringan epitel tersusun atas sel-sel yang dikemas dengan rapat dan melapisi permukaan-permukaan tubuh. Seringkali epitel berfungsi sebagai sawar (barrier), pengatur penyerapan zat-zat, ataupun pelindung dari dehidrasi, dingin serangan mikroba, dan lain-lain. Kulit misalnya sebagian besar terdiri dari jaringan-jaringan epitel; saluran pencernaan dan rongga-rongga lain pada tubuh, begitupula halnya dengan saluran-saluran dan pembuluh-pembuluh darah, juga dilapisi oleh jaringan epitel. Ketiga jenis sel yang menyusun jaringan epitel (sel-sel skuamosa yang tipis dan rata; sel-sel kuboidal; dan sel-sel kolumnar) salah satu ujungnya biasanya tertambat pada membran basal yang berserat, sementara ujung satunya lagi memiliki berbagai macam fungsi.
 

Jaringan ikat terdapat dalam berbagai bentuk, tetapi dicirikan oleh matriks ekstraseluler tempat sel-selnya berada. Misalnya saja, tulang terutama terdiri atas sebuah matriks ekstraseluler, dengan sel-sel tulang yang relatif sedikit berada dalam lakuna (ruang kosong) dalam matriks yang padat. Bentuk-bentuk jaringan ikat yang lain adalah darah, kartilago atau tulang rawan (zat penyokong yang keras namun fleksibel yang menyusun, misalnya saja telinga), dan berbagai jenis serat penyokong yang memberi kekuatan dan terkadang elastisitas bagi tubuh dan kerap kali menghubungkan satu jaringan dengan jaringan lain (misalnya saja tendon yang melekatkan otot ke tulang).
 

Jaringan saraf terdiri atas neuron (sel-sel saraf), beberapa di antaranya dapat mencapai semeter panjangnya. Impuls saraf bergerak dari badan sel neuron melalui aksonnya dan menuju badan sel neuron melalui salah satu dendritnya. Neuron sensoris seringkali sangat terspesialisasi untuk memberikan respon terhadap rangsangan yang spesifik (sentuhan, suara, bau, dan lain-lain). Neuron motoris berperan dalam mengaktifkan respon otot dan biasanya berkoordinasi dengan neuron sensoris melalui neuron asosiasi. Jaringan saraf ditemukan di seluruh tubuh terutama di otak dan urat saraf tulang belakang.
 

Jaringan otot adalah jaringan kontraktil yang tersusun atas tiga jenis otot yang berbeda: otot rangka (skeletal) atau otot lurik (striated) yang menghasilkan gerakan sadar; otot polos (smooth) yang memengaruhi hampir semua gerakan tak sadar, misalnya peristalsis pada saluran pencernaan; dan otot jantung (cardiac) yang membentuk otot pada jantung. Organisasi jaringan-jaringan tersebut menjadi organ dan sistem organ dapat dengan mudah diamati pada hampir semua kelompok hewan.

Endotermi dan Ektotermi


kebanyakan organisme adalah berdarah dingin dan biasanya disebut sebagai organisme poikilotermik. Organisme-organisme itu menunjukkan temperatur tubuh yang berubah, tergantung temperatur lingkungan. Karena berdarah dingin, organisme-organisme itu bergantung pada panas eksternal, terutama matahari, untuk meregulasi temperatur internalnya. Dengan demikian terdapat sebuah istilah lain yang digunakan untuk mendeskripsikan organisme semacam itu, yaitu ektotermik. Walaupun organisme itu mungkin saja berpindah ke lingkungan yang lebih bersahabat, ketergantungan itu tak dapat diubahnya. Karena temperatur memiliki efek yang besar pada aktifitas metabolik [laju aktivitas berlipat dua jika terjadi peningkatan 10°Cpada temperatur lingkungan (ambient)], hewan ektotermik sangat dibatasi oleh kondisi-kondisi habitatnya dalam usahanya mencari makan, mencari pasangan kawin, dan berpindah tempat: temperatur yang rendah menyebabkan perlambatan reaksi, sedangkan temperatur tinggi menyebabkan peningkatan reaksi yang tidak selalu mendatangkan keuntungan.



Sejumlah organisme misalnya burung dan mamalia, berdarah hangat dan biasanya disebut sebagai organisme homeointermik, yaitu memiliki kemampuan untuk meregulasi temperatur internal dan dengan demikian tidak tergantung pada temperatur lingkungannya. 
Karena organisme homeointermik menghasilkan temperatur tubuh secara internal untuk menjaga keberlangsungan semua proses metabolik, organisme macam itu dikenal juga sebagai organisme endotermik. Endotermi yang juga terdapat pada sejumlah reptil meski dalam bentuk tak sempurna, melibatkan penggunaan panas metabolik serta isolasi panas oleh modifikasi epidermis (rambut, bulu). Organisme-organisme endotermik mampu menjaga keseragaman aktivitas metabolikdan karenanya, bebas untuk menjelajah berbagai macam lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya. Temperatur yang lebih seragam di laut dan bahkan di air tawar menunjukkan kalau endotermi bukan merupakan suatu kebutuhan adaptif sebelum diinvasinya daratan kering oleh reptilia awal, nenek-nenek moyang dari burung dan mamalia. Sumber panas utama bagi organisme endotermik adalah massa besar otot yang menutupi seluruh tubuhnya. Kontraksi otot dapat menghasikan lebih dari 80 persen total panas yang dihasikan oleh organisme-organisme tersebut. Hewan ektotermik juga dapat mengambil keuntungan dari kontraksi otot berupa produksi panas secara mendadak yang mendahului aktivitas yang diinginkan.

Sabtu, 12 Februari 2011

Darah


Pada manusia, darah merupakan cairan tubuh yang meliputi 8% dari berat tubuh seseorang, kira-kira mempunyai volume 4-5 liter. Mengapa darah memiliki peran penting bagi tubuh manusia? Dalam tubuh manusia, darah berperan sebagai berikut.

1. Sebagai alat pengangkut zat-zat makanan, air, dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Darah membawa zat-zat yang diperlukan tubuh, misalnya vitamin, gula, lemak, dan air untuk diberikan kepada sel dalam jumlah yang tepat. Pada saat berolahraga, kebutuhan sel akan meningkat, sehingga dapat meningkatkan pula kegiatan sistem peredaran darah. Sebaliknya, pada saat tidur, maka kegiatan sistem peredaran darah juga ikut menurun.

2. Sel darah merah membawa karbon dioksida dan zat-zat sisa metabolisme menuju alat-alat ekskresi.

3. Mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu.

4. Mempertahankan keseimbangan suhu tubuh, dengan cara mengangkut energi panas dari tempat aktif ke tempat yang tidak aktif.

5. Sel darah putih sebagai alat pertahanan tubuh dari infeksi kuman penyakit.

6. Mengatur keseimbangan asam dan basa darah untuk menghindari kerusakan jaringan karena adanya senyawa penyangga (bakteri) berupa hemoglobin, oksihemoglobin, bikarbonat, fosfat, dan protein plasma.

7. Mengedarkan enzim-enzim ke seluruh tubuh.

8. Mengedarkan air ke seluruh tubuh.

9. Cairan plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan, menyebarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanannya. Dan merupakan "kendaraan" untuk mengangkut bahan buangan ke berbagai organ pengeluaran untuk dibuang.


 

Begitu banyak fungsi darah sehingga darah merupakan cairan tubuh yang penting dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh anggota tubuh yang lain. Darah manusia dibedakan menjadi dua komponen, yaitu sel-sel darah dan cairan atau plasma darah.

Plastida

Plastida merupakan organel yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan berupa butir-butir yang mengandung pigmen atau zat warna.
 
Plastida dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

a) Leukoplas
Leukoplas adalah plastida yang berwarna putih atau tidak berwarna. Umumnya leukoplas terdapat pada organ tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari dan berguna untuk menyimpan cadangan makanan. Berdasarkan fungsinya, leukoplas dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- Amiloplas, yaitu leukoplas yang berfungsi membentuk dan menyimpan amilum.
- Elaioplas, yaitu leukoplas yang berfungsi untuk membentuk dan menyimpan lemak.
- Proteoplas, yaitu leukoplas yang berfungsi menyimpan protein.

b) Kloroplas
Kloroplas adalah benda terbesar dalam sitoplasma sel tumbuhan. Kloroplas banyak terdapat pada daun dan organ tumbuhan lain yang berwarna hijau. Kloroplas yang berkembang dalam sel daun dan batang yang berwarna hijau mengandung pigmen yang berwarna hijau atau klorofi l. Klorofi l berfungsi menyerap energi cahaya matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis dan mengubahnya menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa. Kloroplas memperbanyak diri dengan memisahkan diri secara bebas dari pembelahan inti sel.

Klorofi l dibedakan menjadi bermacam-macam, antara lain:
- klorofi l a menampilkan warna hijau biru,
- klorofi l b menampilkan warna hijau kuning,
- klorofi l c menampilkan warna hijau cokelat,
- klorofi l d menampilkan warna hijau merah.
Kloroplas disusun oleh sistem membran yang membentuk kantungkantung pipih yang disebut tilakoid. Tilakoid tersebut tersusun bertumpuk yang membentuk struktur yang disebut grana (tunggal, granum). Cairan di luar tilakoid disebut stroma. Dengan demikian di dalam kloroplas terdapat dua ruangan yaitu ruang tilakoid dan stroma.

c) Kromoplas
Kromoplas adalah plastida yang memberikan warna yang khas bagi masing-masing tumbuhan. Perbedaan warna pada kromoplas disebabkan oleh perbedaan pigmen yang dikandungnya. Pigmenpigmen tersebut antara lain:
- karoten, menimbulkan warna merah kekuningan, misalnya pada wortel
- xantofi l, menimbulkan warna kuning pada daun yang sudah tua
- fi kosianin, memberikan warna biru pada ganggang
- fi kosantin, memberikan warna cokelat pada ganggang
- fi koeritrin, memberikan warna merah pada ganggang

Jumat, 11 Februari 2011

Hubungan Hukum Termodinamika Dengan Sifat Yang Dimiliki Sistem Yang Hidup

Energi dapat dipandang sebagai suatu kapasitas untuk melakukan kerja. Sistem-sistem yang hidup sangat terorganisasi, dan organisasi atau keteraturanderajat tinggi itu akan mengalami penghancuran menuju keacakan, sesuai dengan kecenderungan universal yang mengarah ke ketidakteraturan (entropi) di alam semesta. Kecenderungan ke arah keacakan tersebut dapat dicegah hanya melalui penangkapan dan penggunaan bentuk-bentuk energi yang sangat beraturan, yang energinya dapat digunakan untuk membangun sistem-sistem hidup yang sangat terorganisasi. Energi kinetik panas yang meninggalkan organisme harus digantikan oleh energi potensial dari molekul-molekul beraturan yang diasupkan kedalam tubuh, misalnya karbohidrat, protein, dan lemak, untuk mempertahankan kehidupan. Sistem-sistem yang hidup harus melakukan kerja (menggunakan energi) agar dapat bertahan hidup.

Makalah Retikulum Endoplasma (RE)

BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Sel merupakan unit struktural fungsional terkecil di dalam tubuh makhluk hidup. Sel dibagi dua bagian yaitu sel prokatiotik dan eukariotik. Sel prokariotik yaitu sel dimana belum memiliki membran inti, sedangkan sel eukariotik yaitu sel yang sudah memiliki membran inti.

Stuktur Umum sel Prokiariotik (Bakteri dan Mikoplasma) umumnya berbentuk bola atau batang, dan berukuran beberapa mikrometer. Bakteri dari luar ke dalam berturut-turut terdiri dari flagell, dinding sel, selaput plasma, sitoplasma  yang di dalamnya terdapat nukleoid dan ribosom, dan mesosoma. Dinding sel bakteri mengandung senyawa mukopeptida yang digunakan untuk mengelompokkan bakteri. Kadar mukopeptida bakteri gram negatif lebih tinggi dibandingkan bakteri gram positif. Dalam sitoplasma mengandung mesesom dan nukleoid yaitu berfungsi sebagai: Mesesoma yaitu berperan sebagai alat pengatur pembelahan lipatan selaput plasma bersama-sama dengan ribosom berperan sebagai  sintesis protein, dan  nukleoid yaitu kumpulan bahan informasi genetik yang terdapat pada bakteria. Pada saat bakteria membelah, bahan informasi genetik dibagi ke sel anakan  tanpa mengalami perubahan menjadi kromosom. Flagella merupakan alat gerak yang sederhana yang berasal dari granula basal yang terdapat disitoplasma. Ditengahnya terdapat filamen  yang terdiri dari senyawa protein. Sedangkan sel eukariotik pada tumbuhan dan hewan sudah memiliki nukleus. Didalam nukleus inilah terkandung sebagian besar DNA. Sel eukariotik ini mencangkup sel hewan dan sel tumbuhan, ukuran sel eukariotik lebih besar daripada sel prokarioti. Struktur sel eukariotik(pada sel tumbuhan)  terdiri dari Dinding sel, Protoplasma; Sitoplasma, selaput plasma, dan nukleoplasma. Kemudian pada sel hewan, sel hewan Tidak memiliki sinding sel dan tidak memiliki plastida (Kloroplas)

Pada banyaknya membran sel eukariotik yang berbeda merupakan bagian dari sistem endomembran. Membran ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung  atau melalui transfer segmen-segmen membran sebagai vesikula(gelembung terbungkus membran) kecil. Akan tetapi, hubungan ini tidak berarti bahwa membran yang berbeda-beda itu sama sturktur dan fungsinya. Sistem endomembran mencakup selubung nukleus, retikulum endoplasmik, aparatus golgi, lisososm, berbagai jenis vakoula, dan membran plasma.  Kemudian ketika kita membahas mengenai membran sel, tentu kita ingat bahwa sistem membran tidak hanya terdapat pada membran sel saja.  Tetapi pada bagian sitosol pada sel terdapat lipatan-lipatan akibat invaginasi maupun evaginasi berulang-berulang dari membran sel. Lipatan-lipatan ini membentuk runagan-ruangan di dalam sitoplasma.  Ruangan-ruangan ini disebut organela. Organela-organela ini mempunyai fungsi dan aktivitas tertentu, yang kesemuanya ditujukan untuk menunjang kehidupan sel. Pada makalah fokus pembahasan hanya pada retikulum endoplasma, yang akan dibahas berupa struktur retikulum endoplasma kasar, fungsi dari retikulum endoplasma kasar, menjelaskan enzim-enzim yang terdapat dalam retikulum endoplasam kasar, dan lain-lain. Sehingga diharapkan melalui makalah ini

1.2    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini dantara lain:
1.    Mengetahui struktur retikulum endoplasma kasar
2.    Mengetahui enzim-enzim yang terdapat pada retikulum endoplasma kasar
3.    Menjelaskan peranan retikulum endoplasma kasar dalam menunjang aktivitas sel
4.    Menjelaskan, komposisi kimia dari retikulum endoplasma

BAB II PEMBAHASAN

2.1 SEL
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai retikulum endoplasma kasar, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu mengenai sel, sejarah penemuan sel serta bagian-bagian lainnya dari sel. Hal ini diperlukan karena selain retikulum endoplasma kasar berada di sel dan sel merupakan struktur terkecil dari individu atau organisme yang memiliki bagian-bagian yang kemudian akan bekerja bersama-sama mendukung aktivitas sel.

Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi sebagaimana atom bagi ilmu kimia: seluruh organisme terdiri dari sel. Dalam hirarki organisasi biologis, sel ini merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup. Selain itu, terdapat beragam bentuk kehidupan yang berwujud sebagai organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks termasuk tumbuhan dan hewan, bersifat multiseluler; tubuhnya merupakan kerjasama berbagai jenis sel terspesialisasi yag tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri. Namun demikian, ketika sel ini disusun menjadi tingkat kehidupan yang lebih tinggi, seperti jaringan dan organ, sel dapat dipisahkan sebagi unit dasar dari struktur dan fungsi organisme. Sebagai contoh adalah ketika kita membaca. Kontarksi sel otot menggerakkan mata kita ketika kita membaca; ketika kita memutuskan untuk membalik ke halaman sebelumnya, sel saraf akan mengantarkan kepurusan itu dari otak ke sel ototo tangan kita. Apapun yang dilakukan oleh organisme, terjadi pada tingkat mendasar pada tingkat seluler. Sel yang berukuran sangat kecil tentu tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, diperlukan alat yang dapat menampilkan sel dengan ukuran  yang lebih besra. Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru . Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke tujuh belas.

Sejak ditemukan mikroskop oleh Anthony van Leewenhoek penelitian tetnag sel erkembang dengan sangat pesat. Mikroskop yang pertama kali digunakan oleh para saintis Renaisans, dan juag yang sering kita gunakan dalam praktikum adalah mikroskop cahaya(light microscope). Cahaya tampak dilewatkan melalui spesimen dan kemudian menembus lensa kaca. Lensa ini merefraksi (membelokan) cahaya sedemikina rupa sehingga bayangan spesimen diperbesar sewaktu baynagan itu diproyeksikan ke mata kita. Mikroskop seperti halnya mata kita memiliki daya urai yang terbatas, mikroskop cahaya tidak dapat menguraikan yang lebih halus dari kira-kira 0.2 mikrometer, ukuran kecil bakteri. Penguraian (resolusi) ini dibatasi oleh panjang gelombang-cahaya-tampak yang digunakan untuk menerangi spesimennya. Meskipun begitu, mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif hingga kira-kira seribu kali ukuran sebenarnya:; pembesaran yang lebih akan meningkatkan kekaburan.

Karena keterbatasan inilah maka muncul mikroskop elektron pada tahun 1950 seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Mikroskop elektron( electron microscope) modern secra teoritis dapat mencapai resolusi(penguraian) kira-kira 0.1 nanometer, meskipun pada prakteknya batas untyk struktur biologis umumnya hanya kira-kira 2 nanometer . mikroskop elektron terdiri dari mikroskop elektron transmisi(transmission electron microscope, TEM) dan mikroskop elektron payar(scanning electron microscope, SEM). Ahli biologi menggunakan TEM terutama untuk mengkaji ultrastruktur internal sel dan SEM untuk meliaht permukaan spesimen secara rinci.

2.2 PANDANGAN MENYELURUH TENTANG SEL
a. Karakteristik Sel
Sel memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan struktur-struktur lainnya, adapun karakteristik sel antara lain:
•    Sel sangat kompleks dan terorganisir
•    Sel mempunyai program genetik
•    Sel membentuk dan menggunakan energi
•    Sel mampu menghasilkan berbagai macam reaksi kimia
•    Sel mampu menghasilkan aktivitas mekanik
•    Sel mampu merespon stimuli
•    Sel mampu mengatur diri
•    Sel mampu membelah diri

a.. Perkembangan Teori Sel
•    Robert hooke (1635-1705): menemukan ‘kamar-kamar’ kecil yang disebut cella pada sel-sel irisan gabus
•    Schleiden (1840-1891) dan Schwan (1810-1882): mahluk hidup terdiri dari sel-sel. Sel merupakan unit struktural dari mahluk hidup
•    Felix Durjadin (1835): nukleus merupakan bagian yang penting dari sel
•    Johannes Purkinje (1787-1869): cairan sel adalah protoplasma
•    Max Schultze (1825-1874): protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan dan sel merupakan unit fungsional dari kehidupan
•    Rudolf Virchow (1858): “omne cellula ex cellulae”, sel berasal dari sel sebelumnya

c. Sel prokariotik dan Sel eukariotik
Perbedaan sel eukariotik dan prokariotik:
•    Dari segi evolusi , sel eukariotik merupakan kelompok sel yang hanya ditemukan pada bekteria. Sementara sel eukariotik ditemukan pada protista, fungi, tumbuhan dan hewan yang strukturnya lebih kompleks
•    Sel prokariotik tidak memiliki nukleus, materi genetik(DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleoid
•    Sel eukariotik memilki selubung inti dengan berbagai organelnya, sedangkan sel prokariotik tidak memilki selubung inti sehingga materi inti berhubungan langsung dengan sitoplasma

2.3    RETIKULUM ENDOPLASMA
a.    Sejarah Awal Dari Retikulum endoplasma
Sitoplasma sel hewan dan tumbuh-tumbuhan ditembusi oleh sistem membran yang kompleks dan membentuk satu kesatuan fungisional yang erat. Organel ini dikemukakan untuk pertama kalinya oleh Porter dkk, dalam tahun 1945. Organel tersebut merupakan bangunan yang berbentuk ruangan-ruangan yang berdinding membran dan salimg berhubungan yang berbentuk anyaman. Masing-masing ruangan mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda sehingga dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
1. Sisterna, berbentuk ruangan gepeng , yang kadang-kadang tersusun berlapis-lapis dan saling berhubungan.
2. Tubular, berbentuk sebagai pipa-pipa kecil yang saling berhubungan.
3. Vesikuler, berbentuk sebagai gelembung-gelembung yang berlapis.
Dan kata Retikulum berasal dari kata reticular yang berati anyaman benang atau jala. Karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma) dan karena strukturnya sebagian anyaman dan untuk sebagian besar terdapat dalam endoplasma. Dengan ditemukannya Retikulum Endolplasma ini sebuah sel tidak lagi dapat di anggap sebagai kantong yang berisi enzim, RNA, DNA, dan larutan-larutan bahan yang dibatasi oleh membran luar seperti pada bakteri yang primitif. Banyak rongga-rongga yang dibatasi oleh membran yang bertanggung jawab atas fungsisel yang vital, di antaranya pemisahan dan himpunan sistem enzim. Dan maka dari itu disebut disebut sebagai Retikulum Endoplasma (disingkat RE). Retikulum Endoplasma (RE) adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik baik sel hewan atau pun sel tumbuhan.
b. Struktur Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik. Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran. Retikulum endoplasma jika diamati tampak berupa lembaran yang terlipat-lipat, mengelilingi suatu ruangan yang disebut lumen atau sisterna yang berbentuk labirin. Apabila diamati lebih teliti retikulum endoplsma terdiri dari tubulus-tubulus, vesikel dan kantong-kantong pipih yang menempati ruang sitoplasma. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer, 10-9 meter). Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear envelope. Retikulum endoplasma hanya dapat terlihat dengan pengamatan mikroskop elektron. Setelah fiksasi dengan osmium tetraoksida, terlihat bahwa selaput retikulum endoplasma, serupa dengan sel tetapi berukuran lebih tipis sekitar 50-60oA .


Retikulum endoplasmik (RE) merupakan labirin membrane yang demikian banyak sehingga reticulum endoplasmic ini meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik . (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan diturunkan dari bahasa latin berarti “jaringan”) . RE ini terdiri dari jaringan tubula dan gelembng membrane yang disebut sisterne (cisternae)  (bahasa latin cisternae berarti “kotak” atau “peti”). Membran RE memisahkan ruangan internal, yaitu ruanagn sisternal dan sitosol. Dan karena membran RE  ini bersambungan dengan ruang  sisternal RE ini. Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma. Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.

Retikulum endoplasma Sebagian sel eukariotik mengnndung retikulum endoplasma tetapi perlu kita ketahui bahwa jumlah maupun jenisnya bervariasi . misalnya, pada pankreas lebih banyak mengandung retikulum endoplasma kasar, sedangkan pada sel-sel epitel sebagian besar kandungannya adalah retikulum endoplasma halus. Jumlah total pada beberapa sel berbeda pada sel-sel pankreas misalnya sangat rapat dengan retikulum endoplasma, sedangkan pada sel-sel tumbuhan tingkat tinggi hanya sedikit. Jumlah total dan proporsi retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus berubah-ubah bergantung pada keadaan metabolisme sel. Sel-sel yang mensintesis dan mensekresikan protein memiliki retikulum endoplasma halus lebih banyak dibandingkan retikulum endoplasma halus.

Sebagai organel yang termasuk pada sistem membran, dibandingkan dengan membran sel, maka membran retikulum endoplasma relatif  lebih tipis. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan komposisi molekulnya. Pada membran retikulum endoplasma kandungan proteinnya lebih tinggi daripada lipidnya bila dibandingkan dengan dengan membran sel, sehingga menyebabkan membran retiukulum endoplasma sifatnya lebih stabil dan kental.


c. Komposisi Kimia Retikulum Endoplasma
1.    Selaput Retikulum Endoplasma
Dari analisis kimia diperoleh bahwa, selaput retikulum endoplasma terdiri atas lipida 30% dan protein 70%. Lipida sebagian besar berupa fosfatidilkolin. Selaput retikulum endoplasma mengandung lebih sedikit glikolipida dan kolesterol daripada selaput sel. Sedangkan protein selaput retikulum endoplasma umumnya adalah berupa glikoprotein dengan berat molekul (BM) sekitar 10.000-20.000 dalton. Dengan teknik patah-beku dan sitokimia dapat diketahui bahwa babarapa diantara protein tersebut merupakan enzim dan rantaian pemindahan elektron. Enzim yang terdapat di selaput retikulum endoplasma sangat bervariasi, antara lain glukosa-6-fosfatase atau nukleosida fosfatase dan kosiltransferase. Glukosa-6-fosfatase atau nukleosida fosfatase yaitu enzim yang berperan dalam metabolisme asam lemak, sintesis fosfolipida dan steroida. Sedangkan kosiltransferase yaitu enzim yang berperan dalam sintesis glikolipida dan glikoprotein
2.    Cairan Luminal Retikulum Endoplasma
Isi lumen retikulum endoplasma (RE) merupakan cairan yang mengandung sejumlah holoprotein, glikoprotein dan lipoprotein. Kandungan lumen RE ini sangat bervariasi seiring dengan jenis sel dan keadaan fisilogis sel tersebut. Misalnya RE plasmosit (sel plasma) berisi imunoglobulin, RE fibroblas berisi rantaian protokolagen dan enzim-enzim hidrolase.



d. Fungsi Retikulum Endoplasma
Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot. RE kasar dan RE halus bersama-sama berfungsi transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain.

e.     Enzim-Enzim Retikulum Endoplasma
Hasil analisis kimia membran reikulum endoplasma terdapat enzim-enzim dan rantai molekul-molekul pembawa elektron. Enzim-enzim itu antara lain hidrolase terutama glukosa 6-fruktosa dan nukleosida fusfotase, enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme asam lemak, sintesis fospolipid dan steroid, glikosiltransferase yang berperan sebagi katalisator dalam sintesis glikolipid dan glikoprotein. Selain itu terdapat dua rantai pengangkut elektron yaiu sitokrom P450 dan sitokrom b5  . tampak disini enzim RE sangat heterogen namin demikian enzim terbanyak yang dijumpai di membran RE adalah glukosa-6-fusfotase.

Berkaitan dengan sintesis glokoprotein dan glikolipid, hasil isoslasi membran RE kasar ternyata hanya mengandung grup-grup protein. Beberapa diantaranya dalah protein integral pada membran ynag berhubungan dengan mekanisme pengepakan melalui rute baru sintesis protein  yaitu masuk atau melalui membran RE. Beberapa grup protein lain dalam membran RE mengandung enzim yang terikat pada membran. Hal ini merupakan langkah penginisiasi dalam penambahan grup glukosa untuk menghasilkan glikoprotein dan glikolipid.

Banyaknya enzim hidroksilase dalam membran RE menyebabkan hidroksilasi. Hidroksilasi yang terjadi pada membran sel RE seanding dengan keampuan sel dalam fungsi anabolik dan protektif. Dalam kaitannya dengan fungsi anabolik dan protektf membran RE mampu engubah zat toksik menjadi lebih hidrofil sehingga menjadi lebih mudah disekresikan.

Enzim-enzim dalam RE mempunyai induktor untuk pengaktifannya. Induktor itu antara lain adalah 3-metil kolantrene, anaftofalfon, fenobarbital, dan dioxin (2-3-7-8tetrakioro dibenzo-p-dioxin). Contoh mekanisme induksi yang dilakukan zat-zat y=tersebut pada enzim RE adalah sebagai berikut: jika fenobarbital diberikan maka aktivitas enzim pada RE kasar akan berubah. Aktivitas sitokrom p450 reduktase akab meingkat demikian juga dengan sitokrom B5 juga meningkat meskipun sedikit. Sementara itu akrivotas glukosa-6-fosfatase, ATPase, dan NADH sitokrom B5 reduktase aktivitasnya justru akan meurun.

2.4 Retikulum Endoplasma Kasar dan Retiukum Endoplasma Halus
Terdapat dua daerah RE yang struktur dan fungsinya berbeda jelas, sekalipun tersambung, RE halus dan RE kasar. RE halus diberi nama demikian karena permukaan sitoplasmiknya tidak mempunyai ribosom. RE kasar tampak kasar melalui mikroskop elektron karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik membran. Ribosom juga dilekatkan pada sisi sitoplasmik membran luar selubung nukleus yang bertemu dengan RE kasar.
Retikulum Endoplasma berupa sistem membran yang komplek, berbentuk saluran yang pipih dalam sitoplasma dan berhubungan dengan membran inti. Dalam sel organel ini terdapat dua bentuk yaitu reticulum endoplasma kasar dan reticulum endoplasma halus. RE yang ditempeli ribosom tampak berbintik-bintik sehingga tampak kasar. RE ini disebut RE kasar. Retikulum endoplasma berperan dalam sintesis dan transpor berbagai macam subtansi kimia. RE kasar yang ditempeli oleh ribosom berfungsi mengedarkan protein yang disintesis oleh ribosom, sedangkan RE halus yang tidak ada ribosomnya, berperan dalam sintesis lemak, dan metabolisme karbohidrat. Membran RE memisahkan ruangan internal, yaitu ruang sisternal, dari sitosol. Dan karena membran RE ini bersambungan dengan selubung nukleus, ruang diantara kedua membran selubung itu bersambung dengan ruang sisternal RE ini. Penyusun membran retikulum endoplasma sangat bervariasi dari sel ke sel dan bahkan dari Sdaerah ke daerah didalam sel yang sama. Retikulum endoplasma adalah tempat sintesis lipid dan karbohidratPada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum. Kegunaan  Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon.
Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan steroid. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus terdapat di beberapa organ seperti hati.
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.

2.5    Retikulum Endoplasma Kasar
Pada akhir abad yang lalu ditemukan bahwa sitoplasma berbagai jenis zat yang mengikat zat warna  basa dengan kuat. Pada beberapa sel komponen-komponen sel ini menyebabkan warna basofil sitoplasma yang tersebar , sedangkan pada sel-sel lain komponen sel membentuk daerah basofil  terbatas. Zat basofil ini disebut zat kromoflik, karena zat ini memberi  warna yang sama seperti kromatin inti atau pada sel-sel kelenjar terrtentu yaitu ergastoplasma. Sesuai denagan konsep bahwa zat basofilik adalah bagian dari sitoplasma yang bekerja menghasilkan secret.
Dengan mengguakan reaksi Feulgen untuk DNA, akhirnya diketahui bahwa zat basofilik dalam sitoplasma tidaklah mungkin DNA. Sebaliknya, zat ini dapat menyerap cahaya ultraviolet dengan panjang gelombang 260 nm dan karena  itu berisi asam nukleat. Selain itu tampak bahwa zat ini disingkirkan dengan pemberian enzim ribonuklease, tetepi tidak denagn deoksiribonuklease, kemudian zat basofilik dalam sitoplasma akhirnya dikenal sebagai asam ribonukleat.
Ketika mulai digunakan mikroskop elektron, ditemukan bahwa sitoplasma hampir semua sel-sel (kecuali pada eritrosit matang) berisi suatu sistem membran pembatas ruangan yang dikatakan suatu organel baru ang disebut retikulum endoplasma. Ruangan-ruangan itu membentuk anastomosis(anastomosis, sari anastomoo= melengkapi dengan mulut) jala-jala tubulus yang bercabang atau kantung ynag lebih gepeng disebut sisterna. Sering tersusun sejajar. Sebagaian retikulum endoplasma mungkin dalam bentuk vesikel kecil yang terpisah.
RE kasar  Merupakan Tempat Penggabungan Protein Membran Integral dan Lipid Membran. Diduga diduga bahwa molekul protein membrane integral dan molekul glikoprotein tertanam ke dalam membrane RE kasar dengan cara yang sama, kecuali bahwa bukannya menembus membrane , melainkan hanya meluas untuk sebagian saja. Dalam hal molekul transmembran yang sangat panjang, sebagian molekul mula-mula terjulur ke dalam lumen RE kasar dan kemudian kelaur lagi sebelum memasukinya lagi., secara bolak-balik melalui lapis (bilaminar) lipid membran dengan cara yang lebih mejemuk daripada menjahit. Fospolipid membran dan kolesterol juga tergabung dalam RE kasar. Daerah sitoplasma yang basofil yang tampak dengan mikroskop cahaya yaitu ergastoplasma atau zat kromofilik, dengan mikroskop elektron ternyata adalah kelompokan retikulum endoplasma. Basofilia yang khas ini disebabkan oleh sejumlah besar partikel-partikel kecil dari ribonukleoprotein (RNP) disebut ribososm, yang melekat keluar permukaan membran, sesuai dengan istilah retikulum endoplasma kasar.
Ruang dalam retikulum endoplasma kasar mungkin tampak sebagai celah yang sempit dengan dua membran yang sangat berdekatan.
RE kasar Merupakan Tempat Modifikasi Protein Terpisah. Segera setelah protein yang dihasilkan  ribosom bermembran pada RE kasar telah dipisahkan di dalam lumen organel ini, dapat terjadi modifikasi tertentu pada molekul protein. Setelah pembuangan rantai tanda molekul protein dapat melihat karena terjadi pembentuakn ikatan s-s . Suatu perubahan konfigurasi yang membantu mempertahankan pemisahan yang satu arah. Biang (precursor) glikoprotein juga mendaptkan gula (pusat) N-asetilglukosamin dan mannose di dalam  lumen RE kasar.
Dari RE kasar, protein terpisah membrane diteruskan ke aparat golgi dengan perantara vesikel transfer bermembran tempat mereka dimodifikasi lebih lanjut. Protein sekresi kemudian tersalut menjadi vesikel(granula) sekresi dan menuju ke permukaan sel, tempat mereka dilepaskan ke luar.
RE Kasar dan Sintesis Protein Sekretoris. Banayk jenis sel terspesialisai mensekresi protein yang dihasilakn oleh ribosom yang dilekatkan pada RE kasar. Misalnya, sel-sel tertentu dalam pankreas mensekresi hormon insulin, suatu hormon, kedalam aliran darah. Begitu rantai polipeptida tumbuh dari ribosom terikat, rantai ini dimasukkan ke dalam ruang sisternal melalui suatu pori yang dibentuk oleh protein dalam membran RE tersebut. Begitu rantai ini masuk ke ruang sisternal, protein baru melipat ke dalam konformasi aslinya. Sebagian besar perotein sekretoris berupa glikoprotein, protein yang terikat secara kovalen pada karbohidrat. Karbohidrat dilketkan ke protein dalam RE oleh molekul terspesialisai yang sudah ada di dalam membran RE. tempelan karbohidrat pada flikoprotein ialah oligosakarida, istilah untuk polimer gula yang relatif kecil.
Pada waku protein sekretoris  telah terbentuk, membrab RE akan mempertahankannya  supaya tetap terpisah dari protein, yang dihasilkan oleh ribosom bebas, yang akan tetap berada dalam sitosol. Protein sekretoris keluar dari RE yang dibungkus dalam membran vesikula yang menggelembung mirip tunas dari daerah terspesilaisai yang dibuat RE transisi. Vesikula yang berpindah dari satu bagian sel ke bagian sel yang lain demikian  disebut vesikula transpor.
RE Kasar dan Produksi Membran
Disamping  mebuat  protein sekretoris, RE kasar merupakan pabrik membran yang tumbuh di tempatnya denagn menambahkan protein dan fospolipid. Karena polipeptida yang akan menjadi protein membran tumbuh dari ribosom, polipeptida ini dimasukkan ke dalam membran RE itu sendiri dan ditahan di sana oleh bagian hidrofibik protein. RE kasar juga membuat fospolipid membrannya sendiri; enzim yang telah ada di dalam membran RE menyusun fospolipid dari prekusor di dalam sitosol. Membran RE ini berkembang dan dapat ditransfer dalam bentuk vesikula transpor ke komponen lain sistem endomembran.

RE kasar sebagai Pusat Bosintesis Sel
Butir-butir ribosom pada membrab RE kasar akan mensintesis rantai polipeptida, yaitu elongasinya(pemanjangan) tidak berada di sitosol melainkan menembus membran RE. sebagian dari rantai polipeptida ini tetp berada di dalam membran menjadi protein transmembran, sedangkan bagian yang lain dilepas didlam sisterna RE. Protein transmembran yang dihasilan diperuntukkan bagi membran sel organela lainnya., sedangkan protein-protein yang dituangkan ke dalam lumen RE dipruntukkan bagi organela lainnya atau disekresikan.
Sintesis protein transmembran dan luminal dilakukan oleh polisoma yang menempel pada membran RE serta melibatkan dua jenis resptor. Reeptor pertama untuk mengenali ribosom subunit besar yang akan mengikat ribosom pada membran RE sehingga memungkinkan terjadinya pemindahan rantai polopeptida dari sitosol ke lumen RE. sedangkan reseptor kedua mengikat ujung 3’ mRNA yang akan diterjemahkan. Pemindahan rantai polipeptida ke dalam lumen RE ditentukan oleh rantai mRNA yang diterjemahkan. Pada mRNA terdapat kodon untuk polipeptida isyarat. Penerjemahan ini terjadi di sitosol yang mempunayi pengenal isyarat (SRP= signal recognition particle). SRP ini akan mengikat polipeptida isyarat segera setelah terbentuk. Kompleks SRP dan polipeptida isyarat ini akan segera mengikatkan diri pada reseptornya yang terdapat di membran RE.
Pada sintesis protein yang terjadi di RE kasar akan dijelaskan pada uraian berikut ini. (1) mRNA menginisiasi sintesis protein denagn subunit ribosom, (2)  segmen pertama dari polipeptida yang baru diterjemahkan dari ribosom adalah sinyal N-terminal, (3) akibat  bertubrukan dengan RE sinyal yang sifatnya hidrofobik akan menetrasi ke dalam membran, (4) sintesis protein berjalan terus, pertumbuhan rantai polipeptida meluas menembus membran mengikuti sinyalnya.
Jika protein akan disekresikan, seluruh rantai polipeptida mengikuti sinyalnya akan membus membran RE dan masuk ke dalam ruang RE. jika protein terbenam di dam membran, satu atau lebih sinyal top transfer akan menahan gerakan protein menenbus membran. (5) sesudah pertumbuhan polipeptida memanjang memasuki atau melalui membran RE, sinyal didegradasi oleh enzim peptidase yang terbenam di dalam membran. (6) setelah disentesis lengakp, subunit ribosom terlepas dari mRNA dibebaskan atau terikat membran RE dengan ribosom yang lain untuk menerjemahkan pesan yang sama.

Setelah molekul protein selesai disintesis akan terjadi perpinadahan molekul tersebut dari sitosol ke mitokondria, kloroplas, dan periksisoma melibatkan hidrolisis ATP yang terjadi di sitosol. Tenaga dari ATP digunakan untuk mengurai lipatan-lipatan molekul protein yang akan dipindahkan. Selain itu untuk menyisipkan dan mendorong masuknya molekul protein ke dalam lumen organela tersebut juga diperlukan tenaga.

Selain protein, di dalam RE juga terjadi proses sintesis fospolipid dan kolesterol. Proses sintesisnya terjadi di dalam membran RE. Fospolipid dan kolesterol yang disintesis pada umumnya digunakan untuk memperbaiki membran sel atau membran organela yag rusak.  Fopolipid yang disintesis  kebanyakan  adalah fosfatidilkolin. Fosfatidilkolin disintesis dari gliserol-fosfat dan kolin. Molekul-moleku ini pada awalnya berada di sitosol membran RE kemudian oleh aktivitas protein peminda yang disebut flipase akan menyebabkan  fosfatidilkolin dipindajkan ke sitosol belahan lumnal membran RE, sedangkan fosfatidilserin dan fosfatidil inositol tetap berada di sitosol membran RE.

BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya sebagai berikut.
1.    Retikulum endoplsma terdiri dari tubulus-tubulus, vesikel dan kantong-kantong pipih yang menempati ruang sitoplasma.
2.    Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran.
3.    Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantungberlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae.
4.    Selaput retikulum endoplasma terdiri atas lipida 30% dan protein 70% sedangkan isi lumen retikulum endoplasma (RE) merupakan cairan yang mengandung sejumlah holoprotein, glikoprotein dan lipoprotein.
5.     Fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein sedangkan RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolism yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel.

Ada artikel/makalah  yang terkait dengan Retikulum Endoplasma, bisa dilihat disini dan disini

Kamis, 10 Februari 2011

Makalah Amoeba

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya laporan ini. Laporan yang kami buat ini berisi  informasi mengenai sel amoeba. Laporan ini memberikan pengetahuan yang besar mengenai sel amoeba, terutama untuk mahasiswa biologi. Selain menyajikan materi yang dikehendaki kurikulum, makalah ini menyajikan stuktur dan bentuk sel amoeba secara akurat. Setiap materi dibahas dengan rinci dan disertai berbagai contoh yang memudahkan untuk memahaminya.
Laporan ini dapat mempermudah mahasiswa memahami apa itu sel amoeba. Laporan ini memberikan informasi yang akurat mengenai  sel amoeba.  Makalah ini dapat menambah wawasan pembaca. Untuk menunjang pemahaman pembaca, kami menjabarkan materi sesuai dengan materi yang ada.
Akhir kata, hanya ucapan terimakasih yang dapat kami sampaikan kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kehidupan kita.


I.      PENDAHULUAN

1.1 Latar Belang
Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (yang hidup pada 1635-1703). Hooke (pada tahun 1665) mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel gabus tersebut tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka, dipilihlah kata dari bahasa Latin yaitu cellula yang berarti kamar kecil untuk menamai objek yang ditemukannya itu.
Sel merupakan yunit terkecil dari makhluk hidup. Di dalam sel terdapat protoplasma yang tersusun atas karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Berdasarkan tipe sel, sel dibedakan menjadi sel prokariotik, yaitu sel yang memiliki memberan inti. Dari penemuan tentang sel dan segala aktivitasnya, lahirlah teori sel, bahwa sel merupakan kesatuan fungsional, kesatuan pertumbuhan, kesatuan herditas, dan kesatuan reproduksi makhluk hidup. Secara struktural, sel merupakan penyusun makhluk hidup. Bagian dari sel meliputi memberan plasma, nukleus, dan sitoplasma. Memberan plasma tersusun dari lipoprotein, yaitu adanya ikatan antara lemak dan protein. Protein penyusun memberan plasma ada dua, yaitu protein insterinsik dan protein ekstrinsik. Perbedaan kelarutan lemak dan protein mendukung fungsi memberan untuk transportasi dari luar ke dalam sel atau sebaliknya. Transpor melalui memberan dapat berlangsung secara pasif melalui difusi, osmosis, difusi tertentu, serta melalui transpor aktif yang memerlukan energi berupa ATP. Memberan plasmaterdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan, sedangkan dinding sel terdapat hanya pada sel tumbuhan. Nukleoplasma terdapat pada nukleus. Didalam nukleus plasma , terdapat butir-butir kromatin. Pada saat sel membelah, kromatin akan berubah menjadi struktur benang pendek yang disebut kromosom. Kromosom mengandung gen pembawa sifat keturunan. Pada nukleus, juga terdapat nukleus yang berfungsi untuk sintesis ribosom. Nukleus berfungsi untuk mengendalikanaktivitas sel. Sitoplasma mengandung organel-organel sel, seperti retikulum endoplasam, ribosom, badan golgi, lisosom, mitokondria, mikrotubul,mikrofilamen, dan plastida yang terdapat pada sel tumbuhan. Pada organisme bersel tunggal, aktivitas kehidupan organisme ditunjang oleh organel-organel tersebut. Pada organisme multiseluler terdapat spesialisasi dan diferensiasi sel sehingga terbentuk organisasi yang makin kompleks, seperti jaringan, organ, dan sistem organ sampai terbentuk individu.
Meskipun SEL memiliki ukuran sangat kecil, sel tergolong luar biasa. Sel bagai sebuah pabrik yang senantiasa bekerja agar kehidupan terus berlangsung. Ada bagian sel yang berfungsi menghasilkan energi, ada yang bertanggung jawab terhadap perbanyakan sel, dan ada bagian yang menyeleksi lalu lintas zat masuk dan keluar sel. Dengan mempelajari komponen sel, kita akan dapat memahami fungsi sel bagi kehidupan.
Sel adalah segumpal protoplasma yang berinti, sebagai individu yang berfungsi menyelenggarakan seluruh aktivitas untuk kebutuhan hidupnya. Sel itu setelah tumbuh dan berdeferensiasi, akan berubah bentuknya sesuai dengan fungsinya, ada yang menjadi epidermis berfungsi untuk melindungi sel-sel sebelah dalamnya ada yang menjadi tempat penyediaan makanan, ada yang berfungsi menjadi tempat persediaan makanan dan lain-lain.

1.2 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah;
1.    Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi sel amoeba.
2.    Agar mahasiswa mengetahui tentang struktur dan bagian-bagian dari sel amoeba.
3.    Menambah wawasan pembaca dan  menunjang pemahaman pembaca tentang materi ini.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Banyak jenis amoeba yang hidup mandiri, antara lain Amoeba proteus, namun ada yang hidup parasitis dan menyebabkan penyakit disentri pada manusia dan hewan (anjing dan kucing), yaitu Entamoeba histolityca (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
Ukuran Amoeba berkisar antara 200-300 mikron, bentuknya selalu berubah-ubah. Sitoplasma dibagi menjadi dua bagian, yaitu ektoplasma yang jernih, dan endoplasma yang lebih keruh. Inti sebuah, pipih, bulat. Selalu ada satu vakuola kontraktil dan banyak vakuola makanan (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
Amoeba bergerak dengan cara mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia. Proses penjluran itu nampaknya adalah pencairan sementara bagian luar endoplasma yang kental (plasmagel). Karena pencairan itu terjadi plasmosol. Jika kemudian plasmosol iti dikentalkan kembali, maka penjuluran protoplasma itu tertarik kembali, dan begitu seterusnya (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
Menurut Kastawi dkk (2003 hal: 28) amoeba ada yang dibungkus cangkang atau tanpa selubung cangkang (telanjang). Amoeba telanjang dari genus Amoeba dan Pelomyxa bentuknya asimetris dan bentuk ini selalu berubah. Sebaliknya amoeba bercangkang memperlihatkan simetris bagian luarnya (cangkangnya).
Sitoplasma terbagi dalam ekto dan endoplasma, pseudopodia ada yang tipe lobopodia (pada amoeba telanjang) atau tipe filopodia (pada amoeba bercangkang). Pada lobopodia, penjuluran lebih besar dan mengandung ekto dan endoplasma, sedang pada filopodia lebih kecil dan hanya tersusun dari ektoplasma (Kastawi, dkk. 2003 hal: 28).
Cangkang berasal dari sekresi sitoplasma berupa silica atau khitin, atau materi dari luar yang melekat. Amoeba melekat pada dinding dalam cangkang dengan perantara penjuluran protoplasma. Cangkang selalu memiliki bidang terbuka untuk penjuluran sitoplasma, dan karenanya bentuk cangkang sering mirip helm/topi (Kastawi, dkk.2003 hal: 28).



III. PEMBAHASAN


3.1 Karakteristik Sel Amoeba
Amoeba termasuk dalam kelas Rhizopoda pada filum Protozoa. Secara umum dapt dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon  artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki fligel atau bersilia. Protozoa hidup di air atau tempat  yang basah. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton.
Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh membransel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya  mudah berubah-ubah.
Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat didalam sel antara lain nucleus, badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.


3.2 Ciri-ciri protozoa sebagai hewan
Ciri-ciri protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagel, memiliki membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubag-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof.
Perkembangbiakan amoeba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan setiap 15 menit.

a.    Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua.       Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amoeba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amoeba akan membentuk kista. Didalam kista amoeba dapt membelah menjadi amoeba-amoeba baru yang lebih kacil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amoeba-amoeba baru tadi dapat keluar. Selanjudnya amoeba ini akan tumbuh setelah sampaipada ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula.
            Pembelahan diri pada amoeba.

b.    Pada bakteri terjadi pula pembelaan diri. Dengan proses sama seperti diatas.
            Diagram skematik tahap-tahap reproduksi bakteri.

c.    Dalam keadaan yang tidak memungkinkan bakteri akan membentuk endospora. Endospora ini berdinding lebih tebal sehingga dapat lebih tahan hidup. Dengan direbus atau dipanaskan atau dengan zat kimia, bakteri biasa akan mati tetapi sporanya tidak mati spora tersebut dapat terbawa angin kemana-mana.
Amoeba merupakan salah satu anggota Rhizopoda yang terkenal.  Bentuk Amoeba senantiasa berubah-ubah, hidupnya bebas, terdapat di tanah becek atau di perairan yang banyak mengandung bahan organik tetapi ada juga amoeba yang hidup sebagai parasit yang sering dikenal dengan sebutan Entamoeba
Ciri-Ciri Amoeba
•    Memiliki Kaki Semu (pseudopodia) sebaga alat gerak.
•    Bersel Satu
•    Hidup Bebas, di tanah atau tempat berair yang mengandung zat organiik
•    Berkembang biak dengan membelah diri (pembelahan biner)
 3.3 Struktur tubuh Amoeba
Amoeba memiliki membran sel yang berfungsi
•    Sebagai pelindung inti sel
•    Pengatur pertukaran zat
•    Alat pergerakan
•    Untuk menangkap rangsangan dari luar
Sitoplasma pada Amoeba :
•    Ektoplasma:  sitoplasma bagian luar dan bersifat encer
•    Endoplasma: sitoplasma bagian dalam dan bersifat kental
Amoeba Memiliki Vakuola Makanan berfungsi untukTempat mencerna makanan dan Alat ekresi sisa makanan berbentuk padat.
Amoeba Memiliki Vakuola Kontraktil berfungsi untuk Mengatur kadar air dalam sitoplasma (osmosis) dan sebagai alat ekskresi.
a.Struktur tubuh Amoeba
1.    Ektoplasma, yaitu sitoplasma yang bening dan terdapat di dekat membran sel (sebelah luar).
2.    Endoplasma, yaitu sitoplasma yang bening dan teredapat disebelah dalam dari ektoplasma. Ektoplasma dan endoplasma berperan dalam pergerakan amoeba. Adanya perubahan kadar air pada salah satu sisi tubuh amoeba menyebabkan terjadinya aliran stioplasma terbentuklah pseudopodia. Gerakan amoeba dengan pesudopoda dinamakan gerak amoeboid.
3.    Organel-organel yang terdapat dalm endoplasma yaitu berupa :
•    Inti sel (berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan yang berlangsung di dalam sel).
•    Vakuola makanan (untuk mencernakan makanan, makanan yang tidak dicernakan akan dikeluarkan melaui vakuola kontraktil).
•    Vakuola kontraktil (untuk mengatur kadar air didalam sitoplasma atau sebagai osmoregulator – mengatur agar tekanan osmosis sel selalu lebih tinggi dari tekanan osmosis di sekitarnya; dan sebagai alat ekskresi zat sisa berupa zat cair).

b. Pencernaan Amoeba
Makanan amoeba biasanya seperti gangga, Bakteri protozoa lainnya, dan tumbuhan yang sudah mati. Makanannya diambil dengan cara menangkap (fagositosis) melalui gerakan kaki semu lalu dimasukan kedalam vakuola makanan dan dicerna didalamnya.

c. Pernafasan Amoeba
Pertukaran gas terjadi melalui seluruh permukaan tubuh. Oksigen berdifusi dari air melalui membran sel dan masuk kedalam sel. Oksigen digunakan untuk mengoksidasi makanan sehingga dapat menghasilkan energi dan zat karbondioksida (CO2). Selanjutnya CO2 dikeluarkan melalui membran sel.

d. Reproduksi Amoeba
Amoeba bereproduksi secara vegetatif, yaitu dengan cara membelah diri (pembelahan biner/binary fission).
Salah satu jenis Amoeba yang hidup di alam bebas adalah Amoeba proteus. hewan tersebut biasa hidup pda habitat yang basah atau di air tawar. Tubuhnya transparan dengan ukuran panjang 250 mikro (0,25 mm). Jenis Amoeba lainnya yang hidup sebagai parasit. Beberapa jenis Amoeba yang hidup dalam tubuh manusia yaitu Entamoeba coli, Entamoeba dysentriae, Entamoeba gingivalis.

Selain amoeba, yang ememiliki bentuk tubuh dapat berubah-rubah, Rihzopoda juga memeiliki anggota lain yang tubuhnya terbungkus oleh cangkang. jenis Rizhopoda tersebut anatara lain : Aecella, Radiolora, Diffluigia, Heliozoa, Foraminifera.
1.Arcella
Memiliki rangka luar yang tersusun dari zat kitin. Hewan ini banyak terdapat di air tawar. Berbentuk seperti piring, dengan satu permukaan cembung dan permukaan lainnya cekung atau datar , yang ditengahnya terdapat lubang tempat keluarnya kaki palsu.
2.Diffugia
Rangka luar diffugia dapat menyebabkan butir-butir pasir halus dan benda-benda laindapat melekat.
3.Foraminifera
Memiliki rangka luar yang terdiri dari silica atau zat kapur (mengandung kalsium karbonat). Semua anggota foraminifera ini hidup di laut. Genus yang paling terkenal dari Foraminifera ini adalah Globigerina, karena lapisan Foraminifera dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pencarian sumber minyak bumi.
4.Radiolaria
Merupakan organisme laut bertubuh bulat seperti bola dan memilki banyak duri yang terbuat dari zat kitin dan stonsium sulfat. Radiolaria yang mati akan mengendap yang disebut dengan Lumpur radiolaria yang digunakan sebagai bahan alat penggosok serta bahan peledak. Contoh genusnya : Achantometro dan Collosphaera.
Cara Amoeba Bergerak, Menangkap dan Mencerna Makanan
•    Pada permukaan sel amoeba terbentuk pseudopodia
•    Aliran sitoplasma memunculkan gerak amoebid bertujuan untuk mendekati makanan
•    Sesampai di dekat makanan, pseudopodia mengelilinginya
•    Selanjutnya makananmasuk ke Amoeba melalui permukaan membran plasma
Makanan yang ada di dalamnya dicerna menggunakan vakuola makanan



IV. PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini asalah :
1. Amoeba termasuk dalam kelas Rhizopoda pada filum Protozoa. Secara umum dapt dijelaskan bahwa protozoa yaitu protos artinya pertama dan zoon  artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama.
2. Perkembangbiakan amoeba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan setiap 15 menit.
3. Amoeba memiliki ciri-ciri yaitu, memiliki kaki semu (pseudopodia) sebagai alat gerak, bersel satu, hidup bebas, ditanah atau tempat berair yang mengandung zat organik dan berkembangbiak dengan membelah diri (pembelahan biner).
4. Amoeba Memiliki Vakuola Makanan berfungsi untukTempat mencerna makanan dan Alat ekresi sisa makanan berbentuk padat.Amoeba Memiliki Vakuola Kontraktil berfungsi untuk Mengatur kadar air dalam sitoplasma (osmosis) dan sebagai alat ekskresi.
5. Amoeba memiliki membran sel yang berfungsi sebagai pelindung inti sel, sebagai pengatur pertukaran zat, sebagai alat pergerakan, dan untuk menangkap rangsangan dari luar.


DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
http//:www.education.com
http//:www.blogspotadibah.com
Kimball, J. W. 1992. Biologi Jilid 1 Edisi ke lima. Erlangga. Jakarta.
Lim, Daniel. 1998. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta.

Kamis, 03 Februari 2011

Sedikit Info Tentang Otak


Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.

Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai hingga seratus miliar neuron.

Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel
saraf atau neuron. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat memengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak memengaruhi perkembangan psikologi kognitif.



Otak memiliki bagian-bagian tertentu yaitu:

Batang Otak, mengendalikan fungsi-fungsi penyangga kehidupan dasar misalnya pernapasan dan laju denyut jantung. Mengontrol tingkat kesiagaan. Menyiagakan anda terhadap informasi sensorik yang masuk. Mengendalikan suhu. Mengendalikan proses pencernaan. Menyampaikan informasi dari serebelum.

Serebelum atau otak kecil atau otak belakang, mengendalikan gerakan tubuh dalam ruang dan menyimpan ingatan untuk respon-respon dasar yang dipelajari.

Sistem Limbik atau otak tengah, yang posisinya sedikit lebih ke depan dan terdiri atas Talamus dan Ganglia Basal atau otak tengah. Sistem Limbik penting bagi pembelajaran dan ingatan jangka pendek tetapi juga menjaga homeostatis di dalam tubuh (tekanan darah, suhu tubuh dan kadar gula darah). Terlibat dalam emosi ketahanan hidup dari hasrat seksual atau perlindungan diri. Sistem Limbik mengandung Hipotalamus, yang sering dianggap sebagian bagian terpenting dari 'otak mamalia'. Hipotalamus meskipun kecil (besarnya hanya sepatuh gula kotak) dan beratnya hanya empat gram, hipotalamus mengatur hormon, hasrat seksual, emosi, makan, minum, suhu tubuh, keseimbangan kimiawi, tidur dan bangun, sekaligus mengatur kelenjar utama dari otak (kelenjar pituitari). Hipotalamus adalah bagian otak yang memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak, misalnya kapan kita lapar.

Serebum atau korteks serebral, membungkus seluruh otak dan posisinya berada di depan. Serebum adalah karya besar evolusi alam dan bertanggung jawab atas berbagai keterampilan termasuk ingatan, komunikasi, pembuatan keputusan dan kreativitas. Fungsi : pengaturan, ingatan, pemahaman, komunikasi, kreativitas, pembuatan keputusan, mind mapping, bicara, musik. Serebum dibungkus oleh suatu lapisan berkerut-kerut berupa sel-sel saraf setebal seperdelapan inci yang amat sangat menakjubkan, yang dikenal sebagai korteks serebral. Sifat kortekslah yang merumuskan kita sebagai manusia.

Area terpenting otak yang perlu dipahami dalam mengenali kekuatan otak adalah serebrum atau yang sering disebut 'otak kiri dan kanan'.

Serebum membagi tugas ke dalam dua kategori utama yaitu tugas otak kanan dan otak kiri. tugas otak kanan antara lain irama, kesadaran ruang, imajinasi, melamun, warna, dimensi dan tugas tugas yang membutuhkan kesadaran holistik atau gambaran keseluruhan. Tugas otak kiri antara lain kata-kata, logika, angka, urutan, daftar dan analisis.


 

Rabu, 02 Februari 2011

Ultra Struktur Kloroplas

Kloroplas merupakan salah satu organel yang terdapat pada sel tumbuhan. Pada sel-sel tumbuhan tingkat tinggi umumnya berisi antara 50-200 buah kloroplas. Kloroplas dapat dilihat dengan mikroskop cahaya dengan perbesaran yang paling kuat. Panjangnya antara 5-10 µm. Dilihat dari atas, bentuknya lonjong atau ellipsoid. Dilihat dari salah satu sisinya dapat berupa permukaan atas cembung dan permukaan bawahnya cekung, atau flat (lembaran lonjong) atau bikonveks (kedua permukaan cembung).

Pada tumbuhan rendah bentuk kloroplas bervariasi. Pada Euglena garcillis terdapat 10 buah kloroplas tiap-tiap selnya, pada Chlainidomonas terdapat satu kloroplas berbentuk mangkok. Ganggang Spirogyra mempunyai kloroplas seperti pita yang letaknya spiral di sepanjang selnya.

Kloroplas mempunyai membran rangkap, antara membran luar dan membran dalam dipisahkan oleh ruang antar membran. Membran dalam tidak membentuk krista seperti mitokondria , namun berhubungan satu bersambungan dengan kompleks membran di bagian dalamnya. Di sela-sela kompleks membran berisi matriks yang amorf disebut stroma. Di dalam stroma, grana, dan stroma tilakoid tersuspensi. Jadi stroma setara dengan matriks mitokondria.

Kompleks membran internal sebagian besar mempunyai bentuk seperti kantung pipih yang disebut tilakoid. Tumpukan tilakoid disebut granum. Satu tilakoid dari granum disebut tilakoid granum. Sebuah tilakoid yang melebar di dalam stroma disebut tilakoid stroma. Tilakoid yang menghubungkan antar grana disebut fret. Dalam beberapa literatur tidak terdapat istilah tilakoid grana. Fret umumnya disebut lamella grana. Bagian dalam tilakoid disebut lokulus.

Dengan adanya kompleks membran pada kloroplas terdapat kompartmen yang terpisah, yaitu ruang antar membran, lokulus, dan stroma. Dari kebanyakan hasil eksperimen membyktikan bahwa lokulus merupakan ruangan yang terpisah dari ruang antar membran. Tilakoid merupakan tempat berlangsungnya reaksi terang fotosintesis, sedangkan stroma tempat berlangsungnya reaksi gelap fotosintesis.

Hati Sebagai Sentral Metabolisme

Hati menjadi pusat proses proses metabolisme, hal itu tercermin pada metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak berlangsung di dalam hati.

 Hati adalah tempat sintesis dari banyak protein berbeda, pasangan strukural dan plasma-borne, dari asam amino. Asam amino dapat juga diubah dalam produk non protein seperti nukleotida, hormone dan porphyrins. Asam amino dapat diubah dan didegradasi manjadi asetil CoA dan intermediet siklus krebs lain, dan itu  pada gilirannya dapat dioksidasi untuk energi, atau mengubahnya menjadi glukosa atau lemak. Glukosa dibentuk dari glukoneogenesis dan dipindahkan ke otot untuk digunakan oleh jaringan, dan sintesis asam lemak dapat dikerahkan ke jaringan adipose untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan bakar oleh otot. Hepatosit adalah bagian yang eksklusif untuk pembentukan urea, bentuk pengeluaran besar dari asam amino nitrogen.

Hati menjadi lokasi sintesis urea, mekanisme utama untuk membuang kelebihan zat lemas yang diperoleh dari asam amino digunakan dalam proses glukoneogenesis. Hati menjadi lokasi yang utama dalam proses glukoneogenesis di mana α-ketoacids (kelompok asam amino yang telah dipindahkan) dan bertindak sebagai penunjang substrat. Selama menjalankan puasa, glukoneogenesis menjadi suatu metabolisme yang sangat penting di dalam pengaturan tingkat glukosa plasma. Dalam proses Glukoneogenesis, Ginjal bekerja sama dengan hati selama berpuasa. Proses gluconeogenesis pada Ginjal dibarengi oleh kotoran dan formasi amoniak.

Hati berfungsi sangat penting dalam hubungannya dengan otot selama menjalankan puasa atau latihan yang sangat menghabiskan banyak tenaga, hal ini dapat memberikan contoh dalam alanine- glukosa yang beredar. Alanine, terbentuk di dalam otot, yang merupakan hasil dari piruvat yang transamisikan dengan glutamat. Piruvat sebagian besar terbentuk dari proses glicogenolisis otot tetapi bisa juga diproses kembali dalam hati. Alanin menyediakan suatu jalur peredaran untuk zat lemas yang diproduksi dari katabolisme asam amino otot. Alanin kemudian kembali ke hati dengan α- ketoglutarate.

Asam lemak berkumpul didalam lemak hati atau melepaskan diri kedalam sirkulasi sebagai lipoprotein plasma. Dalam manusia, kebanyakan sintesis asam lemak berlangsung dihati dibanding adipose. Adipose menyimpan triasilgliserol yang tiba dari hati secara primer dalam bentuk plasma VLDLs dan dari tindakan lipoprotein lipase atas kilomikron. Kebanyakan keadaan asam lemak adalah bahan baker oksidatif  yang utama di dalam hati. Asetil CoA tidak dapat menggunakan energi untuk digunakan dalam pembentukan badan keton, yang mana bahan bakar sangat penting untuk jaringan peripheral tertentu seperti otak, otot jantung, terutama sekali selama tidak makan/puasa.

Hati adalah jaringan pertama yang menggunakan glukosa, di hati glokosa akan diubah menjadi glikogen dan ketika jumlah glukosa melebihi kapasitas yang ada maka akan diubah. Bersama dengan perpidahannya dari chylomicron dan VLDL oleh lipoprotein lipase yang disimpan pada jaringan adipose, yang akan menyediakan energi yang akan digunakan pada fase penyerapan dan fase lapar. Beberapa glukosa yang berasal dari usus dibawa ke hati dan diedarkan ke jaringan yang lain. Otak dan beberapa jaringan pusat saraf sangat bergantung pada glokosa sebagai sumber energi. Pengguna glukosa terbesar lainnya adalah RBCs yang kekurangan mitokonria, yang akan mengubah glikolitically menjadi laktat sebagai sumber energi bagi sel dan sebagai sumber dari NADPH untuk menghindari hexosemonophosphat ; (2) pada jaringan adipose, gliserol dan asam lemak sebagai tanda komponen dari triacilglikoserol, walaupun pada manusia triaglikoserol disintesis dalam hati dan dibawah ke jaringan adipose; (3) Otot menggunakan glukosa untun mensintesis glikogen, yang diterimah dari sel darah merah dan semua jaringan mengkatabolisasi glucose sebagai energi dalam siklus Krebs.

Makalah Masalah Pendidikan Tinggi

KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan hidayah, serta karunia-Nya penulis diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Relevansi Pendidikan dengan Dunia Kerja Terhadap Perguruan Tinggi”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu  sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan serta jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
    Usaha mengembangkan kualitas sumber daya manusia menjadi semakin penting bagi setiap bangsa dalam menghadapi era persaingan global. Tanpa sumber daya manusia yang berkualitas, suatu bangsa pasti akan tertinggal dari bangsa lain dalam percaturan dan persaingan kehidupan dunia internasional yang semakin kompetitif.
    Pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan nasional, terutama dalam mempersiapkan peserta didik untuk menjadi subjek yang memiliki peran penting dalam menampilkan dirinya sebagai manusia yang tangguh, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya (Mulyasa, 2002:3). Berkenaan dengan upaya pengembangan sumber daya manusia Indonesia, Depdiknas sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan nasional telah mengembangkan visi insan Indonesia yang cerdas dan kreatif dan misi mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif dengan adil, bermutu, dan relevan untuk kebutuhan masyarakat global (www. ktsp.diknas.co.id/ktsp sd/ppt3). Visi dan misi tersebut selanjutnya dijadikan kerangka acuan dalam melakukan pembaharuan sistem pendidikan nasional.
Sehubungan dengan peningkatan sumber daya manusia terutama pada jenjang perguruan tinggi, akan senantiasa terkait dan tak pernah lepas hubungannya dengan dunia kerja. Terutama jika di kaitkan dengan relevansi antara perguruan tinggi dengan dunia kerja yang merupakan realitas nyata dalam kehidupan manusia sebagai masyarakat.
1.2    Rumusan Masalah
Dalam makalah  ini yang berjudul “Relevansi Pendidikan dengan Dunia Kerja terhadap Perguruan Tinggi” mempunyai rumusan maslah sebagai berikut:
1.    Masalah-masalah Pendidikan di Indonesia
2.    Relevansi antara pendidikan di Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja
1.3    Tujuan
Dalam makalah ini yang berjudul “Relevansi Pendidikan dengan Dunia  Kerja terhadap Perguruan Tinggi” mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.    untuk mengetahui bagaimanakah permasalahan pendidikan di Indonesia yang brekaiatan dengan dunia kerja
2.    untuk mengetahui bagaimanakah relevansi antar pendidikan Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Masalah-masalah Pendidikan di Indonesia
Upaya untuk mewujudkan visi dan misi pendidikan yang mampu menunjang dalam dalam kehidupan dunia kerja dan kemajuan bangsa mengalami kesulitan jika berbagai masalah dalam proses pendidikan muncul. Masalah dapat diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Jika apa yang terjadi atau yang tercapai dalam pendidikan tidak seperti yang diharapkan maka masalah pendidikan telah terjadi.
Masalah-masalah pendidikan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu: masalah partisipasi/kesempatan memperoleh pendidikan, masalah efisiensi, masalah efektivitas, dan masalah relevansi pendidikan (Redja Mudyahardjo, 2001: 496)

2.1.1 Masalah partisipasi pendidikan
Masalah partisipasi atau kesempatan memperoleh pendidikan adalah rasio atau perbandingan antara masukan pendidikan (raw input) atau jumlah penduduk yang tertampung dalam satuan-satuan pendidikan. Keberadaan masalah ini dapat diketahui dari individu-individu yang mestinya menjadi peserta didik pada satuan pendidikan tertentu tetapi kenyataannya tidak demikian. Misalnya saja di berbagai daerah masih banyak anak-anak yang mestinya menjadi peserta didik pada satuan pendidikan TK tetapi belum menjadi bagian dari satuan pendidikan tersebut. Hal demikian tentunya akan menimbulkan masalah pada saat mereka masuk sekolah dasar. Demikian juga banyaknya individu lulusan SMA yang tidak melanjutkan pendidikannya pada perguruan tinggi. Untuk bekerja mereka belum memiliki bekal yang mamadai.
2.1.2 Masalah efisiensi pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan berkenaan dengan proses pengubahan atau transformasi masukan produk (raw input) menjadi produk (output). Salah satu cara menentukan mutu transformasi pendidikan adalah mengitung besar kecilnya penghamburan pendidikian (educational wastage), dalam arti mengitung jumlah murid/mahasiswa/peserta didik yang putus sekolah, meng-ulang atau selesai tidak tepat waktu.
Jika peserta didik sebenarnya memiliki potensi yang memadai tetapi mereka tidak naik kelas, putus sekolah, tidak lulus berarti ada masalah dalam efisiensi pendidikan. Masalah efisiensi pendidikan juga terjadi di perguruan tinggi. Masalah tersebut dapat diketahui dari adanya para mahasiswa yang sebenarnya potensial tetapi putus kuliah dan gagal menyelesaikan pendidikannya pada waktu yang tepat.
2.1.3 Masalah efektivitas pendidikan
Masalah efektivitas pendidikan berkenaan dengan rasio antara tujuan pendidian dengan dengan hasil pendidikan (output), artinya sejauh mana tingkat kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang dihasilkan, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. Pendidikan merupakan proses yang bersifat teleologis, yaitu diarahkan pada tujuan tertentu, yaitu berupa kualifikasi ideal. Jika peserta didik telah menyelesaikan pendidikannya namun belum menunjukkan kemampuan dan karakteristik sesuai dengan kualifiksi yang diharapkan berarti adalah masalah efektivitas pendidikan.
2.1.4 Masalah relevansi pendidikan
Masalah ini berkenaan dengan rasio antara tamatan yang dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan pendidikan di atasnya atau indtitusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan di atasnya. Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja
Dari ke empat masalah pendidikan sebagaimana disebutkan di atas, hanya masalah partisipasi yang sekarang mengecil. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya warga masyarakat akan pentingnya pendidikan dan semakin banyaknya satuan-satuan pendidikan yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan. Sedangkan ketiga masalah pendidikan berikutnya, yaitu masalah efisiensi, efektivitas, dan relevansi sampai sekarang masih terjadi dan ada kecenderungan bahwa masalah-masalah pendidikan tersebut semakin besar. Ketiga masalah pendidikan tersebut tidak saling terpisahkan. Masalah efiseinsi berpeluang menimbulkan masalah efektivitas, dan selanjutnya berpeluang pula menimbulkan masalah relevansi.
Masalah pendidikan di Indonesia merupakan masalah yang serius. Bukti untuk hal itu dapat disimak dari peringkat Human Development Index (HDI) yang dipantau oleh UNDP yang menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia dari tahun 1996 bearada pada eringkat 102 dari 174 negara, tahun 1999 peringkat 105 dari 174 negara, dan tahun 2000 peringkat 109 dari 174 negara dan dalam prestasi belajar yang dipantau oleh IAEA (International Association for the Evaluation of Educational Achievement) di bidang kemampuan membaca siswa SD, Indonesia berada pada urutan ke-26 dari 27 negara; kemampuan matematika siswa SLTP berada di urutan 34 dari 38 negara; kemampuan bidang IPA siswa SLTP berada pada urutan ke 32 dari 38 negara (T. Raka Joni, 2005).
Ada beberapa cara mengatasi masalah-masalah Pendidikan seperti tersebut di atas, antara lain:.
1. Tenaga Kependidikan sebagai figur utama proses pendidikan
Masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan merupakan masalah yang sangat mendesak untuk mendapatkan pemecahan. Sebab jika masalah tersebut dibiarkan agar lahir generasi-genarasi penerus yang yang tidak bisa diandalkan untuk menghadapi kompetisi global. Jika hal demikian betul-betul terjadi maka bangsa Indonesia akan semakin terpuruk.
Upaya memecahkan masalah pendidikan hendaknya dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem. Dengan pendekatan ini pendidikan dipandang sebagai suatu sistem, suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan. Dari berbagai komponen system pendidikan, yaitu : peserta didik (raw input), instrumental inpu,t termasuk di dalamnya tenaga kependidkian, dan environmental input, dari perspektif manajemen pendidikan komponen tenaga kependidikan merupakan komponen yang penting untuk dibahas.
Sampai sekarang dan juga untuk waktu-waktu yang akan datang figur tenaga kependidikan, termasuk para guru, kepala sekolah, dosen, dan pimpinan perguruan tinggi merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan meskipun konsep yang dianut sekarang adalah pendidikan berpusat pada peserta didik. Fakta menunjukkan bahwa meskipun raw input berkualitas tetapi jika ada masalah pada tenaga kependidikan, baik secara kuantitas maupun kualitas akan menyebabkan rendahnya kualitas output .
2. Tenaga kependidikan sebagai manajer pendidikan
Tenaga kependidikan, terutama kepala sekolah atau pimpinan institusi pendidikan merupakan manajer-manajer pendidikan. Sebagai manajer pendidikan tugas utama mereka adalah mengupayakan agar kegiatan pendidikan dapat menghasilkan tujuan-tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, melalui proses yaitu manajemen pendidikan.
Menurut Terry (Ngalim Purwanto, 2006: 7), manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya. Jika proses tersebut dilakukan dalam bidang pendidikan dan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan maka disebut sebagai manajemen pendidikan.
Manajemen merupakan inti dari administrasi (Ngalim Purwanto, 2006: 8). Sedangkan administrasi pendidikan adalah proses pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personil, spiritual, maupun matrial, yang bersangkuta paut dengan pencapaian tujuan pendidikan (Ngalim Purwanto, 2006: 3). Dengan demikian setiap tenaga kependidikan berperanan sebagai administrator. Dan sebagai administrator dirinya harus mampu berperan sebagai manajer pendidikan.
3. Masalah pendidikan dan kualitas manajemen pendidikan
Dari perspektif manajemen pendidikan, masalah pendidikan dapat terjadi jika kepala sekolah dan juga para guru tidak mampu menjadi manajer-manajer pendidikan yang baik. Masalah tersebut bisa saja terjadi karena : a. dirinya tidak memiliki pengetahuan yang memadai mengenai konsep-konsep manajemen pendidikan, b.dirinya kurang memahami konsep-konsep dasar pendidikan, dan c. dirinya tidak atau kurang memiliki kemampuan dan karakteristik sebagai manajer pendidikan, sehingga tidak mampu menjalankan peran sesuai dengan statusnya. Masalah kualitas manajer pendidikan seperti itu bisa terjadi karena kesalahan dalam penempatan. Seorang yang sebenarnya belum atau tidak siap untuk menjadi pemimpin karena faktor tertentu dia diangkat menjadi kepala sekolah.
Masalah-masalah pendidikan juga dapat terjadi jika para pemimpin institusi pendidikan lebih banyak menempatkan dirinya sebagai kepala dan bukan sebagai pemimpin. Sebagai kepala mereka bertindak sebagai penguasa, hanya bertanggung jawab pada pihak atasan, dan melakukan tugas-tugas karena perimintaan atasan. Jika kepala sekolah lebih banyak bertindak sebagai kepala maka dirinya akan kesulitan memberdayakan semua personal yang ada agar tujuan pendidikan tercapai.
4. Solusi terhadap masalah pendidikan dengan manajemen kinerja guru
Jika masalah-masalah pendidikan disebabkan oleh faktor manajemen maka upaya yang paling tepat untuk mencegah dan mengatasi adalah dengan meningkatkan kualitas manajemen pendidikan. Kualitas manajemen dapat meningkat jika para manajer-manajer pendidikan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya.
Seringkali terlontar pernyataan bahwa kualitas pendidikan sulit untuk ditingkatkan karena kurangnya dukungan dana. Namun ada fakta yang menunjukkan bahwa dana yang cukup bahkan lebih ternyata tidak berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan. Hal demikian dapat terjadi karena kepala sekolah tidak atau kurang mampu memberdayakan semua sumber yang ada, khusunya sumber daya manusia. Demikian juga halnya dengan peranan guru di sekolah sebagai manajer pendidikan, hambatan yang terjadi adalah kurangnya kemampuan untuk memberdayakan semua sumber belajar yang ada agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Untuk mengatasi masalah di atas salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah melalui peningkatan manajemen kinerja kepala sekolah dan guru. Dalam perspektif manajemen, agar kinerja guru dapat selalu ditingkatkan dan mencapai standar tertentu, maka dibutuhkan suatu manajemen kinerja (performance management) yang baik.

2.2 Relevansi antara Pendidikan Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja
PENGANGGURAN dari lulusan merupakan hal yang memang harus diantisipasi setiap lembaga pendidikan, agar makna Pendidikan di mata masyarakat memiliki arti sebagai sesuatu yang berguna serta bermanfaat dalam  memasuki dunia kerja.  Salah satu upaya untuk itu, harus ada relevansi antara pendidikan dengan kondisi dunia kerja yang terus mengalami perkembangan semakin ketat.
Sebelum kita ulas lebih jauh mengenai sub judul di atas, mari kita kaji tentang makna atau arti dari relevansi. Secara umum, arti dari relevansi adalah kecocokan. Relevan adalah bersangkut paut, berguna secara langsung (kamus bahasa   Indonesia). Relevansi
berarti kaitan, hubungan (kamus bahasa Indonesia). Menurut Green (1995: 16),
relevansi ialah sesuatu sifat yang terdapat pada dokumen yang dapat membantu
pengarang dalam memecahkan kebutuhan akan informasi. Dokumen dinilai
relevan bila dokumen tersebut mempunyai topik yang sama, atau berhubungan
dengan subjek yang diteliti (topical relevance).
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan arti secara sederhana mengenai relevansi, yaitu suatu kondisi yang mengalami kesesuaian atau kecocokan dengan kondisi yang lain. Yang menuntut akan terjadinya sinkronisasi atau keterdukungan dari suatu kondisi terhadap kondisi yang lain
Contoh, seperti yang kita bahas di sini mengenai Pendidikan di Perguruan Tinggi dengan Duni Kerja. Artinya, ada suatu harapan ketika seorang lulusan dari perguruan tinggi ketika terjun dalam dunia kerja. Pengetahuan  yang telah didapat dari Perguruan Tinggi diharapkan mampu menjadi bekal atau modal ketika memasuki dunia kerja. Bekal dalam arti apa yang telah di perdalam dalam perguruan tinggi mampu menjadi pendukung setiap profesi yang di geluti.
Pengertian yang kedua, bahwa jenjang pendidikan yang telah ditempuh di perguruan tinggi sesuai atau tidakkah dengan profesia yang telah dijalankan ketika memasuki dunia kerja. Misalnya, lulusan Sarjana Hukum setidak-tidaknya profesi yang geluti adalah sebagai seorang hakim, pengacara, notaris, atau lainnya yang berkaitan dengan hal itu.   Lulusan ekonomi, minimal berprofesi sebagai akunting, sekretaris, manajer, dll yang sejenis.
Mengenai Relevansi antara Pendidikan diperguruan tinggi dengan Dunia Kerja, ada beberapa aspek yang perlu di kaji. Baik mengenai seberapa mendukungkah perguruan tinggi dalam mempersiapkan lulusan yang memiliki bekal untuk terjun ke dunia kerja, seberapa banyakkah daya dukung perguruan tinggi dalam mempersiapkan lulusan yang mampu sesuai dengan realitas dunia kerja, dan ada atau tidakkah peran serta perguruan tinggi dalam memberikan pengetahuan yang bisa diterapkan dalam dunia kerja.
Beberapa aspek kajian yang menjadi masalah ketika kita membicarakan masalah relevansi antara perguruan tinggi dengan Dunia Kerja ini berkenaan dengan rasio antara tamatan yang dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan pendidikan di atasnya atau institusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan di atasnya. Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja. Realitas lain mengenai relevansi ini, ternyata masih adanya lulusan Perguruan Tinggi yang bekerja tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang ada. Misal, masih adanya lulusan FISIP yang justru menjadi tenaga pendidik, lulusan pertanian pun ada yang juga menjadi pendidik. Yang kalau kita telaah secara ilmu kependidikan mereka sangat asing atau belum memahami secara menyeluruh.
Kita kembali ke atas, mengenai tiga aspek yang diulas dalam makalah ini bahwa dapat di tarik suatu pernyataan bahwa memang Perguruan Tinggi sangat mendukung dalam hal pengetahuan untuk menciptakan lulusan yang siap dalam dunia usaha, kedua; jika ditanya seberapa besarkah daya dukung tersebut, tentu banyak faktor yang memang harus dibenahi jika kita ingin mengharapkan daya dukung yang maksimal dari perguruan tinggi, dan ketiga; ada atau tidakkah peran perguruan tinggi; ini bisa kita jawab ketika kita mampu menyimpulkan dua pernyataan di atas bahwa otomatis keberadaan Perguruan Tinggi untuk menjadi pendukung dalam mempersiapkan lulusan untuk terjun dalam dunia kerja.




BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Mengenai Relevansi antara Pendidikan diperguruan tinggi dengan Dunia Kerja, ada beberapa aspek yang perlu di kaji. Baik mengenai seberapa mendukungkah perguruan tinggi dalam mempersiapkan lulusan yang memiliki bekal untuk terjun ke dunia kerja, seberapa banyakkah daya dukung perguruan tinggi dalam mempersiapkan lulusan yang mampu sesuai dengan realitas dunia kerja, dan ada atau tidakkah peran serta perguruan tinggi dalam memberikan pengetahuan yang bisa diterapkan dalam dunia kerja.
Beberapa aspek kajian yang menjadi masalah ketika kita membicarakan masalah relevansi antara perguruan tinggi dengan Dunia Kerja ini berkenaan dengan rasio antara tamatan yang dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan pendidikan di atasnya atau institusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Masalah relevansi pendidikan berhubungan dengan : tuntutan satuan pendidikan yang lebih atas yang terus meningkat dalam upaya mencapai pendidikan yang lebih berkualitas, aspirasi dan tuntutan masyarakat yang terus meningkat dalam upaya mencapai kehidupan yang berkualitas, ketersediaan lapangan pekerjaan di masyarakat. Kesenjangan terjadi jika komponen-komponen sistem pendidikan yang telah disebutkan di atas tidak mampu memenuhi tuntutan dan aspiranya yang ada.
3..2 Saran
Adapun saran yang mungkin bisa menjadi masukan untuk kita semua adalah:
1.    Melakukan evalusai secara berkala mengenai hasil yang telah diraih dalam mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing dalam dunia kerja
2.    Melakukan pembenahan agar bisa memberikan bekal pengetahuan yang mampu  menyentuh  realitas kehidupan dunia kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. “Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005- 2009”. Tersedia pada : http://www. ktsp.diknas.co.id/ktsp sd/ppt3.
Joni, T. Raka. (2005) Resureksi Pendidikan Profesional Guru. Malang: LP3 UM-Cakrawala Indonesia.
Mulyasa. (2002) Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. (2006) Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Redja Mudyahardjo. (2001) Pengantar Pendidikan : Sebuah Studi Awal tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa.
Sarwoto. (1998) Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.